Minggu, 17 November 2019

Pengertian Weda

KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Atas Asung Kertha Wara Nugraha Ida  Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) pada akhirnya makalah ini tersusun dalam bentuk yang sederhana setelah banyak rintangan baik teknis maupun non tekhnis. Adapun judul makalah yang saya ambil adalah Weda.
Penyusun menyadari bahwa komposisi, struktur maupun materi yang terdapat dalam makalah ini masih jauh dari yang diharapkan, oleh karena itu penyusun menyadari beberapa kekurangan-kekurangan dan keterbatasan penulis . Oleh karena itu saran dan kritik dari semua pihak yang sifatnya membangun sangat diharapkan dalam perbaikan makalah ini.
Dengan selesainya makalah ini penyusun ingin menyampaikan terima kasih kepada Dosen kami yang telah banyak memberi petunjuk dalam pembuatan makalah ini, tak lupa juga kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada teman-teman kami yang telah banyak memberikan  motivasi dan dorongannya sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Om Santi Santi Santi Om.

                                                         
Amlapura,  Oktober 2017


Penulis

DAPTAR ISI
Kata Pengantar f
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN 1
        1.1.Latar Belakang 1
        1.2.Rumusan Masalah 1
        1.3.Tujuan Penulisan 1
BAB II PEMBAHASAN 2
        2.1.Pengertian Weda 2
        2.2.Arti Kata Weda 2
        2.3.Bahasa Weda 3
        2.4.Kedudukan Kitab Suci Weda 4
BAB III PENUTUP 8
        3.1.Kesimpulan 8
        3.2.Saran 8
DAFTAR PUSTAKA 9

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam berbagai kesempatan melalui ceramah agama Hindu, dharma wacana, dharma tula, diskusi atau seminar, sebagian dari umat Hindu yang terpelajar menanyakan tentang kitab suci Veda. Mereka meyakini kitab suci Veda sebagai sumber ajaran agama Hindu, tetapi mereka belum pernah melihat bagaimana kitab suci Veda itu.

Kini perkembangan dunia modern sangat pesat, media komunikasi seperti televisi sangat bermanfaat bagi pengembangan atau penyampaian ajaran agama. Umat Hindu merasakan keterlambatan, ketidaksiapan dan kekurangan dalam memanfaatkan teknologi modern ini. Perkembangan dunia modern dalam era globalisasi ini, umat Hindu khususnya dan masyarakat pada umumnya ingin mengenal ajaran agamanya dan ajaran agama lain yang tidak dipeluknya lebih mendalam lagi. Untuk mendalami ajaran agama Hindu, kita harus merujuk pada kitab suci Veda.

1.2  Rumusan Masalah
 Apa pengertian Veda?
 Apa arti kata Veda?
 Bagaimana bahasa Veda?
4. Bagaimana Kedudukan Kitab Suci Veda?

1.3  Tujuan
 Untuk mengetahui pengertian Veda
 Untuk mengetahui arti kata Veda
 Untuk mengetahui bahasa Veda
4. Untuk mengetahui  Kedudukan Kitab Suci Veda



BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Veda
Pada tahun 1849 seorang sarjana Belanda R. Freiderich menulis tentang keberadaan Veda di pulau Bali. Para Pandita  memiliki lontar (manuscript) berupa 4 buah Samhita yang ditulis oleh Bhagavan Byasa (Maharsi Vyasa). Mereka merahasiakan isinya dan hanya mengajarkan kepada pandita sisya (murid)nya. R. Freiderich hanya diijinkan melihat sebuah lontar yaitu Brahmana Purana berbahasa Jawa Kuna. Kemudian sarjana Brumund dan Kern menemukan bahwa mantram-mantram berbahasa Sanskerta yang bercampur dengan bahasa Jawa Kuna itu adalah mantram ritual dan penjelasannya yang bersifat mistik dengan latar belakang Saivisme dengan warna Tantric.
Terhadap mantram-mantram Sanskerta di Bali yang disebut Catur Veda tidak lain adalah Narayanatharvasiropanisad yang aslinya terdiri dari 5 bait mantram (syair) dan di Bali hanya dikenal 4 bait mantram yang masing-masing bait berakhir dengan :, etad Rgveda siro dhite etad Yajurveda siri dhite, etad Samaveda siro dhite, dan etad Atharvaveda siro dhite.
Tentang Narayana Upanisad yang disebut Catur Veda ini, Sylvain Levi menyatakan adalah 4 bait dari Narayana Upanisad yang pada tiap-tiap pada bagian akhir berisi kata sirah, sering disebut Catur Veda Sirah. Jadi pada masa silam di Bali (Indonesia) tidak terdapat kitab suci Veda. Tentang Gayatri Mantram para Padanda tidak pernah mendengar walaupun tiap hari mengucapkan mantram itu (dalam Suryasevana) sumber aslinya adalah Rgveda III.62.10, kita mengenal Brahma Gayatri, Rudra Gayatri, Gayatri Kavaca.
Para Pandita dan sastrawan Indonesia mengenal nama Catur Veda yang disebut Sang Hyang Sruti melalui naskah-naskah Ramayana dan Mahabharata berbahasa Jawa Kuna. Dari 18 parva Mahabharata, hanya 9 parwa yang diwaris berbahasa Jawa Kuna.

2.2  Arti Kata Veda
Kata Veda dapat dikaji dari 2 pendekatan yaitu etimologi dan semantik. Kata Veda berasal dari urat kata kerja Vid yang artinya mengetahui dan Veda berarti pengetahuan, dalam arti semantik berarti pengetahuan suci, kebenaran sejati, pengetahuan tentang ritual, kebijaksanaan yang tertinggi, pengetahuan spiritual sejati tentang kebenaran abadi, ajaran suci atau kitab suci sumber ajaran agama Hindu.

Svami Dayananda Sarasvati dalam bukunya Rgvedadi Bhasya Bhumika menyatakan kata Veda berasal dari 4 urat kata kerja:
Vid : mengetahui (Anadi, Set, Parasmaipada)  Vetti.
Vid : menjadi ada (Divadi, Anit)  Vidyate.
Vid : membedakan (Rudhadi, Anit)  Vinte.
Vidl : mencapai (Tudadi, Set)  Vidanti atau Vindate.
Maurice Winternitz di dalam bukunya A History of Indian Literature, volume I menyatakan bahwa Veda (Rgveda) adalah pustaka monumental tertua Indo-Eropa (1927). Demikian pula Bloomfield dalam bukunya The Religion of Veda menyatakan bahwa Veda (Rgveda) bukan saja monument tertua umat manusia, tetapi juga dokumentasi di Timur yang paling tua, dan memperlihatkan peradaban yang tinggi di antara mereka yang dapat dijumpai dalam mantra-mantra Veda (1908). Sarvepali Radhakrishnan mengatakan bahwa Veda mengandung makna kebijaksanaan  menunjukkan spiritual yang sejati dari yang dituju umat manusia.
Veda dalam bentuk tunggal (bahasa Inggris) berarti pengetahuan suci dalam bentuk jamak Vedas berarti dalam pengertian yang luas yakni seluruh kitab Sruti yang terdiri dari 4 Veda (Mantra Samhita), kitab-kitab Brahmana, Aranyaka dan kitab-kitab Upanisad. S. Radhakrishnan lebih jauh menyatakan tentang arti Veda: Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan dalam tahap kedua disebabkan oleh pengkajian yang lebih mendetail, sedang

2.3 Bahasa Veda
Veda sebagai wahyu Tuhan Yang Maha Esa diyakini kebenarannya oleh seluruh umat Hindu. Kebenaran Veda tidak diragukan lagi. Bahasa yang digunakan dalam Veda adalah bahasa masyarakat di tempat wahyu itu diturunkan yaitu bahasa Sanskerta dan bahasa ini tetap juga digunakan sampai berkembangnya susastra Veda pada jaman sesudah Veda itu dihimpun dalam 4 himpunan yang disebut Samhita dan dikenal dengan nama Catur Veda (Rgveda, Yajurveda, Samaveda, dan Atharvaveda).
Bahasa Sanskerta dipopulerkan oleh Maharsi Panini, pada waktu itu menulis sebuah kitab Vyakarana yaitu kitab tata bahasa Sanskerta yang terdiri dari 8 Adyaya atau bab yang terkenal dengan nama Astadhyayi yang mengemukakan bahwa bahasa yang digunakan dalam Veda adalah bahasa deva-deva yang dikenal dengan nama daivivak yang artinya bahasa atau sabda devata.
Maharsi Patanjali menulis kitab Bhasa dan merupakan buku kritik terhadap karya Panini yang ditulis pada abad ke II Sebelum Masehi yang mengungkap nama Daivivak untuk menamai bahasa yang digunakan dalam Veda termasuk kitab-kitab itihasa (sejarah), purana (sejarah kuna), smrti/dharmasastra (kitab-kitab hukum), kitab-kitab agama (pegangan bagi Sampradaya atau Paksa seperti Saivagama, Tantrayana, juga bahasa yang digunakan dalam kitab-kitab darsana (filsafat Hindu).
Maharsi Katyayana dikenal pula dengan nama Vararuci yang hidup pada abad ke V Sebelum Masehi, di Indonesia salah satu karyanya diterjemahkan dalam bahasa Jawa Kuno pada jaman Majapahit  yaitu kitab Sarasamuccaya sedang Maharsi Panini hidup pada abad ke VI Sebelum Masehi, pengaruh kitab Astadhyayi sangat besar dalam perkembangan bahasa Sanskerta. Para ahli membedakan bahasa Sanskerta ke dalam 3 kelompok:
Bahasa Sanskerta Veda (Vedic Sanskrit) bahasa Sanskerta yang digunakan jauh lebih tua.
Bahasa Sanskerta Klasik (Classical Sanskrit) bahasa Sanskerta yang digunakan dalam susastra Hindu seperti itihasa, puran, dharmasastra.
Bahasa Sanskerta Campuran (Hybrida Sanskrit) bahasa Sanskerta yang sudah mendapat pengaruh dari bahasa yang berkembang pada saat itu.
3.4  Kedudukan Kitab Suci Veda
1. Veda, Kitab Suci, Sumber Ajaran Hindu
Satu-satunya pemikiran yang secara tradisional yang kita miliki adalah yang mengatakan bahwa Veda adalah Kitab suci agama Hindu. Diyakini sebagai kitab suci karena sifat isinya dan yang menurunkan (mewahyukan) adalah Tuhan Yang Maha Esa yang disebut apauruseya.Sebagai kitab suci, Veda adalah sumber ajaran agama Hindu sebab dari Vedalah mengalir ajaran yang merupakan kebenaran agama Hindu. Dari kitab Veda (Sruti) mengalirlah ajarannya dan dikembangkan dalam kitab-kitab Smrti, Itihasa, Purana, Tantra, Darsana, dan Tatwa-tatwa. Veda adalah sumber ajaran agama, sumber tertingi dari semua sastra agama, berasal dari Tuhan Yang Maha Esa, Veda diwahyukan pada permulaan adanya pengertian waktu.
Veda mengandung ajaran yang memberikan keselamatan di dunia ini dan akhirat nanti. Veda menuntun tindakan umat manusia sejak lahir sampai pada nafasnya yang terakhir. Ajaran Veda tidak terbatas hanya sebagai tuntunan hidup individual, tetapi juga dalam hidupbermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Segala tuntunan hidup ditunjukan kepada kita oleh ajaran Veda yang terhimpun dalam kitab-kitab Samhita, Brahmana, Aranyaka, Upanisad maupun yang dijelaskan kembali dalam kitab-kitab susastra Veda atau susastra Hindu lainnya.

2. Veda, Wahyu Tuhan Yang Maha Esa
Veda sebagai himpunan Sabda atau wahyu berasal dari Apauruseya (bukan dari purusa atau manusia) sebab para rsi penerima wahyu berfungsi hanya sebagai instrument (sarana) dari Tuhan Yang Maha Esa untuk menyampaikan ajaran suci-Nya. Svami Dayananda Saraswvati menyakan Veda adalah Sabda-Nya dan segala kuasa-Nya bersifat abadi, Rgveda, Yajurveda, Samaveda, dan Atharvaveda berasal dan merupakan Sabda-Nya, Tuhan Yang Maha Agung dan Sempurna, Para Brahman yang memiliki kekuasaan yang menjadikan diri-Nya sendiri, penuh kesadaran, supra empiris, dan sumber kebahagiaan dan Veda merupakan sabda-Nya yang bersifat abadi.
Tentang para rsi yang menerima wahyu Tuhan Yang Maha Esa dan menyampaikan secara lisan melalui tradisi kuno yakni system perguruan yang disebut parampara, seorang filologis Veda dan penyusun kitab Nirukta bernama Yaskacarya menyatakan:

 Nirukta  I. 19
 Saksat krta dharman rsayo
 Bubhuvustesaksat krta dharmabhya
 Upadesena mantram sampradu.

Artinya:
Para rsi adalah mereka yang memahami dan mampu merealisasikan dharma dengan sempurna. Beliau mengajarkan hal tersebut kepada mereka yang mencari kesempurnaan yang belum mereali-sasikan hal itu.

Jadi berdasarkan kutipan tersebut di atas, para rsi adalah mereka yang menerima wahyu Tuhan Yang Maha Esa karena kesucian pribadinya, mereka menerima sabda suci-Nya. Oleh karena itu seorang rsi disebut mantradrasta (mantradrastarah itirsih). Ada beberapa cara seorang rsi menerima wahyu Tuhan Yang Maha Esa:
Svaranada yakni gema
Upanisad, pikiran para rsi dimasuki oleh sabda Brahman
Darsana atau Darsanam yakni rsi atau orang suci berhadapan dengan deva-deva
Avatara yakni manusia berhadapan dengan Avatara-Nya
3. Veda, Sumber Hukum Hindu
Maharsi Manu, peletak dasar hukum Hindu menjelaskan Veda adalah sumber dari segala dharma atau hukum Hindu.

Manavadharmasastra II.6
Vedokhilo dmharma mulam
Smrti sile ca tad vida,
Acarasca iva sadhunam
Atmanas tustir eva ca.

Artinya
‘Veda adalah sumber dari segala dharma, kemudian barulah smrti, di samping sila, acara dan atmanastuti.

Kita mengenal sumber-sumber hukum Hindu menurut kronologisnya sebagai berikut:
Veda (Sruti)
Smrti (dharmasastra)
Sila (tingkah laku orang suci)
Acara (tradisi yang baik)
Atmanastuti (keheningan hati)
4. Nama-nama lain Kitab Suci Veda
Adapun nama-nama lain dari kitab suci Veda antara lain:
Kitab Sruti
Atharvaveda
Kitab Rahasya, rahasya artinya bahwa Veda mengandung ajaran yang bersifat rahasia yakni moksa
Kitab Agama, menunjukkan bahwa kebenaran Veda adalah mutlak dan harus diyakini kebenarannya.
Kitab Mantra, Kitab Mantra adalah nama lain dari kitab Veda, karena Veda memang berbentuk mantra atau puisi (syair) yang dapat dilagukan.















BAB III
PENUTUP
3.1    Kesimpulan
Weda merupakan kitab suci yang didalamnya terdapat ajaran-ajaran dan filsafat hidup yang termuat dalam sloka-sloka. Di dalam kitab Weda juga diajarakan pengetahuan-pengetahuan yang sifatnya membimbing umat Hindu ke jalan yang benar.

3.2    Saran.
Mari kita wujudkan bersama-sama tentang bagaimana cara kita sebagai pelajar dan umat Hindu untuk selalu menghayati dan mengamalkan serta melaksanakan  apa itu yang termuat dalam Weda. Dan saya menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran sangat saya harapkan dari teman-teman sekalian dan para pembaca lainnya demi makalah ini lebih sempurna dan bermanfaat bagi banyak orang.

















DAFTAR PUSTAKA

https://hindualukta.blogspot.co.id/2015/05/mengenal-veda-makalah.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar