Sistem Pendidikan Hindu di India
Perkembangan dan kemjuan dunia pendidikan di Indonesia, termasuk juga sistem pendidikan Hindu di masa kini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan kemajuan pendidikan Agama Hindu antara di Indonesia dengan pendididkan Agama Hindu di India. Bebicara tentang pendidikan Agama Hindu antara di Indonesia dengan di India, juga memiliki keterkaitan atau kedekatan dengan perkembangan Agama Hindu yang berawal dari negara India, yang pada akhirnya juga berkembang di negara Indonesia di masa silam (atita) sampai pada saat ini berkembang di era modern (wartamana) secara perlahan dan meyakinkan bagi pemeluknya dan umat manusia yang semakin gigih menggembleng diri untuk mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sejarah telah membuktikan, betapa sangat idealnya pemikiran pendidikan Hindu dari masa lalu hingga masa kini telah memberikan kontribusi yang sangat luhur untuk membentuk dan mewujudkan kadar-kader muda masa depan yang gemilang, cerah, disiplin, bertanggung jawab, berwawsan luas, ramah lingkungan, ramah berprilaku, dan sehat secara lahir maupun bathin. Penerapan pendidikan Agama Hindu di masa lalu bila dibandingkan dengan penerapan pendidikan Agama Hindu dimasa kini, terutama yang terlaksana di Indonesia memiliki konsistensi dan kestabilan dalam aplikasinya. Tidak menampakan adanya stagnasi dalam inti sari ajarannya, namun dapat adaptif dan mengikuti perkembangan sistem pendidikan modern dan selalu nampak lebih dinamis, namun pendidikan Hindu secara perlahan dan sekali waktu juga prontal dalam mengadaptasikan penerapannya dalam pola pendidikan kekinian.
Sistem Pendidikan Hindu di India
Berbicara mengenai sistem pendidikan Hindu di India bahwa sistemnya telah mengalami kemajuan yang cukup pesat, jika dibandingkan dengan sistem pendidikan Hindu di beberapa negara lainnya di Asia ataupun pada tingkat dunia. Hal itu dirasakan cukup beralasan, mengingat gudangnya ahli di bidang Agama Hindu berasal dari negeri India. Dapat dipastikan bahwa para pemikir di bidang keagamaan Hindu memang Indialah sebagai asalnya. Banyak expert atau ahli di bidang Agama Hindu menyebar secara merata di berbagai wilayah India.
Bilamana diperhatikan sistem pendidikan Hindu di India sepertinya telah mengakar dan merata keberadaan-nya pada setiap lembaga pendidikan formal baik dalam naungan pemerintah maupun di asuh oleh yayasan atau lembaga pendidikan swasta. Begitu juga pada jenjang pendidikan tinggi, bahwa pada setiap perguruan tinggi telah memiliki tenaga expert yang memadai. Pada sebagian besar wilayah di India telah memiliki lembaga pendidikan tinggi yang berskala nasional maupun yang bersekala internasional hal tersebut ditandai dengan adanya bahwa para peserta didiknya tidak semata dari warga local atau berasal dari negeri India saja, bahkan sudah banyak perguruan tinggi yang mahasiswa dan mahasiswinya dari luar negeri.
Dalam amatan secara langsung di lapangan, terutama yang berada di wilayah negara bagian utara Pradesh India, bahwa ada satu perguruan tinggi Hindu yang sangat terkenal bernama Banares Hindu University (BHU) yang berada di sebuah kota suci Hindu bernama kota Kasi, yang juga populer disebut kota Varanasi, atau secara spiritual dinamai kota Sizua. Bagi pengunjung asing lebih suka dinamai kota light atau kota "Sinar". Persisnya bahwa kota Barnares berada di seputar lintasan sungai suci Gangga pada kota Benares inilah ada sebuah perguruan tinggi Hindu yang sangat besar di wilayah India utara, yang telah ditata dan diasuh oleh para pakar di bidang Agama Hindu termasuk para pakar dalam disiplin ilmu lainnya, oleh karena pada BHU tersebut merupakan perguruan tinggi Hindu yang mengasuh berbagai disiplin ilmu yang ditekuni dan ditimba oleh para generasai Hindu dari India maupun yang berasal dari luar negeri.
Pendidikan Hindu di Masa Lalu
Mengenai sistem pendidikan Hindu di India sangat kental dengan pola atau sistem pendidikan Hindu yang masih tergolong tradisonal yang dinamai asram atau asrama, kalau di Indonesia belakangan ini lebih banyak dikenal dengan pasraman, termasuk juga sistem asram tersebut juga sudah lama diterapkan di Indonesia, khususnya berada di wilayah Bali. Pola atau sistem pendidikan Hindu yang ada berkembang di India di masa lalu adalah berakar atau bermula dari penerapan sistem pendidikan tradisonal yang ada di India sejak dulu.
Salah satu asram yang ada di kota suci Prayaga (dinamai juga kota allahabad di masa moderen ini) bernama Asram Baradiuaja. Asrm Baradwaja ini terletak di seputar persimpangan atau campuhan (sanggaman atau sanggam) sungai Gangga dan sungai Yamuna. Lokasi ini juga sebagi area yang sangat disucikan atau disakralkan oleh umat Hindu India atau umat Hindu Dunia. Lokasi tersebut juga lasim dinamai Triveni atau Trinadhi. Mengingat darah ini adalah daerah keramat bagi umat Hindu yang secara spiritual di jadikan area untuk melaksanakan ritual besar umat Hindu bernama Kumbha Mela yang pelaksanaanya di laksanakan setiap tahun sekali. Selanjutnya yang dilaksanakan setiap enam tahun sekali dinamai Arda Kumba Mela, kalau pelaksanaannya dilaksanakan setiap dua belas tahun sekali di namai Maha Kumba Mela.
Selain Asram Barad Waja yang ada di seputar kota suci Prayaga tersebut, maka pada pinggiran sungai Gangga dan sungai Yamuna tersebut banyak terdapat Asram yang di kelola oleh umat Hindu secara mandiri atau secara swakelola. Pada Asram tersebut secara alami yang bercirikan karakter spiritual dikelola dan diasuh para peserta didik atau sisya yang belajar tentang agama Hindu, termasuk juga belajar bahasa Sansekerta (Vyakarana), lagu-lagu keagamaan Hindu (Bhajanam), seni tari yang bernafas Hindu (Natya atau sebagai kalackra), belajar ilmu perbintangan (Jyotisa), belajar ilmu seni (Gandharva), belajar ilmu politik (Dhandaniti atau nitisastra). belajar ilmu gaib atau kjnanan, termasuk belajar pengendalian diri lewat yoga, dan sebagainya.
Sistem pendidikan Hindu pada Asram tersebut di laksanakan dengan sistem yang sangat ketat atau disiplin tinggi. Peserta didik dilatih dan dibina untuk mengembangkan diri dengan pola disiplin yang baik, mantap, konsisten, dan bertanggungjawab. Peserta didik tidak diperkenankan bergaya hidup mewah, hura-hura, acak-acakan, dan liar keluar masuk secara bebas menurut kehendak masing-masing. Hal atau perilaku seperti itu tidak di ijinkan belajar pada pasraman atau asram. setiap peserta didik mendapatkan pengawasan yang sangat ketat dan di bina secara lembut, ramah, sopan, simpati, cinta kasih, penuh rasa sayang, dan suka menolong.
Pendidikan Hindu di Masa Kini
Dalam kekinian, bahwa sepanjang yang pernah dialami dan diamati mengenai sistem pendidikan Hindu di India dapat dikatakan baik dan memiliki kemajuan yang sangat signifikan, jika di bandingkan dengan negara-negara maju lainnya di Asia, seperti Singapura, Jepang, Cina, Malaysia, dan sebagainya. Negara India memiliki perhatian dan prestasi yang baik di mata dunia. Hal tersebet di buktikan bahwa di bidang teknologi telah berhasil diciptakan teknologi canggih oleh generasi India bernama Caulana yang telah mampu mengangkasa lewat ciptaannya. Beberapa hal yang patut ditiru dalam sistem pendidikan Hindu dari India berikut ini:
Catrawas
Dalam memberikan pelayanan yang maksimal terkait dengan pemondokan bagi para mahasiswa dari lokal dan dari negara asing, maka sistem pendidikan Hindu dikelola dengan penyediaan mess atau asrama yang memadai. Setiap mahasiswa dan mahasiswi yang hendak tinggal di asrama dapat dilayani dengan baik. Termasuk juga pelayanan konsumsi secara rutin oleh pembina asrama. Para mahasiswa dan mahasiswi tinggal membayar sesuai yang telah di tentukan. Dengan tersedianya mess atau catrawas maka upaya memacu prestasi bagi para peserta didik menjadi lebih menantang. Secara umum dalam amanat nyata di lapangan bahwa peserta didik yang tinggal di mess lebih awal menyelesaikan pendidikannya, karena secara rutin keseharian telah terlayani kebutuhan makanan dan minuman (bhojanam) dengan baik.
Catrawerti
Ada dorongan material bagi peserta didik yang studi dalam berbagai jenjang di India. Tidak saja peserta didik lokal, bahkan jutaan peserta didik dari negara asing juga mendapatkan perhatian stimulus berupa beasiswa (catrawerti) dari pemerintah India secara continou sesuai dengan jenjang pendidikannya yang ditempuh. Mulai dari jenjang strata satu (bachelor) sampai dengan strata dua (magister), dan strata tiga (doctoral) diberikan bantuan beasiswa oleh pemerintah India lewat lembaga pendidikan tinggi dimana peserta didik tersebut menempuh studi. Hal inilah yang nampak sebagai suatu kemajuan besar dalam pengelolaan pendidikan tinggi Hindia di India.
Catra Yatra
Secara rutin setiap semester atau dalam setahun ada dua kali perjalan studi yang diberikan kesempatan oleh pemerintah India, yakni pada musim panas dan pada musim dingin, yang biayanya sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah India. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan refreshing kepada peserta didik, untuk lebih bersemangat lagi dalam menempuh dan menyelesaikan studinya. Saat catra yatra (mahasiswa studi banding) dilakukan ke berbagai daerah di wilayah negara bagian India, seperti ke kampus-kampus yang telah maju, karena bersejarah, ke tempat suci ke museum, mengenal peraban dan budaya setempat, mengenal seni, adat, dan kekhasan pencaharian masyarakat setempat dan sebagainya. Saat catra yatra dibimbing dan didampingi oleh dosen pembina dan perwakilan dari pihak kementrian pendidikan sebagai leading sector untuk memberikan petunjuk, arahan, binaan, dan guiding.
Adhyapaka-Adhyapika
Para pengajar atau dosen (adhyapaka ca adhyapika) memiliki kompetensi yang memenuhi syarat (qualified) yakni rata-rata berpendidikan doctor dan bahkan banyak yang telah menyandang jabatan guru besar (professor). Hal tersebut dirasakan ada nilai plus dalam dunia pendidikan Hindu di India, karena pengajarnya rata-rata telah berpengalaman di bidangnya. Para dosen yang berkualifikasi magister bisa di hitung dengan jari, artinya bahwa sangat langka dijumpai pada dosennya yang bergelar magister, kecuali dosen yang tergolqng magang atau honor. Masih juga ada nilai plus dari para dosennya adalah sebagai bagian besar para dosen telah mengalami pertukaran dosen secara lokal, nasional dan internasional melalui program visiting professor atau pertukaran dosen-dosen antar negara dan antar daerah di India. Progaram tersebut memberikan kesempatan dan memperluas wawasan para dosen yang pada akhirnya juga dikembangkah dan ditransfer kepada para asuhannya.
Sanggrahalaya
Pasilitas bagi mahasiswa-mahasiswi berupa koleksi benda-benda bersejarah dan memiliki nilai keilmuan, teknologi, budaya, seni, tradisi, pengobatan, perbintangan, dan sejenisnya telah diupayakan dengan penyediaan museum kampus (sanggrahalaya) dan museum yang ada di wilayah kota daerah setempat. Hal tersebut dapat memberikan dorongan dan stimulus menuju kemantapan prestasi belajar peserta didik dalam belajar. Para mahasiswa dengan mudah dan teratur bisa belajar dengan datang ke museum yang sekaligus sebagai lab kampus bagi peserta didik.
Yuva Mahotsava
Dalam hal pengembangan minat dan bakat bagi segenap peserta didik yang berasal dari lokal, nasional, dan internasional, maka pihak kampus memprogramkan sebua festival yang berskala besar berupa lomba keterampilan dan prestasi mahasiswa dinamai Yupa Mahotsava. Kegiatan tersebut secara rutin dilakukan mulai dari jenjang di tingkat kampus, ditingkat antar kampus di provinsi, dan ditingkat kampus secara nasional. Berbagai ragam budaya, seni, pertunjukkan, lomba, adu keterampilan, keilmuan, peragaan teknologi, dan adu prestasi bisa dipertontonkan dan dipresentasikan oleh peserta didik. Haltersebut juga memancing semangat belajar dan semangat menunjukkan kebolehan di bidang ilmu yang ditejumi
Nokari
Sebagai pendukung dalam berbagai program pendidikan pada perguruan tinggi di India, salah satunya adalah tenaga staf atau para pegawai (nokari). Bila diperhatikan secara kwantitas bahwa ukuran perguruan tinggi di India memiliki pegawai yang sangat terbatas. Tidak ada pegawai yang tergolong nganggur atau keluyuran. Jumlah pegawai pun sangat terbatas dan jika secara jujur dikatakan jumlahnya sangat sedikit. Entah apa yang menjadi alasan? kenyataannya jumlahnya sangat sedikit.
Karyalaya
Fasilitas yang cukup memadai dipersiapkan dalam pengelolaan dunia pendidikan tinggi, termasuk dalam sistem pendidikan Agama Hindu di India adalah sarana prasarana kerja berupa ruangan kerja atau perkantoran, yang lazimnya di Indonesia sebagai rektorat, bila di India bahwa tempat kerja para pegawai dinamai karyalaya. Pada rungan kerja tersebut sudah tertata secara paten dengan skat yang cukup aman terbuat dari amterial besi atau sejenis terali, tetapi sekat ruangannya agak terbatas atau secukupnya untuk satu atau maksimal dua orang dalam ruangan tersebut. Hal itu menandakan bahwa pentingnya penghematan penggunaan ruangan bagi tenaga pegawai dan cara kerjanya juga sangat disiplin dan tepat waktu.
Ada sedikit keheranan jika dilihat dari cara melayani peserta didik, bahwa ditanamkan pola pelayanan yang disiplin yang begitu tinggi. Misalnya jika ada para mahasiswa-mahasiswi yang membayar biaya pendidikan pada suatu loket atau bagian keuangan maka sangat ketat diterapakan pola antri, dengan mengingat bahwa peserta didik yang dilayani sangat banyak, sedangkanyang melayani hanya seorang pegawai saja atau beberapa orang pegawai sesuai dengan kompetensinya. Begitu juga dalam hal yang lainnya, seperti pendaftaran awal semester (admission) bagi setiap mahasiswa-mahasiswi, juga diperlukan secara disiplin tetapi sangat efektif. Jadinya para mahasiswa-mahasiswi telah terbiasa untuk antre dan tidak ada yang saling srobot. Kalupun ada satu dua yang ingin mendahului, jika tidak mendapatkan ijin dari pegawai (nokari), maka keinginan untuk mendapatkan pelayanan lebih awal tidak bisa terwujud. Dengan demikian bahwa setiap pegawai sudah terbiasa mengkondisikan untuk melayani secara tenang, nyaman, teratur, tertib, dan tuntas-secara pola antri.
Bhojanalaya
Sebagai upaya memberikan perhatian dan pelayanan yang optimal di area kampus maka dibeberapa sudut kampus juga tersedia tempat penjualan makanan pokok untuk sarapan pagi (subhaha bhojan) atau pun makan siang (dopahar bhojan). Pada tempat yang secara khusus tersebut sudah tersedia berbagai makanan dan minuman (kana pakana) yang sesuai dengan selera kalagan peserta didik. Tempat khusus untuk membuat aneka ragam makanan keperluan rutin tersebut stara dengan istilah kantin atau bhojanalaya. Hal tersebut difasilitasi di area kampus dengan maksud untuk memberikan pelayanan di bidang komsumsi, selain yang telah dipersiapkan pada masing-masing mess kampus (catrawas).
Ksetralaya
Satu hal penting yang juga sebagai bagian dari pola pengelolaan pendidikan agama Hindu di Indiaf bahwa area kampus dipersiapkan satu area yang luas berupa tanah lapang yakni lapangan kampus yang di lengkapi dengan fasilitas sesuai keperluan untuk pelayanan peserta didik. Lapangan kampus (ksetralaya) difungsikan untuk aktivitas lomba (utsava), aktivitas olahraga (krida), aktivitas yang bersifat seremonial penting bagi kampus (subhacaram), dan aktivitas lainnya yang bersifat akademis dan untuk memacu akademis dan untuk memacu prestasi peserta didik. Setidaknya bahwa di area tanah lapang tersebut juga untuk kegiatan belajar secara relax bagi peserta didik sebelum memasuki ruang kuliah secara di kelas (classes).
Pada area tanah lapang (ksetralaya) tersebut telah ditata dengan berbagai tanaman perindang untuk menambah suasana kampus tidak kepanasan mengingat cuaca di India sangat dalam perubahan cuaca, suatu ketika musim panas (garami mosam), musim dingin (tandi mosam), musim huian (barsat mosam) dan musim gugur dilanjutkan dengan musim semi. Dengan upaya penanaman pohon pelindung untuk kampus, maka pada saat-saat musim panas menjadi lebih nyaman dan segar. Jadi area kampus nampak hijau dan tidak nampak area kampus gersang, karena banyak tanaman pelindung (parvat) yang besar fumbuh dengan suburnya.
Kaksa
Fasilitas penting yang mendukung aktivitas pembelajaran dan pengajaran adalah berupa ruangan kuliah (kaksa). Ruangan kuliah telah ditata sedemikian rupa dalam bentuk kelas mini untuk ukuran perkiliahan yang diikuti oleh beberapa mahasiswa-mahasiswi, terutama untuk kelas khusus. Begitu pula untuk perkuliahan yang tergolong standar untuk pembelajaran bagi mahasiwa strata satu (bachelor) dan mahasiswa strata dua (magister). Mengingat kalaii mahasiwa strata satu jumlah mahasiswanya sangat membludak jika dibandingkan dengan mahasiswa program magister, maka penggunaan ruangan kelas untuk belajar dibuatkan ruangan kelas tergolong standar. Beda lagi untuk mahasiswa program doctoral bahwa kegiatan untuk di kelas tergolong sangat terbatas mengingat program doctor adalah tergolong sebagai sarjana penelitian (scholar research). Jadinya kegiatan kelas untuk program doctor sangat terbatas, kecuali ada presentasi, seminar penelitian, kegiatan konsultasi, dan aktivitas exam atau ujian (pariksa).
Masing-masing kelas sudah disiapkan secara teratur sesuai dengan prodinya, misalnya kelas untuk prodi filsafat (darsanam kaksa), kelas untuk tata bahasa Sanskrit (vyakarana kaksa), kelas untuk pertemuan atau rapat (subha kaksa), dan sebagainya. Begitu juga untuk kelas-kelas yang dipergunakan untuk kegiatan kuliah umum atau kuliah dengan peserta mahasiswa-mahasiswi yang sangat banyak, maka dipersiapkan ruangan agak luas dan besar (bara kaksa).
Sarva Sabha
Bilamana ada kegiatan kampus yang memerlukan kapasitas ruangan yang tergolong besar dan menampung peserta yang sangat banyak, maka ruangan khusus telah dipersiapkan berupa aula atau auditorium (sarva sabha). Ruangan tersebut difungsikan untuk kegiatan seminar (tarka vitarka), rapat terbuka kampus (bahut uttama sabha), kegiatan penamatan peserta didik (wisuda), dan kegiatan lainnya untuk kepentingan kampus. Intinya bahwa semua kegiatan kampus yang berskala besar, peserta yang banyak, dan sifatnya seremonial dipilihlah tempatnya di ruangan aula tersebut.
Brahmacharya
Apa makna brahmacharya? Makna utamanya adalah hidup berguru secara spiritual untuk mempelajari ajaran agama Hindu. Cara teori untuk mempelajari ilmu dan sastra agama Plindu yang mencakup tattwa (filsafat), susila (etika), acara (ritual), dharma (kewajiban dan hakekat kebenaran), tatvamasi (toleransi), sraddha (kepercayaan dan keyakinan), bhakti (penghormatan atau pengabdian), siksa (pendidikan), sanskriti (budaya), rajaniti (ilmu politik), artha sastra (ekonomi), usadha (obat-obatan), dan sebagainya. Melalui sistem pendidikan agama Hindu dengan konsep bramacharya, maka tujuan untuk mewujudkan kader Hindu yang berkualitas dan bertanggung jawab dapat mencapai hasil maksimal.
Sistem pendidikan agama Hindu di India dari masa lalu sampai dengan masa kini ada dinamika pengelolaannya, baik yang menyangkut sumber daya manusianya (SDM), fasilitasnya, program pendidikannya, dan peserta didiknya. Pada masa lalu bahwa keberadaan asram masih sangat mendominasi bagi kalangan masyarakat India. Ini berarti bahwa sistem asram bukan berarti sudah ditinggalkan oleh penggemar ilmu dan teknologi. Pola asram lebih penekanan kepada pembinaan kehidupan beragam Hindu dan pembinaan ketahanan dan kemantapan spiritual. Namun dalam pola atau sistem pendidikan yang dimodifikasikan ala modern di masa kini adalah sistem yang dikonvergensikan dengan pola yang berkembang dari berbagai pengaruh keilmuan atau multi effect of knowledge.
Sistem asram lebih menekankan pemantapan pada pembinaan spiritual generasi penerus atau pelajar, sedangkan sistem yang termodifikasi dengan sistem pendidikan kekinian adalah dalam upaya antisipasi dinamika multi science (sva jnana) tersebut. Hal itu terbukti dapat dilihat di Banares Hindu University (BHU) di Banares, uttar Pradesh, India, bahwa berbagai ilmu atau disipilin bisa dipelajari di kampus tersebut. Tidak hanya bidang keilmuan agama Hindu, tetapi juga di bidang exact pun juga bisa ditempuh di BHU. Hal itu menandakan bahwa kemajuan di bidang keilmuan dan teknologi memang diajarkan dalam agama Hindu yang dikenal dengan konsep tri samaya yakni atita atau di masa lalu, di masa kini atau wartamana, dan dimasa yang akan datang adalah nagata.
Disadari bahwa keberadaan agama Hindu sangat adaptif dan pleksibel sesuai dengan pola ajarannya yang di namai drsta atau sima. Mau belajar di asram silakan dan mau study atau adhyayanam di university (maha vidyalaya) juga tidak dipersalahkan. Tergantung pada target yang ingin disasar oleh peserta didik. Tujuan utama dalam sistem pendidikan agama Hindu adalah terwujudnya insan Hindu yang suputra (putra utama) dan suputri (putri utama). Selain itu juga untuk mewujudkan insan yang zoidyan tarn atau beipengetahuan luas di bidang agama Hindu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar