Kamis, 07 November 2019

Makalah Kajian Tentang Hubungan Ilmu Sosial, IPS, dan Social Studies

I.       Hakikat Ilmu Sosial, IPS, dan Social Studies
1.        Ilmu Sosial
1.1     Hakikat Ilmu Sosial
Berbicara mengenai ilmu sosial kita akan dihadapkan pada suatu aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya. Yang pada dasarnya manusia tersebut adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup seorang diri. Manusia membutuhkan manusia lainnya untuk dapat hidup saling beriringan bersama sama. Ilmu sosial, dalam mempelajari aspek-aspek masyarakat secara subjektif, inter-subjektif, dan objektif atau struktural, sebelumnya dianggap kurang ilmiah bila dibanding dengan ilmu alam. Namun sekarang, beberapa bagian dari ilmu sosial telah banyak menggunakan metoda kuantitatif. Demikian pula, pendekatan interdisiplin dan lintas-disiplin dalam penelitian sosial terhadap perilaku manusia serta faktor sosial dan lingkungan yang mempengaruhinya telah membuat banyak peneliti ilmu alam tertarik pada beberapa aspek dalam metodologi ilmu sosial. Penggunaan metoda kuantitatif dan kualitatif telah makin banyak diintegrasikan dalam studi tentang tindakan manusia serta implikasi dan konsekuensinya. Bisa diartikan ilmu social sebagai suatu ilmu yang berisi mengenai interaksi antara manusia dengan manusia secara individu, manusia dengan manusia secara individu dan kelompok, manusia dengan manusia secara sama sama berkelompok. Dengan adanya interaksi semacam ini manusia satu dengan manusia lainnya pastilah akan saling berkomunikasi, saling mengenal satu dengan lainnya, bisa jadi saling bergotong royong bahu membahu saling tolong menolong satu dengan lainnya namun bisa jadi pula justru dengan adanya interaksi tersebut terjadilah konflik karena adanya ketidakcocokan antara manusia satu dengan lainnya.
Pengertian atau definisi dari ilmu sosial tidaklah hanya satu saja, ada beberapa versi lainnya menurut beberapa ahli sosial yang datang dari berbagai penjuru dunia. Yang pertama adalah seorang ahli sosial dari negeri seberang yang bernama Peter Herman, ia mengatakan bahwa ilmu sosial merupakan pelajaran berharga mengenai perbedaan namun tetap menjadi kesatuan. Yang berarti adalah manusia hidup di muka bumi ini dikaruniai akal pikiran yang tentu berbeda beda dengan manusia satu dan lainnya lagi. Akan tetapi pada prinsipnya adalah sama, semua manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan manusia lain untuk saling berinteraksi satu denga lainnya. Setiap manusia tidak ada yang bisa benar benar hidup seorang diri, tanpa bantuan manusia lain untuk melangsungkan kehidupannya setiap hari. Pengertian ilmu sosial juga diberikan oleh ahli yang bernama Gross, menurut Gross ilmu sosial merupakan ilmu yang mempelajari tentang manusia yang merupakan bagian dari suatu anggota masyarakat, atau pada kelompok tertentu atau bahkan suatu kelompok masyarakat yang ia bentuk sendiri. Dalam hal ini manusia tidak hanya berinteraksi saja namun manusia juga akan mendapatkan pelajaran hidup seperti konflik yang kecil hingga peperangan antar kelompok manusia. Hal ini sangat lumrah terjadi mengingat setiap manusia tidak dikaruniai isi akal pikiran yang sama satu dengan lainnya, pasti akan ada saja perbedaan yang terjadi. Dari kedua pengertian ilmu sosial menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa ilmu sosial memang merupakan ilmu yang mempelajari tentang manusia, baik kehidupan berinteraksi satu dengan lainnya, kehidupan saling menguntungkan atau mutualisme, karena manusia tidak dapat hidup sendiri. Akan tetapi dalam interaksi tersebut pastilah akan ada konflik konflik yang terjadi baik antar manusia secara individu, manusia individu dengan kelompok, ataupun antar manusia secara berkelompok. Meski begitu pasti akan ada penyelesaian yang didapatkan dari hasil interaksi lagi nantinya. Demikianlah yang dapat dibahas mengenai pengertian ilmu sosial secara umum, dan dari beberapa ahli yang dapat anda pelajari. Tujuan Ilmu Sosial membantu perkembangan wawasan penalaran dan kepribadian mahasiswa agar memperoleh wawasan yg lebih luas dan ciri – ciri kepribadian yg diharapkan dari sikap mahasiswa, khususnya berkenaan dengan sikap dan tingkah laku manusia dlm menghadapi manusia lain, serta sikap dan tingkah laku manusia – manusia lain terhadap manusia yg bersangkutan secara timbal balik.
dan juga merupakan suatu usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan umum dan pengetahuan dasar tentang konsep2 yg dikembangkan untuk melengkapi gejala – gejala sosial agar daya tanggap (tanggap nilai), persepsi dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan sosial dapat ditingkatkan, sehingga kepekaan mahasiswa pada lingkungan sosialnya menjadi lebih besar.

1.2 Cabang-cabang Ilmu Sosial
Cabang-cabang utama dari ilmu sosial adalah:
1.      Antropologi, yang mempelajari manusia pada umumnya, dan khususnya antropologi budaya, yang mempelajari segi kebudayaan masyarakat
2.      Akuntansi, yang mempelajari suatu aktivitas dalam mengidentifikasikan, mengukur, mengklasifikasi, dan mengikhtisar sebuah transaksi ekonomi atau kejadian yang dapat menghasilkan data kuantitatif terutama yang bersifat keuangan yang dipergunakan dalam pengambilan keputusan
3.      Arkeologi, yang mempelajari kebudayaan (manusia) purbakala melalui kajian sistematis atas data bendawi yang ditinggalkan
4.      Astronomi, yang mempelajari benda-benda langit serta fenomena-fenomena alam di luar Bumi
5.      Demografi, yang mempelajari dinamika kependudukan manusia
6.      Ekologi, yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya
7.      Ekonomi, yang mempelajari produksi, dan pembagian kekayaan dalam masyarakat
8.      Geografi, yang mempelajari lokasi, dan variasi keruangan atas fenomena fisik, dan manusia di atas permukaan bumi
9.      Geologi, yang mempelajari Bumi beserta komposisinya, struktur, sifat-sifat fisik, dan sejarahnya
10.  Hukum, yang mempelajari sistem aturan yang telah dilembagakan
11.  Ilmu Lingkungan, yang mempelajari lingkungan dan solusi permasalahan lingkungan
12.  Klimatologi, yang mempelajarinya iklim dan cuaca
13.  Kriminologi, yang mempelajari kejahatan dan tindak pidana
14.  Linguistik, yang mempelajari aspek kognitif dan sosial dari bahasa
15.  Pendidikan, yang mempelajari masalah yang berkaitan dengan belajar, pembelajaran, serta pembentukan karakter dan moral
16.  Politik, yang mempelajari pemerintahan sekelompok manusia (termasuk negara)
17.  Oseanografi, yang mempelajari samudra dan lautan
18.  Paleontologi, yang mempelajari kehidupan pra-aksara Psikologi, yang mempelajari tingkah laku dan proses mental
19.  Sejarah, yang mempelajari masa lalu yang berhubungan dengan umat manusia
20.  Seksologi, yang mempelajari seksualitas manusia
21.  Sosiologi, yang mempelajari masyarakat dan hubungan atau relasi antar manusia di dalamnya
Ilmu Sosial merupakan satu matakuliah tunggal, sedangkan Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan kelompok dari sejumlah mata pelajaran (untuk sekolah lanjutan). Ilmu Sosial diarahkan kepada pembentukan sikap dan kepribadian, sedang Ilmu Pengetahuan Sosial diarahkan kepada pembentukan pengetahuan dan ketrampilan intelektual.

2. IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)
2.1 Hakikat IPS
Hakikat IPS merupakan setiap manusia sejak lahir telah berinteraksi dengan manusia lain, misalnya dengan ibu yang melahirkannya, ayahnya, dan keluarganya. Selanjutnya setelah usia taman Kanak-kanak ia akan berinteraksi dengan teman-teman sekelasnya, dan dengan gurunya. Sesuai dengan bertambahnya umur, maka interaksi tersebut akan bertambah luas, begitu juga ia akan mendapat pengalaman dan hubungan sosial dari kehidupan masyarakat disekitarnya. Dari pengalaman tersebut anak akan mengenal bagaimana seluk beluk kehidupan. Misalnya bagaimana cara seseorang memenuhi kebutuhan hidupnya, cara menghormati orang yang lebih tua, sebagai anggota masyarakat harus mentaati aturan atau norma-norma yang berlaku, mengenal hal-hal yang baik dan buruk, maupun benar dan salah.
Semua pengetahuan yang telah melekat pada diri anak tersebut dapat dikatakan sebagai “pengetahuan sosial” Dengan demikian dalam diri kita masing-masing dengan kadar yang berbeda, sebenarnya telah terbina pengetahuan sosial tersebut sejak kecil, hanya namanya belum kita kenal dan dikenal setelah secara formal memasuki bangku sekolah. Ilmu pengetahuan dan  teknologi (Iptek) merupakan ungkapan kemampuan manusia memanfaatkan akal, pikirannya dalam memenuhi kebutuhan hidup bermasyarakat. Aspek kehidupan tersebut merupakan aspek kehidupan budaya. Mulyono Tj (1982) mengemukakan bahwa pengajaran IPS perlu pula memperhatikan bagaimana cara memilih dan menyusun konsep, agar pelaksanaan dan pengembangan materi pelajaran tidak bermasalah, artinya tidak terjadi kesalahan dalam memilih konsep atau salah konsep maka perlu diperhatikan cara memilih konsep hendaknya dipilih berdasarkan prinsip-prinsip seperti berikut yaitu: (a) perinsip keperluan, (b) perinsip ketepatan, (c) perinsip mudah dipahami, dan (d) perinsip kegunaan. Sedangkan cara menyusun konsep adalah: Konsep merupakan abstraksi dari sekumpulan fakta yang memiliki ciri-ciri yang sama. Konsep itu terwujud dari bentuk konkrit ke bentuk abstrak. Proses ini dilakukan oleh anak-anak didik berdasarkan latar belakang pengalamannya. Perkembangan Iptek yang sangat cepat nampak pada penggunaan komputer dan satelit. Dengan teknologi, sekarang orang dapat dengan cepat dapat menghimpun informasi dunia dengan rinci tentang segala hal, misalnya kekayaan laut, hutan,   Pengembangan situasi politik suatu negara, dan peristiwa-peristiwa aktual lainnya. Dengan kemajuan Iptek yang begitu kuat pengaruhnya sehingga dapat mengubah sikap, pandangan, dan perilaku sesorang. Dengan kemajuan teknologi pula sekarang ini orang dapat berkomunikasi dengan cepat di manapun mereka berada melalui handphone dan   internet. Kemajuan Iptek menyebabkan cepatnya komunikasi antara orang yang satu dengan lainnya, antara negara satu dengan negara lainnya. Dengan demikian maka arus informasi akan semakin cepat pula mengalirnya. Oleh karena itu diyakini bahwa “orang yang menguasai informasi itulah yang akan menguasai dunia”. Cobalah amati keadaan lingkungan Saudara baik lingkungan desa, kelurahan, kecamatan, kabupaten, propinsi, maupun negara, apa yang terjadi? Betapa cepatnya perubahan lingkungan sebagai akibat pemanfaatan dan penerapan Iptek. Semua kegiatan manusia telah didominasi tenaga mesin, misalnya bidang pertanian, menebang pohon, membangun rumah dan gedung, jembatan, jalan, dan sebagainya. Coba bandingkan keadaan sekarang dengan ketika Saudara masih kecil apa yang telah terjadi? Dalam kehidupan bermasyarakat, urutan waktu dengan peristiwa sangat bermakna dalam menelaah perkembangan serta kemajuan. Urutan waktu dan peristiwa di atas merupaka aspek sejarah yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Dengan mengkaji peristiwa-peristiwa masa lalu kita dapat mengambil hikmahnya, mengambil hal-hal yang baik dan menguntungkan, sebaliknya kita dapat menghindari pengalaman buruk yang mengakibatkan malapetaka bagi manusia. Selanjutnya kita dapat membuat keputusan untuk apa yang akan kita perbuat di masa sekarang dan yang akan datang. Kehidupan manusia juga terkait dengan aspek tempat atau ruang dan waktu, misalnya kita bertemu dengan orang baru maka yang akan ditanyakan tentunya “siapa namanya?” kemudian “dimana tempat tinggalnya” Begitu juga jika terjadi peristiwa kerusuhan pasti yang akan ditanyakan adalah “kapan” dan “dimana” Ini menunjukkan bahwa antara waktu dan tempat mempunyai kaitan yang erat. Suatu tempat atau ruang dipermukaan bumi, secara alamiah dicirikan oleh kondisi alamnya yang meliputi iklim dan cuaca, sumber daya air, ketinggian dari permukaan laut, dan sifat-sifat alamiah lainnya. Jadi bentuk muka bumi seperti daerah pantai, dataran rendah, dataran tinggi, dan daerah pegunungan akan mempengaruhi terhadap pola kehidupan penduduk yang menempatinya. guru IPS diharapkan selain memahami orientasi dan pendekatan kurikulum, juga memahami konsep-konsep dan generalisasi yang terdapat dalam kurikulum maupun dari buku paket dan buku teks lainnya yang dianggap tepat untuk diajarkan. Upaya itu dimaksudkan agar konsep dan generalisasi dapat diajarkan sebagai jawaban terhadap tuntutan kebutuhan yang beranggapan bahwa pengajaran fakta selama ini sudah tidak memadai lagi, seperti dikatakan Edwin Fenton (1976) bahwa: fakta semata tidaklah berarti apa-apa untuk dirinya sendiri. Fakta akan memiliki arti dalam fikiran orang yang mempelajarinya. Suatu fakta yang sama akan mempunyai arti yang berbeda terhadap dua orang yang pandangannya berbeda.
Dapat juga dikatakan bahwa pelajaran IPS ini diharapkan bukan hanya penanaman, pembinaan pengetahuan konsepsional belaka, melainkan ialah pembinaan pengerian sikap terhadap nilai-nilai praktis (operasional) dari pada konsep tersebut serta kemahiran penerapannya sebagai insan sosial.   Oleh karena pengajaran IPS bukan sekadar menyedorkan serentetan konsep-konsep saja, melainkan kemampuan guru dan siswa menarik nilai/arti yang terkandung dalam konsep, serta bagaimana cara menerapkannya.

1.2        Karakteristik Pembelajaran IPS
Karakteristik dari pendidikan IPS adalah berubah-ubah atau bersifat dinamis, sesuai dengan perubahan yang terjadi di masyarakat. Sejalan dengan yang diungkapkan oleh Sapriya (dalam Sahaja, 2014) bahwa “Salah satu karakteristik social studies adalah bersifat dinamis, artinya selalu berubah sesuai dengan tingkat perkembangan masyarakat”.
Selain itu, ada beberapa karakteristik pendidikan IPS yang dikaji berdasarkan ciri dan sifatnya menurut Kosasih Djahiri (dalam Sapriya, dkk., 2009, hlm. 8) antara lain:
a.       IPS berusaha mempertautkan teori ilmu dengan fakta atau sebaliknya (menelaah fakta dari segi ilmu).
b.      Penelaahan dan pembelajaran IPS tidak hanya dari satu bidang disiplin ilmu saja, melainkan bersifat konfrehensip (meluas/dari berbagai ilmu sosial lainnya, sehingga berbagai konsep ilmu secara terintegrasi terpadu) digunakan untuk menelaah satu masalah/tema/topik. Pendekatan seperti tersebut juga sebagai pendekatan integrated, juga menggunakan pendekatan broadfield, dan multiple resources (banyak sumber).
c.       Mengutamakan peran aktif siswa melalui proses belajar inquiri agar siswa mampu mengembangkan berpikir kritis, rasional dan analisis.
d.      Program pembelajaran disusun dengan meningkatkan/menghubungkan bahan-bahan dari berbagai disiplin ilmu sosial dan lainnya dengan kehidupan nyata di masyarakat, pengalaman, permasalahan, kebutuhan, dan memproyeksikannya kepada kehidupan di masa depan baik dari lingkungan fisik/alam maupun budayanya.
e.       IPS diharapkan secara konsep dan kehidupan sosial yang sangat labil (mudah berubah), sehingga titik berat pembelajaran adalah terjadinya proses internalisasi secara mantap dan aktif pada diri siswa agar siswa memiliki kebiasaan dan kemahiran untuk menelaah permasalahan kehidupan nyata pada masyarakatnya.
f.       IPS mengutamakan hal-hal, arti dan penghayatan hubungan antarmanusia yang bersifat manusiawi.
g.      Pembelajaran tidak hanya mengutamakan pengetahuan semata, juga nilai dan keterampilannya.
h.      Berusaha untuk memuaskan setiap siswa yang berbeda melalui program maupun pembelajarannya dalam arti memperhatikan minat siswa dan masalah-masalah kemasyarakatan yang dekat dengan kehidupannya.
i.        Dalam pengembangan program pembelajaran senantiasa melaksanakan prinsip-prinsip, karakteristik (sifat dasar) dan pendekatan-pendekatan yang menjadi ciri IPS itu sendiri.
Dari pemaparan karakteristik di atas jelas bahwa siswa tidak hanya dituntut untuk memiliki pengetahuan saja, namun siswa juga harus mahir dalam menelaah setiap permasalah dalam kehidupan nyata pada masyarakat.

1.3        Tujuan Pembelajaran IPS
Secara umum dapat dijelaskan bahwa tujuan mata pelajaran IPS adalah untuk memberikan gambaran sebagai penekanan terhadap sasaran akhir yang hendak dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses dan mampu menyelesaikan pendidikan pada jenjang sekolah dasar. Selain itu, menurut Sapriya, dkk (2007, hlm. 8) tujuan pengajaran IPS adalah.
1.      Untuk membentuk dan mengembangkan pribadi “warga negara yang baik” (good citizen). Seorang waraga negara yang dihasilkan oleh Pendidikan IPS mempunyai sifat sebagai warga negara yang reflektif, mampu atau trampil, dan peduli.
2.      Bukan sekedar berarti ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk keperluan pendidikan di skeolah, juga di dalamnya termasuk komponen pengetahuan dan metode penyelidikan/metode ilmiah dari ilmu-ilmu sosial serta termasuk komponen pendidikan nilai atau etika yang kelak diperlukan sebagai warga negara dalam proses pengambilan keputusan.
3.      Meliputi aspek pengetahuan yang berkenaan dengan pemberian latar pengetahuan informasi tentang dunia dan kehidupan, sikap dan nilai, dimensi rasa yang berkenaan dengan pemberian bekal mengenai dasar-dasar etika masyarakat yang nantinya akan menjadi orientasi nilai dirinya dalam kehidupan di dunia nyata, serta keterampilan khususnya yang berkenan dengan kemampuan dan keterampilan IPS.
Sapriya, dkk (2007, hlm. 13) menyimpulkan tujuan dari IPS adalah sebagai berikut:
Mengembangkan siswa untuk menjadi warganegara yang memiliki pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan yang memadai untuk berperan serta dalam kehidupan demokrasi dimana konten mata pelajarannya digali dan diseleksi berdasar sejarah dan ilmu sosial, serta dalam banyak hal termasuk humaniora dan sains.

Selanjutnya Hasan (dalam Supriatna dkk,2009, hlm. 5) juga menjelaskan bahwa“Tujuan pendidikan IPS dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu pengembangan kemampuan intelektual siswa, pengembangan kemampuan dan rasa tanggung jawab sebagai anggota masyarakat dan bangsa serta pengembangan kemampuan diri siswa sebagai pribadi”.

1.4        Ruang Lingkup Pembelajaran IPS
Menurut Sapriya, dkk (2007, hlm. 19) mengatakan bahwa ruang lingkup mata pelajaran IPS dapat dilihat pada tabel Aspek dan sub aspek Ilmu-Ilmu Sosial di halaman berikutnya.
Aspek
Subaspek
a.       Sistem Sosial dan Budaya

a.       Individu, keluarga, dan masyarakat.
b.      Sosiologi sebagai ilmu dan metode.
c.       Interaksi sosial.
d.      Sosialisasi.
e.       Pranata sosial.
f.       Struktur sosial.
g.      Kebudayaan.
h.      Perubahan sosial budaya.
b.      Manusia, Tempat, dan Lingkungan

a.       Sistem informasi geografi.
b.      Interaksi gejala fisik dan sosial.
c.       Struktur internal suatu tempat atau wilayah.
d.      Interaksi keruangan.
e.       Persepsi lingkungan dan kewajiban
c.       Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan

a.       Berekonomi.
b.      Ketergantungan.
c.       Spesialisasi dan pembagian kerja.
d.      Perkoperasian.
e.       Kewirausahaan.
f.       Pengelolaan keuangan perusahaan.
a.       Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan

a.       Dasar-dasar ilmu sejarah.
b.      Fakta, peristiwa, dan proses
Secara mendasar IPS merupakan kumpulan pengetahuan tentang kehidupan sosial yang bersumber dari kehidupan sehari-hari di dalam masyarakat yang melibatkan segala tingkah laku dan kehidupan. Sehingga ruang lingkup mata pelajaran IPS di sekolah dasar yang tercantum dalam KTSP (dalam Depdiknas, 2006, hlm. 114) meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
a.       Sistem sosial dan budaya
b.      Manusia, tempat dan lingkungan
c.       Perilaku ekonomi, dan kesejahteraan
d.      Waktu, berkelanjutan dan perubahan

3. Social Studies
3.1 Hakikat Social studies
Secara etimologi, ilmu sosial berasal dari bahasa Inggris social science. Kata social berarti sosial sedang kata science bermakna ilmu. Dengan demikian, secara literal social science mempunyai makna ilmu sosial.  Seangkan secara terminologi, sampai saat ini belum terdapat kesatuan pendapat dan rumusan yang jelas di antara para ahli berkenaan dengan batasan atau pengertian social science (ilmu-ilmu sosial). Sebagai panduan memahami masalah tersebut, di sini dikemukakan beberapa batasan atau pengertian social science.
a. The social science is the study of the group life of man. The social scientist is interested in all the form which human relationships take in organized groups.
b. The social sciences are these subjects that relate to the origin, organization and development of human society, especially, to man and his association with other man.
c. Social sciences: the branch of knowledge that deal with human society or itscharacteristic elements, as family, state, or race, and with the relationand well being as a member of an organized community. one of a group of sciences dealing with special phases of human society, such as economics, sociology, and politics. a term some times applied to the scholarly matrials concern with the detailed, systematic, and logical study human being, and their interrelation.
Dari batasan-batasan  di atas, dapat dipahami bahwa ilmu-ilmu sosial adalah ilmu yang mempelajari segala aspek kehidupan masyarakat, problem dalam masyarakat, serta bertujuan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Senada dengam kesimpulan tersebut, Mukmina (2008 : 7) mendefinisikan ilmu sosial sebagai ilmu yang bidang kajiannya berupa tingkah laku manusia dalam konteks sosialnya. Termasuk dalam ilmu sosial adalah geografi, ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi, psikolog, dan ilmu politik, yang pada umumnya merupakan hasil kebudayaan manusia.
Edgar Bruce Wesley (1937) menyatakan bahwa social studies adalah ilmu – ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan pendidikan. The United States of Education’s Standard Terminoogy for Curriculum and Instruction menyatakan bahwa social studies berisi aspek – aspek ilmu sejarah, ilmu ekonomi, ilmu politik, sosioogi, antropologi, psikolofi, ilmu geografi, dan filsafat yang dipilih untuk tujuan pembelajaran sekolah dan perguruan tinggi. Secara umum, pengertian social studies menyiratkan hal – hal berikut:
a.       Social studeis merupakan disiplin dari ilmu – ilmu sosial.
b.      Disiplin dikembangkan untuk memenuhi tujuan pendidikan / pembelajaran baik pada tingkat sekolahan maupun perguruan tinggi.
c.       Aspek masing – masing disiplin ilmu perlu diseleksi sesuai dengan tujuan.
Pada tahun 1940 – 1970-an, perkembangan bidang social studies merasakan keadaan ketidakmenentuan, ketakberkeputusan, ketakbersatuan, dan ketakmajuan. Social studies menjalani periode yang sulit seperti digambarkan oleh Barr Barth dan Shermis (1977 : 33 – 46). Antara tahun 1940 – 1950-an, social studies mendapat serangan dari segala penjuru. Pada tahun 1960-an, dipandang sebagai suatu resolusi dalam social studies yang dipelopori oleh para sejarawa dan ahli –ahli ilmu sosial. Sampai tahun 1970-an, gerakan akademis atau yang disebut the news social studies belum menjadi kenyataan. Pada tahun 1940 – 1960, ditegaskan oleh Barr dan kawan – kawan (1997 : 36) adalah terjadinya tarik – menarik antara dua visi social studies. Di satu pihak, adanya gerakan untuk mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu sosial untuk tujuan citizenship education yang terus bergulir sampai mencapai tahap yang lebih canggih. Di lain pihak, terus bergulir gerakan pemisahan berbagai disiplin ilmu sosial yang cenderug memperlemah konsepsi social studies education.
Oleh karena itu, untuk memudahkan pemahaman dikemukakan terlebih dahulu Pengertian Social Studies  dari beberapa ilmuan Negara-negara maju seperti berikut:
a.       Arthur G. Binning and David H.Binning (1982) mengemukakan bahwa: Studi Sosial adalah mata pelajaran yang berhubungan langsung dengan perkembangan dan organisasi masyarakat manusia dan manusia sebagai anggota dari kelompok sosial.
b.      Edgar B. Wesley (1980), mengemukakan bahwa: Studi Sosial adalah Ilmu-ilmu Sosial yang disederhanakan untuk tujuan pengajaran di sekolah.
c.       Willian B. Ragam (1982), menyatakan bahwa: Program Studi Sosial mencerminkan bahan-bahan dari berbagai ilmu Sosial, tetapi ia juga mempergunakan bahan-bahan dari masyarakat setempat.
d.      John Jarolimek (1967) menyatakan bahwa: Studi Sosial merupakan bagian dari kurikulum pendidikan dasar yang materi pelajarannya terdiri dari ilmu-ilmu social seperti; Sejarah, Geografi, Ekonimi, Antropologi, Soiologi, Politik, Psykologis Sosial bahkan termasuk Ilmu Filsafat.
            Jadi Studi Sosial dapat pula dikatakan sebagai bagian-bagian dari ilmu sosial yang diseleksi atau dipilih untuk tujuan pengajaran. Dilihat dari definisi dan tujuannya, social studies menyiratkan dan menyuratkan hal – hal sebagai berikut :
a.       Social studies merupakan mata pelajaran diseluruh jenjang pendidikan persekolahan.
b.      Tujuan utama pelajaran ini adalah mengembangkan siswa untuk menjadi warga negara yang memiliki pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan yang memadai untuk berperan serta dalam kehidupan demokrasi.
c.       Konten pelajarannya digali dan diseleksi dari sejarah dari ilmu – ilmu sosial serta dalam banyak hal dari humoniora dan sains.
d.      Pembelajarannya menggunakan cara – cara yang mencerminkan kesadaran pribadi kemasyarakatan, pengalaman budaya, dan perkembangan pribadi siswa.

II. Persamaan dan Perbedaan Ilmu Sosial, IPS, dan Social Studies
Menurut Edgar B Wesley (Mukminan dkk. 2002 : 17), persamaan antara social studies dengan IPS terletak pada sasarannya yakni sama menjadikan manusia sebagai sasaran atau obyek kajiannya, manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Keduanya membahas masalah yang timbul akibat hubungan (interrelationship) manusia. Dengan kata lain, keduanya mempelajari masyarakat manusia. Adapun perbedaan antara ilmu-ilmu sosial dengan ilmu pengetahuan sosial terletak pada tujuan masing-masing. Ilmu sosial bertujuan memajukan dan mengembangkan konsep dan generalisasi melalui penelitian ilmiah, dengan melakukan hipotesis untuk menghasilkan teori atau teknologi baru. Sementara itu, tujuan ilmu pengetahuan sosial bersifat pendidikan, bukan penemuan teori ilmu sosial. Orientasi utama studi ini adalah keberhasilannya mendidik dan membuat siswa mampu mengerjakan ilmu pengetahuan sosial, berupa tercapainya tujuan intruksional. Dari uraian tersebut, ilmu pengetahuan sosial menggunakan bagian-bagian ilmu sosial guna kepentingan pengajaran. Untuk itu, berbagai konsep dan generalisasi ilmu sosial harus disederhanakan agar lebih mudah dipahami peserta didik-peserta didik yang umumnya belum matang untuk mempelajari ilmu-ilmu tersebut. Hal ini menempatkan keberadaan IPS secara metodologis dan keilmuan dapat dikatakan belum setara dengan ilmu-ilmu sosial.
Dengan demikian, antara ilmu sosial, studi sosial, dan ilmu pengetahuan sosial ternyata terdapat kaitan satu sama lainnya sehingga terdapat persamaan dan perbedaan. Untuk lebih mudah memahami persamaan dan perbedaanya dapat dilihat pada bagan berikut.
Ilmu Sosial (Social Sciences)
Persamaan /Perbedaan
Studi Sosial/Ips
Ilmu sosial adalah semua bidang ilmu yang berkenaan dengan manusia dalam konteks sosialnya atau semua bidang yang mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat
Pengertian
Ilmu pengetahuan sosial ( IPS ) adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah dan menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat ditinjau dari berbagai aspek kehidupan secara terpadu
Ruang lingkup ilmu sosial adalah hal – hal yang berkenaan dengan manusia dan kehidupannya meliputi semua aspek kehidupan manusia sebagai anggota masyarakat.
Ruang lingkup
Ruang lingkkup IPS adalah hal – hal yang berkenaan dengan manusia dan kehidupannya meliputi semua aspek kehidupan manusia sebagai anggota masyarakat.
Aspek–aspek kehidupan manusia yang dikaji secara terlepas – lepas sehingga melahirkan satu bidang ilmu
Objek
Aspek kehidupan manusia dikaji berdasarkan satu kesatuan gejala sosial atau masalah sosial (tidak melahirkan bidang ilmu )
Mencipatakan tenaga ahli pada bidang ilmu social
Tujuan
Membentuk warga negara yang berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupannya sendiri di tengah – tengah kekuatan fisik dan social
Pendekatan disipliner
Pendekatan
Pendekatan intersipliner atau multidisipliner dan lintas sektoral
ilmu sosial dipelajari dan dikembangkan pada tingkat Perguruan Tinggi
Tempat Pembelajaran
IPS diajarkan pada tingkat rendah sampai tingkat persekolahan ( SD-SMA)
Berikut merupakan tabel perbedaan IPS dengan ilmu-ilmu sosial :
Segi Perbedaan
IPS
Ilmu-Ilmu Sosial
Segi Levelnya
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) diberikan di tingkat sekolah.
Ilmu-Ilmu Sosial (IIS) diberikan di tingkat perguruan tinggi/universitas.
Segi Scope dann size-nya
Tidak begitu luas cakupannya
Ilmu-Ilmu Sosial jauh lebih luas
Segi Level off difficulty-nya
Ilmu Pengetahuan Sosial konsep dan generalisasi perlu disedehanakan agar lebih mudha di pahami oleh murid-murid.
Ilmu- Ilmu Sosial menyelidiki aneka ragam human relationship yang serba kompleks dan seringkali berhubungan dengan hal-hal yang abstrak dan data-data, konsep-konsep, dan generalisasi yang serba sulit
Segi Purpose
Ilmu Pengetahuan Sosial mengarah pada penanaman BASK (Behavior, attitude, Skill, dan Knowledge).
Ilmu-Ilmu sosial menetapkan kebenaran Ilmiah sebagai focus tujuanya.
Segi Approach
pada pendekatan Ilmu Pengetahuan Sosial bersifat intensdisipliner.
pendekatan Ilmu-Ilmu Sosial adalah bersifat disipliner sesuai dengan kehidupan yang menjadi obyek studi berdasrkan bidang Ilmu masing-masing
Segi Kerangka kerja
Kerangka kerja Ilmu Pengetahuan Sosial  lebih di arahkan kepada arti paraktisnya dalam mencari alternative pemecahan masalah Sosilal dan dalam menyusun alternatif pengembangan kehidupan ke taraf yang lebih tinggi.
Ilmu-Ilmu Sosial di arahkan kepada pengembangan teori dan prinsip Ilmiah

III. Hubungan Ilmu Sosial, IPS, dan Social Studies
Hubungan IPS dan ilmu-ilmu sosial dapat dipahami dengan lebih jelas berdasarkan konsep dasar dan generalisasi IPS yang dikembangkan. IPS merupakan fusi dari beberapa disiplin ilmu sosial. IPS merupakan kajian/bidang studi yang mengambil fakta, konsep, dan generalisasi dari ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan dan dikemas secara menarik untuk keperluan pendidikan. IPS berhubungan dengan ilmu-ilmu sosial, yang meliputi geografi, ekonomi, politik, sejarah, antropologi, sosiologi, psikologi sosial dan hukum.
a.  Hubungan IPS dan geografi, IPS mengambil materi dari geografi yang terkait dengan ruang bumi, garis lintang, bujur, arah, jarak, lokasi ruang, kondisi alam, tata lingkungan, sumber daya alam, serta interaksi antar bangsa dan manusia dengan lingkungan.
b.  Hubungan IPS dan ilmu ekonomi, IPS mengambil materi ilmu yang ekonomi terkait dengan usaha manusia untuk mencapai kemakmuran, dan gejala-gejala serta hubungan yang timbul dari usaha tersebut.
c.  Hubungan IPS dan ilmu politik, IPS mengambil materi ilmu politik yang membahas usaha manusia mengorganisasikan kekuasaan dalam mengatur manusia dalam mengatur dan menyelenggarakan kepentingan rakyat dan bangsa.
d.  Hubungan IPS dan ilmu sejarah, IPS mengambil materi sejarah yang terkait dengan cara hidup manusia dilihat dari kurun waktu masa lalu.
e. Hubungan IPS dan antropologi, IPS mengambil materi antropologi yang terkait dengan kajian hasil budidaya manusia dalam menjaga eksistensinya dan usaha meningkatkan kehidupan, baik aspek lahiriah maupun batiniah.
f.  Hubungan IPS dan sosiologi, IPS mengambil materi sosiologi yang mempelajari masyarakat secara keseluruhan dan hubungan antara individu dan masyarakat tersebut.
g. Hubungan IPS dan psikologi sosial, IPS mengambil materi dari psikologi sosial yang mempelajari perilaku individu, kelompok, dan masyarakat yang dipengaruhi oleh situasi sosial, pengetahuan, pemikiran, tanggapan, dan spekulasi.
h. Hubungan IPS dan ilmu hukum, IPS mengambil materi ilmu hukum yang berkaitan dengan peraturan tingkah laku yang ditetapkan oleh pemerintah.
Ilmu-ilmu sosial merupakan dasar dari IPS. Akan tetapi, tidak semua ilmu-ilmu sosial secara otomatis dapat menjadi bahan atau pokok bahasan dalam IPS. Tingkat usia, jenjang pendidikan, dan perkembangan pengetahuan siswa sangat menentukan materi-materi ilmu-ilmu sosial mana yang tepat menjadi bahan atau pokok bahasan dalam IPS. 
Di Indonesia IPS menjadi salah satu mata pelajaran dalam pembaharuan kurikulum SD, SMP, SMA sejak 1975 dan masih berlangsung hingga sekarang. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ini sangat penting diajarkan kepada peserta didik, sebab setiap individu ialah makhluk sosial yang hidup bermasyarakat. Agar setiap individu menjadi warga negara yang baik maka ia perlu mendapatkan pengetahuan yang benar tentang konsep dan kaidah kaidah sosial, menentukan sikap sesuai dengan pengetahuan tersebut dan memiliki keterampilan untuk berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Disiplin ilmu-ilmu sosial yang dikembangkan dalam social studies di Indonesia meliputi ilmu ekonomi, sejarah, geografi, sosiologi, politik, hukum dan pendidikan kewarganegaraan. Disiplin ilmu sosial yang dikembangkan dalam social studies di Amerika Serikat lebih beragam bila dibandingkan dengan tradisi pengembangan IPS di Indonesia.  Disiplin ilmu sosial yang dikembangkan dalam social studies di Amerika Serikat meliputi antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi, sejarah, hukum, filsafat, ilmu politik, psikologi, religi dan sosiologi.
Kontribusi ilmu-ilmu sosial dalam pengembangan pendidikan IPS dalam kurikulum sekolah tidak diragukan lagi sebagaimana pentingnya teori dalam pengembangan ilmu-ilmu sosial. Namun, perlu ada klarifikasi tentang teori, khususnya teori ilmu sosial dalam konteks PIPS. Bank mengakui bahwa sebenarnya banyak ahli yang menyarankan agar para pengembang kurikulum melakukan identifikasi terhadap teori-teori ilmu sosial yang dapat membantu para siswa dalam mengambil keputusan dan belajar konsep dan generalisasi.
IPS ialah bidang studi yang merupakan paduan (fusi) dari sejumlah mata pelajaran sosial dan IPS juga dikatakan sebagai suatu sarana mata pelajaran yang menggunakan bagian-bagian tertentu dari ilmu-ilmu sosial oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti: a. Ilmu-ilmu sosial manakah yang dapat dipadukan, dan mempunyai keterkaitan dalam proses pembelajaran b. Bagaimana cara memadukannya, sebab tidak semua materi ilmu social dapat dipadukan c. Bagian-bagian apa sajakah yang perlu bagi pembelajaran IPS Secara konseptual hubungan antara IPS dengan ilmu-ilmu sosial dapat diuraikan sebagai berikut:
a.             Disiplin ilmu-ilmu sosial dijadikan kerangka utama berfikir dalam mengembangkan kurikulum. 
b.             Bahan untuk IPS dikembangkan terlebih dahulu, serta memilih dan memilah disiplin-disiplin ilmu sosial kemudian diidentifikasikan konsep-konsep dasar yang perlu diketahui peserta didik. Konsep konsep dasar ini dipilih dan disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai dalam kurikulum IPS. Konsep dasar yang dipilih dijadikan pokok bahasan dalam kurikulum. Dengan kata lain, ilmu-ilmu sosial secara langsung memberikan bahan pembelajaran untuk kurikulum IPS. Oleh karena itu, topik-topik yang akan diajarkan dalam kurikulum IPS ialah hasil dan inventarisasi konsep dasar dari disiplin ilmu-ilmu sosial. Tidak salah jika dikatakan bahwa IPS ialah gabungan ilmu-ilmu sosial yang diajarkan di sekolah.
Berbicara mengenai konsep dasar menurut James G. Womeck konsep IPS ialah suatu kata atau ungkapan yang berhubungan dengan sesuatu yang menonjol, sifat yang melekat, pemahaman dan penggunaan konsep yang tepat bergantung pada penguasaan sifat yang melekat tadi, pengertian umum kata yang bersangkutan, konsep memiliki pengertian denotatif dan juga pengertian konotatif.

IV. Kesimpulan
IPS ialah bidang studi yang merupakan paduan (fusi) dari sejumlah disiplin ilmu sosial. Ilmu sosial ialah bidang-bidang keilmuan yang mempelajari manusia di masyarakat dan mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat. Ilmu-ilmu sosial merupakan dasar dari IPS. Akan tetapi, tidak semua ilmu-ilmu sosial secara otomatis dapat menjadi bahan atau pokok bahasan dalam IPS. Tingkat usia, jenjang pendidikan, dan perkembangan pengetahuan siswa sangat menentukan materi-materi ilmu-ilmu sosial mana yang tepat menjadi bahan atau pokok bahasan dalam IPS. 
Disiplin ilmu-ilmu sosial yang dikembangkan dalam social studies di Indonesia meliputi ilmu ekonomi, sejarah, geografi, sosiologi, politik, hukum dan pendidikan kewarganegaraan. Disiplin ilmu sosial yang dikembangkan dalam social studies di Amerika Serikat lebih beragam bila dibandingkan dengan tradisi pengembangan IPS di Indonesia.  Disiplin ilmu sosial yang dikembangkan dalam social studies di Amerika Serikat meliputi antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi, sejarah, hukum, filsafat, ilmu politik, psikologi, religi dan sosiologi.

dikutif dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar