I.
Hakikat
Ilmu Sosial, IPS, dan Social Studies
1.
Ilmu
Sosial
1.1
Hakikat
Ilmu Sosial
Berbicara mengenai ilmu
sosial kita akan dihadapkan pada suatu aspek-aspek yang berhubungan dengan
manusia dan lingkungan sosialnya. Yang pada dasarnya manusia tersebut adalah
makhluk sosial yang tidak dapat hidup seorang diri. Manusia membutuhkan manusia
lainnya untuk dapat hidup saling beriringan bersama sama. Ilmu sosial, dalam
mempelajari aspek-aspek masyarakat secara subjektif, inter-subjektif, dan
objektif atau struktural, sebelumnya dianggap kurang ilmiah bila dibanding
dengan ilmu alam. Namun sekarang, beberapa bagian dari ilmu sosial telah banyak
menggunakan metoda kuantitatif. Demikian pula, pendekatan interdisiplin dan
lintas-disiplin dalam penelitian sosial terhadap perilaku manusia serta faktor
sosial dan lingkungan yang mempengaruhinya telah membuat banyak peneliti ilmu
alam tertarik pada beberapa aspek dalam metodologi ilmu sosial. Penggunaan
metoda kuantitatif dan kualitatif telah makin banyak diintegrasikan dalam studi
tentang tindakan manusia serta implikasi dan konsekuensinya. Bisa diartikan
ilmu social sebagai suatu ilmu yang berisi mengenai interaksi antara manusia
dengan manusia secara individu, manusia dengan manusia secara individu dan
kelompok, manusia dengan manusia secara sama sama berkelompok. Dengan adanya
interaksi semacam ini manusia satu dengan manusia lainnya pastilah akan saling
berkomunikasi, saling mengenal satu dengan lainnya, bisa jadi saling bergotong
royong bahu membahu saling tolong menolong satu dengan lainnya namun bisa jadi
pula justru dengan adanya interaksi tersebut terjadilah konflik karena adanya
ketidakcocokan antara manusia satu dengan lainnya.
Pengertian atau
definisi dari ilmu sosial tidaklah hanya satu saja, ada beberapa versi lainnya
menurut beberapa ahli sosial yang datang dari berbagai penjuru dunia. Yang
pertama adalah seorang ahli sosial dari negeri seberang yang bernama Peter
Herman, ia mengatakan bahwa ilmu sosial merupakan pelajaran berharga mengenai
perbedaan namun tetap menjadi kesatuan. Yang berarti adalah manusia hidup di
muka bumi ini dikaruniai akal pikiran yang tentu berbeda beda dengan manusia
satu dan lainnya lagi. Akan tetapi pada prinsipnya adalah sama, semua manusia
adalah makhluk sosial yang membutuhkan manusia lain untuk saling berinteraksi
satu denga lainnya. Setiap manusia tidak ada yang bisa benar benar hidup
seorang diri, tanpa bantuan manusia lain untuk melangsungkan kehidupannya
setiap hari. Pengertian ilmu sosial juga diberikan oleh ahli yang bernama
Gross, menurut Gross ilmu sosial merupakan ilmu yang mempelajari tentang
manusia yang merupakan bagian dari suatu anggota masyarakat, atau pada kelompok
tertentu atau bahkan suatu kelompok masyarakat yang ia bentuk sendiri. Dalam
hal ini manusia tidak hanya berinteraksi saja namun manusia juga akan
mendapatkan pelajaran hidup seperti konflik yang kecil hingga peperangan antar
kelompok manusia. Hal ini sangat lumrah terjadi mengingat setiap manusia tidak
dikaruniai isi akal pikiran yang sama satu dengan lainnya, pasti akan ada saja perbedaan
yang terjadi. Dari kedua pengertian ilmu sosial menurut para ahli di atas,
dapat disimpulkan bahwa ilmu sosial memang merupakan ilmu yang mempelajari
tentang manusia, baik kehidupan berinteraksi satu dengan lainnya, kehidupan
saling menguntungkan atau mutualisme, karena manusia tidak dapat hidup sendiri.
Akan tetapi dalam interaksi tersebut pastilah akan ada konflik konflik yang
terjadi baik antar manusia secara individu, manusia individu dengan kelompok,
ataupun antar manusia secara berkelompok. Meski begitu pasti akan ada
penyelesaian yang didapatkan dari hasil interaksi lagi nantinya. Demikianlah
yang dapat dibahas mengenai pengertian ilmu sosial secara umum, dan dari
beberapa ahli yang dapat anda pelajari. Tujuan Ilmu Sosial membantu
perkembangan wawasan penalaran dan kepribadian mahasiswa agar memperoleh
wawasan yg lebih luas dan ciri – ciri kepribadian yg diharapkan dari sikap
mahasiswa, khususnya berkenaan dengan sikap dan tingkah laku manusia dlm
menghadapi manusia lain, serta sikap dan tingkah laku manusia – manusia lain
terhadap manusia yg bersangkutan secara timbal balik.
dan juga merupakan suatu usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan umum dan pengetahuan dasar tentang konsep2 yg dikembangkan untuk melengkapi gejala – gejala sosial agar daya tanggap (tanggap nilai), persepsi dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan sosial dapat ditingkatkan, sehingga kepekaan mahasiswa pada lingkungan sosialnya menjadi lebih besar.
dan juga merupakan suatu usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan umum dan pengetahuan dasar tentang konsep2 yg dikembangkan untuk melengkapi gejala – gejala sosial agar daya tanggap (tanggap nilai), persepsi dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan sosial dapat ditingkatkan, sehingga kepekaan mahasiswa pada lingkungan sosialnya menjadi lebih besar.
1.2
Cabang-cabang Ilmu Sosial
Cabang-cabang utama
dari ilmu sosial adalah:
1.
Antropologi, yang mempelajari manusia
pada umumnya, dan khususnya antropologi budaya, yang mempelajari segi
kebudayaan masyarakat
2.
Akuntansi, yang mempelajari suatu
aktivitas dalam mengidentifikasikan, mengukur, mengklasifikasi, dan
mengikhtisar sebuah transaksi ekonomi atau kejadian yang dapat menghasilkan
data kuantitatif terutama yang bersifat keuangan yang dipergunakan dalam
pengambilan keputusan
3.
Arkeologi, yang mempelajari kebudayaan
(manusia) purbakala melalui kajian sistematis atas data bendawi yang
ditinggalkan
4.
Astronomi, yang mempelajari benda-benda
langit serta fenomena-fenomena alam di luar Bumi
5.
Demografi, yang mempelajari dinamika kependudukan
manusia
6.
Ekologi, yang mempelajari interaksi
antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya
7.
Ekonomi, yang mempelajari produksi, dan
pembagian kekayaan dalam masyarakat
8.
Geografi, yang mempelajari lokasi, dan
variasi keruangan atas fenomena fisik, dan manusia di atas permukaan bumi
9.
Geologi, yang mempelajari Bumi beserta
komposisinya, struktur, sifat-sifat fisik, dan sejarahnya
10.
Hukum, yang mempelajari sistem aturan
yang telah dilembagakan
11.
Ilmu Lingkungan, yang mempelajari
lingkungan dan solusi permasalahan lingkungan
12.
Klimatologi, yang mempelajarinya iklim
dan cuaca
13.
Kriminologi, yang mempelajari kejahatan
dan tindak pidana
14.
Linguistik, yang mempelajari aspek
kognitif dan sosial dari bahasa
15.
Pendidikan, yang mempelajari masalah
yang berkaitan dengan belajar, pembelajaran, serta pembentukan karakter dan
moral
16.
Politik, yang mempelajari pemerintahan
sekelompok manusia (termasuk negara)
17.
Oseanografi, yang mempelajari samudra
dan lautan
18.
Paleontologi, yang mempelajari kehidupan
pra-aksara Psikologi, yang mempelajari tingkah laku dan proses mental
19.
Sejarah, yang mempelajari masa lalu yang
berhubungan dengan umat manusia
20.
Seksologi, yang mempelajari seksualitas
manusia
21.
Sosiologi, yang mempelajari masyarakat
dan hubungan atau relasi antar manusia di dalamnya
Ilmu Sosial merupakan
satu matakuliah tunggal, sedangkan Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan kelompok
dari sejumlah mata pelajaran (untuk sekolah lanjutan). Ilmu Sosial diarahkan kepada
pembentukan sikap dan kepribadian, sedang Ilmu Pengetahuan Sosial diarahkan
kepada pembentukan pengetahuan dan ketrampilan intelektual.
2.
IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)
2.1
Hakikat IPS
Hakikat IPS merupakan setiap
manusia sejak lahir telah berinteraksi dengan manusia lain, misalnya dengan ibu
yang melahirkannya, ayahnya, dan keluarganya. Selanjutnya setelah usia taman
Kanak-kanak ia akan berinteraksi dengan teman-teman sekelasnya, dan dengan
gurunya. Sesuai dengan bertambahnya umur, maka interaksi tersebut akan
bertambah luas, begitu juga ia akan mendapat pengalaman dan hubungan sosial
dari kehidupan masyarakat disekitarnya. Dari pengalaman tersebut anak akan
mengenal bagaimana seluk beluk kehidupan. Misalnya bagaimana cara seseorang
memenuhi kebutuhan hidupnya, cara menghormati orang yang lebih tua, sebagai
anggota masyarakat harus mentaati aturan atau norma-norma yang berlaku,
mengenal hal-hal yang baik dan buruk, maupun benar dan salah.
Semua pengetahuan yang
telah melekat pada diri anak tersebut dapat dikatakan sebagai “pengetahuan
sosial” Dengan demikian dalam diri kita masing-masing dengan kadar yang
berbeda, sebenarnya telah terbina pengetahuan sosial tersebut sejak kecil,
hanya namanya belum kita kenal dan dikenal setelah secara formal memasuki
bangku sekolah. Ilmu pengetahuan dan
teknologi (Iptek) merupakan ungkapan kemampuan manusia memanfaatkan
akal, pikirannya dalam memenuhi kebutuhan hidup bermasyarakat. Aspek kehidupan
tersebut merupakan aspek kehidupan budaya. Mulyono Tj (1982) mengemukakan bahwa
pengajaran IPS perlu pula memperhatikan bagaimana cara memilih dan menyusun
konsep, agar pelaksanaan dan pengembangan materi pelajaran tidak bermasalah,
artinya tidak terjadi kesalahan dalam memilih konsep atau salah konsep maka
perlu diperhatikan cara memilih konsep hendaknya dipilih berdasarkan prinsip-prinsip
seperti berikut yaitu: (a) perinsip keperluan, (b) perinsip ketepatan, (c)
perinsip mudah dipahami, dan (d) perinsip kegunaan. Sedangkan cara menyusun
konsep adalah: Konsep merupakan abstraksi dari sekumpulan fakta yang memiliki
ciri-ciri yang sama. Konsep itu terwujud dari bentuk konkrit ke bentuk abstrak.
Proses ini dilakukan oleh anak-anak didik berdasarkan latar belakang
pengalamannya. Perkembangan Iptek yang sangat cepat nampak pada penggunaan
komputer dan satelit. Dengan teknologi, sekarang orang dapat dengan cepat dapat
menghimpun informasi dunia dengan rinci tentang segala hal, misalnya kekayaan
laut, hutan, Pengembangan situasi
politik suatu negara, dan peristiwa-peristiwa aktual lainnya. Dengan kemajuan
Iptek yang begitu kuat pengaruhnya sehingga dapat mengubah sikap, pandangan,
dan perilaku sesorang. Dengan kemajuan teknologi pula sekarang ini orang dapat
berkomunikasi dengan cepat di manapun mereka berada melalui handphone dan internet. Kemajuan Iptek menyebabkan
cepatnya komunikasi antara orang yang satu dengan lainnya, antara negara satu
dengan negara lainnya. Dengan demikian maka arus informasi akan semakin cepat
pula mengalirnya. Oleh karena itu diyakini bahwa “orang yang menguasai
informasi itulah yang akan menguasai dunia”. Cobalah amati keadaan lingkungan
Saudara baik lingkungan desa, kelurahan, kecamatan, kabupaten, propinsi, maupun
negara, apa yang terjadi? Betapa cepatnya perubahan lingkungan sebagai akibat
pemanfaatan dan penerapan Iptek. Semua kegiatan manusia telah didominasi tenaga
mesin, misalnya bidang pertanian, menebang pohon, membangun rumah dan gedung,
jembatan, jalan, dan sebagainya. Coba bandingkan keadaan sekarang dengan ketika
Saudara masih kecil apa yang telah terjadi? Dalam kehidupan bermasyarakat,
urutan waktu dengan peristiwa sangat bermakna dalam menelaah perkembangan serta
kemajuan. Urutan waktu dan peristiwa di atas merupaka aspek sejarah yang sangat
bermanfaat bagi kehidupan manusia. Dengan mengkaji peristiwa-peristiwa masa
lalu kita dapat mengambil hikmahnya, mengambil hal-hal yang baik dan
menguntungkan, sebaliknya kita dapat menghindari pengalaman buruk yang
mengakibatkan malapetaka bagi manusia. Selanjutnya kita dapat membuat keputusan
untuk apa yang akan kita perbuat di masa sekarang dan yang akan datang.
Kehidupan manusia juga terkait dengan aspek tempat atau ruang dan waktu,
misalnya kita bertemu dengan orang baru maka yang akan ditanyakan tentunya
“siapa namanya?” kemudian “dimana tempat tinggalnya” Begitu juga jika terjadi
peristiwa kerusuhan pasti yang akan ditanyakan adalah “kapan” dan “dimana” Ini
menunjukkan bahwa antara waktu dan tempat mempunyai kaitan yang erat. Suatu
tempat atau ruang dipermukaan bumi, secara alamiah dicirikan oleh kondisi
alamnya yang meliputi iklim dan cuaca, sumber daya air, ketinggian dari
permukaan laut, dan sifat-sifat alamiah lainnya. Jadi bentuk muka bumi seperti
daerah pantai, dataran rendah, dataran tinggi, dan daerah pegunungan akan
mempengaruhi terhadap pola kehidupan penduduk yang menempatinya. guru IPS
diharapkan selain memahami orientasi dan pendekatan kurikulum, juga memahami
konsep-konsep dan generalisasi yang terdapat dalam kurikulum maupun dari buku
paket dan buku teks lainnya yang dianggap tepat untuk diajarkan. Upaya itu
dimaksudkan agar konsep dan generalisasi dapat diajarkan sebagai jawaban
terhadap tuntutan kebutuhan yang beranggapan bahwa pengajaran fakta selama ini
sudah tidak memadai lagi, seperti dikatakan Edwin Fenton (1976) bahwa: fakta
semata tidaklah berarti apa-apa untuk dirinya sendiri. Fakta akan memiliki arti
dalam fikiran orang yang mempelajarinya. Suatu fakta yang sama akan mempunyai
arti yang berbeda terhadap dua orang yang pandangannya berbeda.
Dapat juga dikatakan
bahwa pelajaran IPS ini diharapkan bukan hanya penanaman, pembinaan pengetahuan
konsepsional belaka, melainkan ialah pembinaan pengerian sikap terhadap
nilai-nilai praktis (operasional) dari pada konsep tersebut serta kemahiran
penerapannya sebagai insan sosial. Oleh
karena pengajaran IPS bukan sekadar menyedorkan serentetan konsep-konsep saja,
melainkan kemampuan guru dan siswa menarik nilai/arti yang terkandung dalam
konsep, serta bagaimana cara menerapkannya.
1.2
Karakteristik Pembelajaran IPS
Karakteristik dari pendidikan IPS adalah berubah-ubah atau
bersifat dinamis, sesuai dengan perubahan yang terjadi di masyarakat. Sejalan
dengan yang diungkapkan oleh Sapriya (dalam Sahaja, 2014) bahwa “Salah satu
karakteristik social studies adalah bersifat dinamis, artinya selalu berubah
sesuai dengan tingkat perkembangan masyarakat”.
Selain itu, ada beberapa karakteristik pendidikan IPS yang
dikaji berdasarkan ciri dan sifatnya menurut Kosasih Djahiri (dalam Sapriya,
dkk., 2009, hlm. 8) antara lain:
a. IPS berusaha mempertautkan teori
ilmu dengan fakta atau sebaliknya (menelaah fakta dari segi ilmu).
b. Penelaahan dan pembelajaran IPS
tidak hanya dari satu bidang disiplin ilmu saja, melainkan bersifat
konfrehensip (meluas/dari berbagai ilmu sosial lainnya, sehingga berbagai
konsep ilmu secara terintegrasi terpadu) digunakan untuk menelaah satu masalah/tema/topik.
Pendekatan seperti tersebut juga sebagai pendekatan integrated, juga
menggunakan pendekatan broadfield, dan multiple resources (banyak sumber).
c. Mengutamakan peran aktif siswa
melalui proses belajar inquiri agar siswa mampu mengembangkan berpikir kritis,
rasional dan analisis.
d. Program pembelajaran disusun dengan
meningkatkan/menghubungkan bahan-bahan dari berbagai disiplin ilmu sosial dan
lainnya dengan kehidupan nyata di masyarakat, pengalaman, permasalahan,
kebutuhan, dan memproyeksikannya kepada kehidupan di masa depan baik dari
lingkungan fisik/alam maupun budayanya.
e. IPS diharapkan secara konsep dan
kehidupan sosial yang sangat labil (mudah berubah), sehingga titik berat
pembelajaran adalah terjadinya proses internalisasi secara mantap dan aktif
pada diri siswa agar siswa memiliki kebiasaan dan kemahiran untuk menelaah
permasalahan kehidupan nyata pada masyarakatnya.
f. IPS mengutamakan hal-hal, arti dan
penghayatan hubungan antarmanusia yang bersifat manusiawi.
g. Pembelajaran tidak hanya mengutamakan
pengetahuan semata, juga nilai dan keterampilannya.
h. Berusaha untuk memuaskan setiap
siswa yang berbeda melalui program maupun pembelajarannya dalam arti
memperhatikan minat siswa dan masalah-masalah kemasyarakatan yang dekat dengan
kehidupannya.
i.
Dalam
pengembangan program pembelajaran senantiasa melaksanakan prinsip-prinsip,
karakteristik (sifat dasar) dan pendekatan-pendekatan yang menjadi ciri IPS itu
sendiri.
Dari pemaparan karakteristik di atas jelas bahwa siswa tidak
hanya dituntut untuk memiliki pengetahuan saja, namun siswa juga harus mahir
dalam menelaah setiap permasalah dalam kehidupan nyata pada masyarakat.
1.3
Tujuan Pembelajaran IPS
Secara umum dapat dijelaskan bahwa tujuan mata pelajaran IPS
adalah untuk memberikan gambaran sebagai penekanan terhadap sasaran akhir yang
hendak dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses dan mampu menyelesaikan
pendidikan pada jenjang sekolah dasar. Selain itu, menurut Sapriya, dkk (2007,
hlm. 8) tujuan pengajaran IPS adalah.
1. Untuk membentuk dan mengembangkan
pribadi “warga negara yang baik” (good citizen). Seorang waraga negara yang
dihasilkan oleh Pendidikan IPS mempunyai sifat sebagai warga negara yang
reflektif, mampu atau trampil, dan peduli.
2. Bukan sekedar berarti ilmu-ilmu
sosial yang disederhanakan untuk keperluan pendidikan di skeolah, juga di
dalamnya termasuk komponen pengetahuan dan metode penyelidikan/metode ilmiah
dari ilmu-ilmu sosial serta termasuk komponen pendidikan nilai atau etika yang
kelak diperlukan sebagai warga negara dalam proses pengambilan keputusan.
3. Meliputi aspek pengetahuan yang
berkenaan dengan pemberian latar pengetahuan informasi tentang dunia dan
kehidupan, sikap dan nilai, dimensi rasa yang berkenaan dengan pemberian bekal
mengenai dasar-dasar etika masyarakat yang nantinya akan menjadi orientasi
nilai dirinya dalam kehidupan di dunia nyata, serta keterampilan khususnya yang
berkenan dengan kemampuan dan keterampilan IPS.
Sapriya, dkk (2007, hlm. 13) menyimpulkan tujuan dari IPS
adalah sebagai berikut:
Mengembangkan siswa untuk menjadi warganegara yang memiliki
pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan yang memadai untuk berperan serta
dalam kehidupan demokrasi dimana konten mata pelajarannya digali dan diseleksi
berdasar sejarah dan ilmu sosial, serta dalam banyak hal termasuk humaniora dan
sains.
Selanjutnya Hasan (dalam Supriatna dkk,2009, hlm. 5) juga
menjelaskan bahwa“Tujuan pendidikan IPS dapat dikelompokkan ke dalam tiga
kategori, yaitu pengembangan kemampuan intelektual siswa, pengembangan
kemampuan dan rasa tanggung jawab sebagai anggota masyarakat dan bangsa serta
pengembangan kemampuan diri siswa sebagai pribadi”.
1.4
Ruang Lingkup Pembelajaran IPS
Menurut Sapriya, dkk (2007, hlm. 19) mengatakan bahwa ruang
lingkup mata pelajaran IPS dapat dilihat pada tabel Aspek dan sub aspek
Ilmu-Ilmu Sosial di halaman berikutnya.
Aspek
|
Subaspek
|
a. Sistem Sosial dan Budaya
|
a. Individu, keluarga, dan
masyarakat.
b. Sosiologi sebagai ilmu dan metode.
c. Interaksi sosial.
d. Sosialisasi.
e. Pranata sosial.
f. Struktur sosial.
g. Kebudayaan.
h. Perubahan sosial budaya.
|
b. Manusia, Tempat, dan Lingkungan
|
a. Sistem informasi geografi.
b. Interaksi gejala fisik dan sosial.
c. Struktur internal suatu tempat
atau wilayah.
d. Interaksi keruangan.
e. Persepsi lingkungan dan kewajiban
|
c. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan
|
a. Berekonomi.
b. Ketergantungan.
c. Spesialisasi dan pembagian kerja.
d. Perkoperasian.
e. Kewirausahaan.
f. Pengelolaan keuangan perusahaan.
|
a. Waktu, Keberlanjutan, dan
Perubahan
|
a. Dasar-dasar ilmu sejarah.
b. Fakta, peristiwa, dan proses
|
Secara mendasar IPS merupakan kumpulan pengetahuan tentang
kehidupan sosial yang bersumber dari kehidupan sehari-hari di dalam masyarakat
yang melibatkan segala tingkah laku dan kehidupan. Sehingga ruang lingkup mata
pelajaran IPS di sekolah dasar yang tercantum dalam KTSP (dalam Depdiknas,
2006, hlm. 114) meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
a. Sistem sosial dan budaya
b. Manusia, tempat dan lingkungan
c. Perilaku ekonomi, dan kesejahteraan
d. Waktu, berkelanjutan dan perubahan
3.
Social Studies
3.1
Hakikat Social studies
Secara etimologi, ilmu
sosial berasal dari bahasa Inggris social science. Kata social berarti sosial
sedang kata science bermakna ilmu. Dengan demikian, secara literal social
science mempunyai makna ilmu sosial. Seangkan
secara terminologi, sampai saat ini belum terdapat kesatuan pendapat dan
rumusan yang jelas di antara para ahli berkenaan dengan batasan atau pengertian
social science (ilmu-ilmu sosial). Sebagai panduan memahami masalah tersebut,
di sini dikemukakan beberapa batasan atau pengertian social science.
a.
The social science is the study of the
group life of man. The social scientist is interested in all the form which
human relationships take in organized groups.
b.
The social sciences are these subjects
that relate to the origin, organization and development of human society,
especially, to man and his association with other man.
c.
Social sciences: the branch of knowledge that deal with human society or
itscharacteristic elements, as family, state, or race, and with the relationand
well being as a member of an organized community. one of a group of sciences
dealing with special phases of human society, such as economics, sociology, and
politics. a term some times applied to the scholarly matrials concern with the
detailed, systematic, and logical study human being, and their interrelation.
Dari
batasan-batasan di atas, dapat dipahami
bahwa ilmu-ilmu sosial adalah ilmu yang mempelajari segala aspek kehidupan
masyarakat, problem dalam masyarakat, serta bertujuan untuk mencapai kesejahteraan
masyarakat pada umumnya. Senada dengam kesimpulan tersebut, Mukmina (2008 : 7)
mendefinisikan ilmu sosial sebagai ilmu yang bidang kajiannya berupa tingkah
laku manusia dalam konteks sosialnya. Termasuk dalam ilmu sosial adalah
geografi, ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi, psikolog, dan ilmu politik,
yang pada umumnya merupakan hasil kebudayaan manusia.
Edgar Bruce Wesley
(1937) menyatakan bahwa social studies adalah ilmu – ilmu sosial yang
disederhanakan untuk tujuan pendidikan. The United States of Education’s
Standard Terminoogy for Curriculum and Instruction menyatakan bahwa social
studies berisi aspek – aspek ilmu sejarah, ilmu ekonomi, ilmu politik,
sosioogi, antropologi, psikolofi, ilmu geografi, dan filsafat yang dipilih
untuk tujuan pembelajaran sekolah dan perguruan tinggi. Secara umum, pengertian
social studies menyiratkan hal – hal berikut:
a.
Social studeis merupakan disiplin dari
ilmu – ilmu sosial.
b.
Disiplin dikembangkan untuk memenuhi
tujuan pendidikan / pembelajaran baik pada tingkat sekolahan maupun perguruan
tinggi.
c.
Aspek masing – masing disiplin ilmu
perlu diseleksi sesuai dengan tujuan.
Pada tahun 1940 –
1970-an, perkembangan bidang social studies merasakan keadaan ketidakmenentuan,
ketakberkeputusan, ketakbersatuan, dan ketakmajuan. Social studies menjalani
periode yang sulit seperti digambarkan oleh Barr Barth dan Shermis (1977 : 33 –
46). Antara tahun 1940 – 1950-an, social studies mendapat serangan dari segala
penjuru. Pada tahun 1960-an, dipandang sebagai suatu resolusi dalam social
studies yang dipelopori oleh para sejarawa dan ahli –ahli ilmu sosial. Sampai
tahun 1970-an, gerakan akademis atau yang disebut the news social studies belum
menjadi kenyataan. Pada tahun 1940 – 1960, ditegaskan oleh Barr dan kawan –
kawan (1997 : 36) adalah terjadinya tarik – menarik antara dua visi social
studies. Di satu pihak, adanya gerakan untuk mengintegrasikan berbagai disiplin
ilmu sosial untuk tujuan citizenship education yang terus bergulir sampai
mencapai tahap yang lebih canggih. Di lain pihak, terus bergulir gerakan
pemisahan berbagai disiplin ilmu sosial yang cenderug memperlemah konsepsi
social studies education.
Oleh karena itu, untuk
memudahkan pemahaman dikemukakan terlebih dahulu Pengertian Social Studies dari beberapa ilmuan Negara-negara maju
seperti berikut:
a.
Arthur G. Binning and David H.Binning
(1982) mengemukakan bahwa: Studi Sosial adalah mata pelajaran yang berhubungan
langsung dengan perkembangan dan organisasi masyarakat manusia dan manusia
sebagai anggota dari kelompok sosial.
b.
Edgar B. Wesley (1980), mengemukakan
bahwa: Studi Sosial adalah Ilmu-ilmu Sosial yang disederhanakan untuk tujuan
pengajaran di sekolah.
c.
Willian B. Ragam (1982), menyatakan
bahwa: Program Studi Sosial mencerminkan bahan-bahan dari berbagai ilmu Sosial,
tetapi ia juga mempergunakan bahan-bahan dari masyarakat setempat.
d.
John Jarolimek (1967) menyatakan bahwa:
Studi Sosial merupakan bagian dari kurikulum pendidikan dasar yang materi
pelajarannya terdiri dari ilmu-ilmu social seperti; Sejarah, Geografi, Ekonimi,
Antropologi, Soiologi, Politik, Psykologis Sosial bahkan termasuk Ilmu
Filsafat.
Jadi Studi Sosial dapat pula
dikatakan sebagai bagian-bagian dari ilmu sosial yang diseleksi atau dipilih
untuk tujuan pengajaran. Dilihat dari definisi dan tujuannya, social studies
menyiratkan dan menyuratkan hal – hal sebagai berikut :
a.
Social studies merupakan mata pelajaran
diseluruh jenjang pendidikan persekolahan.
b.
Tujuan utama pelajaran ini adalah
mengembangkan siswa untuk menjadi warga negara yang memiliki pengetahuan,
nilai, sikap, dan keterampilan yang memadai untuk berperan serta dalam
kehidupan demokrasi.
c.
Konten pelajarannya digali dan diseleksi
dari sejarah dari ilmu – ilmu sosial serta dalam banyak hal dari humoniora dan
sains.
d.
Pembelajarannya menggunakan cara – cara
yang mencerminkan kesadaran pribadi kemasyarakatan, pengalaman budaya, dan
perkembangan pribadi siswa.
II.
Persamaan dan Perbedaan Ilmu Sosial, IPS, dan Social Studies
Menurut Edgar B Wesley
(Mukminan dkk. 2002 : 17), persamaan antara social studies dengan IPS terletak
pada sasarannya yakni sama menjadikan manusia sebagai sasaran atau obyek
kajiannya, manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Keduanya membahas masalah
yang timbul akibat hubungan (interrelationship) manusia. Dengan kata lain,
keduanya mempelajari masyarakat manusia. Adapun perbedaan antara ilmu-ilmu
sosial dengan ilmu pengetahuan sosial terletak pada tujuan masing-masing. Ilmu
sosial bertujuan memajukan dan mengembangkan konsep dan generalisasi melalui
penelitian ilmiah, dengan melakukan hipotesis untuk menghasilkan teori atau
teknologi baru. Sementara itu, tujuan ilmu pengetahuan sosial bersifat
pendidikan, bukan penemuan teori ilmu sosial. Orientasi utama studi ini adalah
keberhasilannya mendidik dan membuat siswa mampu mengerjakan ilmu pengetahuan
sosial, berupa tercapainya tujuan intruksional. Dari uraian tersebut, ilmu
pengetahuan sosial menggunakan bagian-bagian ilmu sosial guna kepentingan
pengajaran. Untuk itu, berbagai konsep dan generalisasi ilmu sosial harus disederhanakan
agar lebih mudah dipahami peserta didik-peserta didik yang umumnya belum matang
untuk mempelajari ilmu-ilmu tersebut. Hal ini menempatkan keberadaan IPS secara
metodologis dan keilmuan dapat dikatakan belum setara dengan ilmu-ilmu sosial.
Dengan demikian, antara
ilmu sosial, studi sosial, dan ilmu pengetahuan sosial ternyata terdapat kaitan
satu sama lainnya sehingga terdapat persamaan dan perbedaan. Untuk lebih mudah
memahami persamaan dan perbedaanya dapat dilihat pada bagan berikut.
Ilmu Sosial (Social
Sciences)
|
Persamaan
/Perbedaan
|
Studi
Sosial/Ips
|
Ilmu sosial adalah semua bidang
ilmu yang berkenaan dengan manusia dalam konteks sosialnya atau semua bidang
yang mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat
|
Pengertian
|
Ilmu pengetahuan sosial ( IPS )
adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah dan menganalisis gejala dan
masalah sosial di masyarakat ditinjau dari berbagai aspek kehidupan secara
terpadu
|
Ruang lingkup ilmu sosial adalah
hal – hal yang berkenaan dengan manusia dan kehidupannya meliputi semua aspek
kehidupan manusia sebagai anggota masyarakat.
|
Ruang lingkup
|
Ruang lingkkup IPS adalah hal –
hal yang berkenaan dengan manusia dan kehidupannya meliputi semua aspek
kehidupan manusia sebagai anggota masyarakat.
|
Aspek–aspek kehidupan manusia
yang dikaji secara terlepas – lepas sehingga melahirkan satu bidang ilmu
|
Objek
|
Aspek kehidupan manusia dikaji
berdasarkan satu kesatuan gejala sosial atau masalah sosial (tidak melahirkan
bidang ilmu )
|
Mencipatakan tenaga ahli pada
bidang ilmu social
|
Tujuan
|
Membentuk warga negara yang
berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupannya sendiri di tengah – tengah
kekuatan fisik dan social
|
Pendekatan disipliner
|
Pendekatan
|
Pendekatan intersipliner atau
multidisipliner dan lintas sektoral
|
ilmu sosial dipelajari dan
dikembangkan pada tingkat Perguruan Tinggi
|
Tempat Pembelajaran
|
IPS diajarkan pada tingkat rendah
sampai tingkat persekolahan ( SD-SMA)
|
Berikut merupakan tabel
perbedaan IPS dengan ilmu-ilmu sosial :
Segi Perbedaan
|
IPS
|
Ilmu-Ilmu Sosial
|
Segi Levelnya
|
Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) diberikan di tingkat sekolah.
|
Ilmu-Ilmu
Sosial (IIS) diberikan di tingkat perguruan tinggi/universitas.
|
Segi Scope dann size-nya
|
Tidak begitu
luas cakupannya
|
Ilmu-Ilmu
Sosial jauh lebih luas
|
Segi Level off difficulty-nya
|
Ilmu
Pengetahuan Sosial konsep dan generalisasi perlu disedehanakan agar lebih
mudha di pahami oleh murid-murid.
|
Ilmu- Ilmu
Sosial menyelidiki aneka ragam human relationship yang serba kompleks dan
seringkali berhubungan dengan hal-hal yang abstrak dan data-data,
konsep-konsep, dan generalisasi yang serba sulit
|
Segi Purpose
|
Ilmu
Pengetahuan Sosial mengarah pada penanaman BASK (Behavior, attitude, Skill,
dan Knowledge).
|
Ilmu-Ilmu
sosial menetapkan kebenaran Ilmiah sebagai focus tujuanya.
|
Segi Approach
|
pada
pendekatan Ilmu Pengetahuan Sosial bersifat intensdisipliner.
|
pendekatan
Ilmu-Ilmu Sosial adalah bersifat disipliner sesuai dengan kehidupan yang
menjadi obyek studi berdasrkan bidang Ilmu masing-masing
|
Segi Kerangka kerja
|
Kerangka
kerja Ilmu Pengetahuan Sosial lebih di arahkan kepada arti paraktisnya
dalam mencari alternative pemecahan masalah Sosilal dan dalam menyusun
alternatif pengembangan kehidupan ke taraf yang lebih tinggi.
|
Ilmu-Ilmu
Sosial di arahkan kepada pengembangan teori dan prinsip Ilmiah
|
III.
Hubungan Ilmu Sosial, IPS, dan Social Studies
Hubungan IPS dan
ilmu-ilmu sosial dapat dipahami dengan lebih jelas berdasarkan konsep dasar dan
generalisasi IPS yang dikembangkan. IPS merupakan fusi dari beberapa disiplin
ilmu sosial. IPS merupakan kajian/bidang studi yang mengambil fakta, konsep,
dan generalisasi dari ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan dan dikemas secara
menarik untuk keperluan pendidikan. IPS berhubungan dengan ilmu-ilmu sosial,
yang meliputi geografi, ekonomi, politik, sejarah, antropologi, sosiologi,
psikologi sosial dan hukum.
a.
Hubungan IPS dan geografi, IPS mengambil materi dari geografi yang
terkait dengan ruang bumi, garis lintang, bujur, arah, jarak, lokasi ruang,
kondisi alam, tata lingkungan, sumber daya alam, serta interaksi antar bangsa
dan manusia dengan lingkungan.
b.
Hubungan IPS dan ilmu ekonomi, IPS mengambil materi ilmu yang ekonomi
terkait dengan usaha manusia untuk mencapai kemakmuran, dan gejala-gejala serta
hubungan yang timbul dari usaha tersebut.
c.
Hubungan IPS dan ilmu politik, IPS mengambil materi ilmu politik yang
membahas usaha manusia mengorganisasikan kekuasaan dalam mengatur manusia dalam
mengatur dan menyelenggarakan kepentingan rakyat dan bangsa.
d.
Hubungan IPS dan ilmu sejarah, IPS mengambil materi sejarah yang terkait
dengan cara hidup manusia dilihat dari kurun waktu masa lalu.
e. Hubungan IPS dan antropologi,
IPS mengambil materi antropologi yang terkait dengan kajian hasil budidaya
manusia dalam menjaga eksistensinya dan usaha meningkatkan kehidupan, baik
aspek lahiriah maupun batiniah.
f. Hubungan
IPS dan sosiologi, IPS mengambil materi sosiologi yang mempelajari masyarakat
secara keseluruhan dan hubungan antara individu dan masyarakat tersebut.
g. Hubungan
IPS dan psikologi sosial, IPS mengambil materi dari psikologi sosial yang
mempelajari perilaku individu, kelompok, dan masyarakat yang dipengaruhi oleh
situasi sosial, pengetahuan, pemikiran, tanggapan, dan spekulasi.
h. Hubungan IPS dan ilmu hukum, IPS
mengambil materi ilmu hukum yang berkaitan dengan peraturan tingkah laku yang
ditetapkan oleh pemerintah.
Ilmu-ilmu sosial
merupakan dasar dari IPS. Akan tetapi, tidak semua ilmu-ilmu sosial secara
otomatis dapat menjadi bahan atau pokok bahasan dalam IPS. Tingkat usia,
jenjang pendidikan, dan perkembangan pengetahuan siswa sangat menentukan
materi-materi ilmu-ilmu sosial mana yang tepat menjadi bahan atau pokok bahasan
dalam IPS.
Di Indonesia IPS
menjadi salah satu mata pelajaran dalam pembaharuan kurikulum SD, SMP, SMA
sejak 1975 dan masih berlangsung hingga sekarang. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
ini sangat penting diajarkan kepada peserta didik, sebab setiap individu ialah
makhluk sosial yang hidup bermasyarakat. Agar setiap individu menjadi warga
negara yang baik maka ia perlu mendapatkan pengetahuan yang benar tentang
konsep dan kaidah kaidah sosial, menentukan sikap sesuai dengan pengetahuan
tersebut dan memiliki keterampilan untuk berpartisipasi dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Disiplin ilmu-ilmu
sosial yang dikembangkan dalam social studies di Indonesia meliputi ilmu
ekonomi, sejarah, geografi, sosiologi, politik, hukum dan pendidikan
kewarganegaraan. Disiplin ilmu sosial yang dikembangkan dalam social studies di
Amerika Serikat lebih beragam bila dibandingkan dengan tradisi pengembangan IPS
di Indonesia. Disiplin ilmu sosial yang
dikembangkan dalam social studies di Amerika Serikat meliputi antropologi,
arkeologi, ekonomi, geografi, sejarah, hukum, filsafat, ilmu politik,
psikologi, religi dan sosiologi.
Kontribusi ilmu-ilmu
sosial dalam pengembangan pendidikan IPS dalam kurikulum sekolah tidak
diragukan lagi sebagaimana pentingnya teori dalam pengembangan ilmu-ilmu
sosial. Namun, perlu ada klarifikasi tentang teori, khususnya teori ilmu sosial
dalam konteks PIPS. Bank mengakui bahwa sebenarnya banyak ahli yang menyarankan
agar para pengembang kurikulum melakukan identifikasi terhadap teori-teori ilmu
sosial yang dapat membantu para siswa dalam mengambil keputusan dan belajar
konsep dan generalisasi.
IPS ialah bidang studi
yang merupakan paduan (fusi) dari sejumlah mata pelajaran sosial dan IPS juga
dikatakan sebagai suatu sarana mata pelajaran yang menggunakan bagian-bagian
tertentu dari ilmu-ilmu sosial oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan seperti: a. Ilmu-ilmu sosial manakah yang dapat dipadukan, dan
mempunyai keterkaitan dalam proses pembelajaran b. Bagaimana cara memadukannya,
sebab tidak semua materi ilmu social dapat dipadukan c. Bagian-bagian apa
sajakah yang perlu bagi pembelajaran IPS Secara konseptual hubungan antara IPS
dengan ilmu-ilmu sosial dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Disiplin ilmu-ilmu sosial dijadikan
kerangka utama berfikir dalam mengembangkan kurikulum.
b. Bahan untuk IPS dikembangkan
terlebih dahulu, serta memilih dan memilah disiplin-disiplin ilmu sosial
kemudian diidentifikasikan konsep-konsep dasar yang perlu diketahui peserta
didik. Konsep konsep dasar ini dipilih dan disesuaikan dengan tujuan yang
hendak dicapai dalam kurikulum IPS. Konsep dasar yang dipilih dijadikan pokok
bahasan dalam kurikulum. Dengan kata lain, ilmu-ilmu sosial secara langsung
memberikan bahan pembelajaran untuk kurikulum IPS. Oleh karena itu, topik-topik
yang akan diajarkan dalam kurikulum IPS ialah hasil dan inventarisasi konsep
dasar dari disiplin ilmu-ilmu sosial. Tidak salah jika dikatakan bahwa IPS
ialah gabungan ilmu-ilmu sosial yang diajarkan di sekolah.
Berbicara mengenai
konsep dasar menurut James G. Womeck konsep IPS ialah suatu kata atau ungkapan
yang berhubungan dengan sesuatu yang menonjol, sifat yang melekat, pemahaman
dan penggunaan konsep yang tepat bergantung pada penguasaan sifat yang melekat
tadi, pengertian umum kata yang bersangkutan, konsep memiliki pengertian
denotatif dan juga pengertian konotatif.
IV.
Kesimpulan
IPS ialah bidang studi
yang merupakan paduan (fusi) dari sejumlah disiplin ilmu sosial. Ilmu sosial
ialah bidang-bidang keilmuan yang mempelajari manusia di masyarakat dan
mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat. Ilmu-ilmu sosial merupakan
dasar dari IPS. Akan tetapi, tidak semua ilmu-ilmu sosial secara otomatis dapat
menjadi bahan atau pokok bahasan dalam IPS. Tingkat usia, jenjang pendidikan,
dan perkembangan pengetahuan siswa sangat menentukan materi-materi ilmu-ilmu
sosial mana yang tepat menjadi bahan atau pokok bahasan dalam IPS.
Disiplin ilmu-ilmu
sosial yang dikembangkan dalam social studies di Indonesia meliputi ilmu
ekonomi, sejarah, geografi, sosiologi, politik, hukum dan pendidikan
kewarganegaraan. Disiplin ilmu sosial yang dikembangkan dalam social studies di
Amerika Serikat lebih beragam bila dibandingkan dengan tradisi pengembangan IPS
di Indonesia. Disiplin ilmu sosial yang
dikembangkan dalam social studies di Amerika Serikat meliputi antropologi,
arkeologi, ekonomi, geografi, sejarah, hukum, filsafat, ilmu politik, psikologi, religi dan sosiologi.dikutif dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar