Agni Hotra
Oleh
I Wayan Putu Sudiarta
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Di zaman globalisasi saat ini mulai terlihat kebangkitan
hindu di Indonesia.itu terlihat dari banyaknya penemuan candi-candi,arca-arca
dan lain sebagainya.Di antara begitu banyaknya penemuan candi dan arca
ditemukan juga khunda di dekat arca dan candi,itu menandakan di zaman kerajaan
hindu sudah melakukan upacara Homa Yajna/Agnihotra.Upacara Homa Yajna/Agnihotra
adalah upacara persembahan melalui api suci.Homa Yajna/Agnihotra di zaman globalisasi saat ini menjadi
hal yang tidak lumrah di kalangan umat saat ini.Bahkan berapa
orang mengatakan bahwa Homa Yajna/Agnihotra adalah adat/tradisi di India yang
tidak sesuai dengan adat budaya Bali,Homa Yajna/Agnihotra pernah di laksanakan pada zaman kerajaan Dalem Waturengong yang bertujuan
untuk kemakmuran kerajaannya,Homa Yajna/Agnihotra saat itu di pinpin oleh
Danghyang Dwijendra dan Danghyang Astapaka.Demikian besarnya api Homa sehingga
tanpa disadari api menjilat balai pemujaan sampai merambat ke kerajaan.Sejak
saat itu berdasarkan keputusa Dalem,manggalaning kerajaan,HomaYajna/Agnihotra di hentikan dan dalam pelaksanaan berikutnya di ganti
dengan api takep,pedupaan,dan sejenisnya.
2. Rumusan masalah
a.
Pengertian Homa Yajna/Agnihotra
b.
Sumber Homa Yajna/Agnihotra
c.
Keutamaan Homa Yajna/Agnihotra
d.
Bahan-bahan dan peralatan
e.
Waktu dan tempat
pelaksanaan
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Homa Yajna/Agnihotra
Homa Yajna/Agnihotra berasal dari Bahasa sansekerta,dimana
terdiri dari kata Agni dan hotra.Agni
berarti api sedankan hotra adalah persembahyangan atau persembahan,jadi
Agnihotra adalah sebuah ritual atau bentuk upacara persembahan.dalam veda semua
yajna atau persembahan memiliki arti Agnihotra..pengertian yajna dalam veda
persembahan yang dituangkan kedalam api suci,api suci yang dimaksud
adalah api yang di hidupkan dan di kobarkan dalam
khunda,khunda adalah lambang pengorbanan
Mengapa persembahan dimasukan ke dalam api?hal ini di
sebutkan dalam Purana bahwa Dewa Agni(disimbulkan dengan api)adalah lidahnya
Tuhan,sehingga maknanya adalah jika persembahan kita disampaikan melalui lidah
Tuhan,maka persembahan tidak akan nyasar ke tempat lain.
Homa Yajna/Agnihotra adalah
persembahan sehari-hari berupa
cairan yang dituangkan ke dalam api suci .Terdapat dua dua macam Homa
Yajna/Agnihotra yaitu ada yang di lakukan sebulan sekali dan di lakukan
sepanjang aktivitas hidupnya.persembahan Havana di lakukan pagi setelah
matahari terbit dan sore sebelum matahari terbanam
2. Sumber Homa Yajna/Agnihotra
Telah kita ketahui bersama bahwa semua ajaran agama Hindu berasal dari kitab Suci Veda. Veda
adalah sumber dharma (veda akilo dharmamulam). Tidaklah salah ,kalua dalam
setiap kegiatan dan aktivitas manusia selalu berpegangan pada Veda. Begitu pula
Homa Yajna/Agnihotra bersumber pada Veda. Disini khususnya pada mantra Atharva
Veda XX.VIII.6 berikut
“Yatra suhardam sukrtam Agnihotra, Hutam yatra lokah,
Tam lokam yamni yabhisambhuva, Sa no himsit purusram
pasumsca” Artinya:
“Dimana
mereka yang hatinya mulia bertempat tinggal,orang yang pikirannya damai dan mereka yang mempersembahkan Agnihotra
,disanalah majelis(pemimpin masyarakat)berkerja dengan baik,memelihara
masyarakat,tidak menyakiti mereka dan binatang ternaknya (Dr.Made Titib,paper Agnihotra)”
Sumber tertua tentang
upacara Homa Yajna/Agnihotra dapat kita jumpai dalam Kitab Suci Veda khususnya Ag Veda X.66.8, demikian pula dalam Kitab
Atharwa
Veda VI.97.1.
Dalam Menawa Dharma sastra,parasara Dharma sastra,dan
kitab-kitab suci lainnya Agnihotra selalu di sebut
demikian juga dalam
susastra Nusantara, Homa
Yajna/Agnihotra di sebut dalam silakrama,kakawin Ramayana dan lain- lainnya.
3. Keutamaan Homa Yajna/Agnihotra
bisa
menetralisir energy-energy negative yang ad dimana upacara Homa Yajna/Agnihotra
itu di laksanakan,Homa Yajna/Agnihotra bisa memberikan
kebahagian,kemakmuran,kejayaan dan kesehatan bagi siapa yang taat dan tulus
melakukanNya.
4. Bahan-bahan dan Peralatan
Di dalam pelaksanaan sebuah upacara Homa
Yajna/Agnihotra,tentu kita harus mempersiapkan bahan-bahan dan peralatan demi
lancarnya pelaksanaan sebuah upacara.Bahan-bahan yang di perlukan dapat di
bedakan menjadi dua yaitu bahan pokok dan bahan tambahan atau bahan yang di
gunakan untuk jenis Homa tertentu.
a.
Bahan Pokok
Bahan
pokok adalah bahan persembahan yang harus ada pada setiap pelaksanaan Homa
Yajna/Agnihotra yaitu:
1)
Kayu bakar
Kayu
bakar mempunyai peranan yang sangat penting,karena fungsinya sebagai bahan
bakar untuk api selama puja di lakukan harus tetap menyala. Adapun beberapa
kayu yang baik digunakan adalah kayu manga,beringin,cendana,intaran,majagau,
bahkan ada juga yang menggunakan cowdunk (kotoran sapi yang di campur dengan
daun alang-alang yang di keringkan) bahan ini harganya lumayan mahal.
2)
Ghee
Ghee
adalah bahan yang terbuat dari mentega murni. Jika ghee asli (sudah jadi) sukar
didapat. Bahan ini dapat di ganti dengan mentega murni tanpa garam yang di
panaska kemudian di saring,semakin sering di
saring dan dipanaskan akan semakin bagus,jika bahan itu juga sulit di dapat. Bisa juga di ganti dengan
minyak kelapa asli.
Samagri
yang di maksud disini adalah bahan-bahan dari tumbuhan seperti misalnya
kacang-kacangan, beras merah, beras putih, beras hitam, beras kuning (ketan),
bunga cengkeh, daun tulasi, daun bringin, daun bila, daun mangga, akar ilalang,
akar-akaran yang biasa di pakai obat serta buah-buahan yang di keringkan.
b.
Peralatan Upacara
Untuk
peralatan pemimpin upacara seperti Sulinggih, Pinandita/pemangku diharapkan
sama seperti yang biasa dibawa saat muput upacara.
1)
Bebantenan
Pejati
adalah banten persembahan paling kecil tetapi komplit. Ini dilakukan berkaitan
dengan tradisi di Bali, yang menggambarkan bahwa sebuah pejati adalah inti sari dari
persembahan kepada Tuhan. Dalam membuat banten upacara Homa Yajna/Agnihotra
diharapkan tidak memakai daging binatang, ikan, telur, ini dilakukan untuk
menghindari pelaksanaan yajna dengan
Himsa Karma. Hal ini sangat
ditetapkan pada mantra Agni puja, Agni Sukta No. 4 yaitu
Agna Yam Yajnam
Advaram dan seterusnya. Advaram disini berasal dari kata “dvar” yang
artinya himsa didepan dvar ada “a” yang artinya tidak, sehingga disini berarti
tidak himsa.
2)
Kunda
Kunda
adalah titik sentral pelaksanaan Homa Yajna, karena semua kegiatan persembahan
terpusat pada api suci didalam Kunda. Kunda biasa juga disebut “vedi”. Bahan
kunda dapat dibuat dari:
· Tembikar
Tembikar
adalah tanah liat yang dipanaskan seperti pane/paso atau batu bata ditumpuk
menyerupai piramida terbalik.
· Lubang ditanah
Untuk
keadaan tertentu misalnya untuk membersihkan bumi atau pekarangan rumah, toko, kantor, dll dapat dibuat lubang di dalam tanah
dengan bentuk piramida terbalik.
· Bahan logam
Bahan
logam sangat bagus kalua dijadikan bahan kunda karena akan menyebarkan panas yang baik, sehingga kemungkinan api bisa
berkobar dengan baik.
3)
Sendok dan tempat
air
Sendok
sebaiknya dibuat bertangkai panjang untuk menghindari panas saat menuangkan
Ghee atau minyak ke dalam api suci. Sedangkan tempat air diisi air yang bersih atau air suci karena
air ini akan digunakan untuk Acamana.
4)
Kue Manis
Kue manis adalah persembahan yang khusus dipersembahkan oleh sang Yajamana pada saat mantram
“ SVISTAKRITE” diucapkan. Sesuai arti mantram
bahwa sang yajamana dengana segala kekurangan dan ketidaktahuan memohon agar
Tuhan berkenan mengabulkan segala permohonannya. Maka kue ini hanya
dipersembahkan kedalam api suci
oleh yajamana. Bahan-bahan kue ini haruslah
dari bahan-bahan satvika, bebas dari daging, ikan, dan
telur. Bahan kue sebaiknya sebaiknya dari susu, Ghee, beras atau gandum, kacang-kacangan, dan gula. Rasa manis
dari kue diharapkan juga dirasakan oleh sang yajamana dalam perjalanan
hidupnya. Artinya agar kita bisa menghadapi hidup ini dengan lebih manis dan
selalu ada dalam karunia dan lindungan Tuhan Hyang Maha Esa.
5)
Bahan tambahan lainnya
Bahan
tambahan yang baik dipakai untuk homa seperti homa Ganesa adalah yang biasa
disebut dengan panca amertam yang terdiri dari susu (tengah), dadih/yoghurt
(timur), Ghee/mentega murni (selatan), madu (barat), gula bali (utara). Untuk
tujuan khusus atau yang cukup luas seperti mendem pedagingan, mulang dasar, dan
lainnya banyak juga dipakai panca datu (tantra) atau bahan lainnya sesuai
keperluan.
6) Ucapan Svaha
Ucapan
svaha pada setiap penuangan persembahan sangat penting artinya dalam homa
yajna/agnihotra karena svaha berarti dewi (sakti) yang selalu menyertai dewa
agni dalam upacara homa ini. Pengucapan kata
svaha ini akan menjadi lebih baik jika disertai doa dalam hati sesuai
tujuan upacara. Untuk upacara yang ditujukan kepada Dewa-dewa dipakai kata
“Svaha”, sedangkan untuk pitara dipakai kata “Svadha”. Upacara untuk leluhur,
ngaben (biasanya pelaksanaan homa dilaksanakan pada hari ke 12 setelah pengabenan).
7)
Abu suci
Abu
suci yang dihasilkan setelah upacara homa selesai yang berupa abu/bhasma dapat
dimohonkan sebagai surudan. Abu suci ini dapat bermanfaat untuk digunakan
sebagai obat, penyengker karang, pupuk untuk kesuburan tanaman, dll yang harus
disertai keyakinan dan doa yang tulus.
5. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan
a.
Waktu Pelaksanaa
Untuk melaksanakan Homa Yajna/Agnihotra dapat dibagi
menurut tujuan di laksanakannya Homa Yajna/Agnihotra. Untuk Sandhya Homa yang
dilakukan oleh keluarga, kelompok, atau yang bersifat gabungan di laksanakan
pada pagi hari setelah matahari terbit dan sore hari sebelum matahari terbenam.
Untuk acara khusus seperti sanskara, perkawinan, dan lainnya waktu
pelaksanaannya sesuai dengan kondisi.
b.
Tempat Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan tergantung dari tujuan Upacara Homa
Yajna/Agnihotra diadakan. Sebagai misal untuk Dewa Yajna bisa di lakukan di
lingkungan area pura, merajan, dan tempat suci bersangkutan. Untuk Sanskara,
Antyesthi (ngaben,nyekah) dan perkawinan sebaiknya di lakukan di pekarangan
rumah. Tempat lain yang juga baik untuk melaksanakan homa adalah tempat mata
air, sungai, danau, dan gunung serta tempat yang di anggap suci.
BAB III KESIMPULAN
Homa Yajna/Agnihotra adalah sebuah ritual atau bentuk
upacara persembahan yang dituangkan ke dalam api suci. Sumber tertua tentang
upacara Homa Yajna/Agnihotra dapat kita jumpai di dalam Kitab Suci Veda,
khususnya Agveda X.66.8, Kitab Suci Atharwaveda VI.97.1, demikian pula di dalam
Menawa Dharma Sastra, Parasara Dharma Sastra dan kitab-kitab suci lainnya Homa
Yajna/Agnihotra selalu disebutkan.
Dalam pelaksanaan Homa Yajna/Agnihotra peralatan yang perlu
disiapkan seperti: kayu bakar, ghee, Samagri, bebantenan, kundha, sendok,
tempat air dan perlengkapan lainnya sesuai dengan tujuan dilaksanakannya Homa
Yajna/Agnihotra.
Pada saat menghaturkan persembahan kedalam api suci selalu
diikuti dengan ucapan “Svaha”
yang memiliki makna
atau arti Dewi (Sakti) dari Dewa Agni.
Yang disertai dengan doa dalam hati yang tulus sesuai dengan tujuan
dilaksanakannya Homa Yajna/Agnihotra.
SARAN
Pepatah mengaatakan tiada gading yang tak retak,apabila
dalan tulisan ini ada kesalahan-kesalahan maka semuanya itu adalah semata-mata
kesalahan- kesalahan penulis bukan kesalahan buku sumber.
Untuk itu penulis mohon pembaca yang budiman bersedia
memberi petunjuk-petunjuk serta kritik saran yang membangun kepada penulis demi
tulisan berikutnya
DAFTAR PUSTAKA
Dr Made Titib : Paper Agnihotra, Panca
Walikrama Besakih 1999 Yayasan Bali Homa Yajna 2000 : Agnihotra (Homa Yajna)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar