Adat, Tradisi, Agama, Budaya Hindu Bali

Minggu, 17 November 2019

Makalah tentang Weda

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam berbagai kesempatan melalui ceramah agama Hindu, dharma vacana, dharma tula, diskusi atau seminar, sebagian dari umat Hindu yang terpelajar menanyakan tentang kitab suci Veda. Mereka meyakini kitab suci Veda sebagai sumber ajaran agama Hindu, tetapi mereka belum pernah melihat bagaimana kitab suci Weda itu.

Kini perkembangan dunia modern sangat pesat, media komunikasi seperti televisi sangat bermanfaat bagi pengembangan atau penyampaian ajaran agama. Umat Hindu merasakan keterlambatan, ketidaksiapan dan kekurangan dalam memanfaatkan teknologi modern ini. Perkembangan dunia modern dalam era globalisasi ini, umat Hindu khususnya dan masyarakat pada umumnya ingin mengenal ajaran agamanya dan ajaran agama lain yang tidak dipeluknya lebih mendalam lagi. Untuk mendalami ajaran agama Hindu, kita harus merujuk pada kitab suci Weda, yang khususnya membahas tentang Itihasa dalam Kitab Suci Weda.

        1.2  Rumusan Masalah
1.2.1. Apa pengertian Weda ?
1.2.2. Apa saja bagian-bagian Weda?
1.2.3. Paparkan pengertian Itihasa!
1.2.4. Apa saja contoh cerita dari Itihasa ?

       1.3 Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui apa pengertian Weda
1.3.2.Untuk  mengetahui bagian-bagian Weda
1.3.3.Untuk mengetahui apa itu Itihasa sebagai bagian dari Weda
13.4. Untuk mengetahui contoh cerita dari Itihasa




BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Weda
Pada tahun 1849 seorang sarjana Belanda R. Freiderich menulis tentang keberadaan Veda di pulau Bali. Para Pandita  memiliki lontar (manuscript) berupa 4 buah Samhita yang ditulis oleh Bhagavan Byasa (Maharsi Vyasa). Mereka merahasiakan isinya dan hanya mengajarkan kepada pandita sisya (murid)nya. R. Freiderich hanya diijinkan melihat sebuah lontar yaitu Brahmana Purana berbahasa Jawa Kuna. Kemudian sarjana Brumund dan Kern menemukan bahwa mantram-mantram berbahasa Sanskerta yang bercampur dengan bahasa Jawa Kuna itu adalah mantram ritual dan penjelasannya yang bersifat mistik dengan latar belakang Saivisme dengan warna Tantric.
Kata Veda berasal dari bahasa Sanskerta, berakar kata Vid yang artinya ilmu pengetahuan. Tetapi tidak semua ilmu pengetahuan dapat disebut sebagai Veda. Veda adalah ilmu pengetahuan yang mengandung tuntunan rohani agar manusia mencapai kesempurnaan hidup atau paravidya. Veda juga mengandung ilmu pengetahuan tentang ciptaan Brahman atau aparavidya untuk tujuan memuliakan hidup manusia dan alam semesta.
Veda disebut sebagai kitab suci Agama Hindu, karena berbentuk buku atau kitab disucikan oleh pemeluk agama Hindu, diyakini sebagai wahyu Tuhan, dan dipakai sebagai pedoman dasar hidup oleh umat Hindu dalam melakukan hidup bermasyarakat.Veda juga disebut sebagai mantra, terutama ketika diucapkan dengan hikmat oleh para Sulinggih. Perhatikan ketika ada Sulinggih atau Pandita yang sedang merapalkan mantra, maka Sulinggih itu disebut sebagai sedang ngaveda. Dalam konteks ini, Veda berarti pujastuti atau mantra.
Para Pandita dan sastrawan Indonesia mengenal nama Catur Veda yang disebut Sang Hyang Sruti melalui naskah-naskah Ramayana dan Mahabharata berbahasa Jawa Kuna. Dari 18 parva Mahabharata, hanya 9 parwa yang diwaris berbahasa Jawa Kuna.




Bagian-Bagian Weda
Weda Sruti
Weda Sruti adalah kelompok Weda yang ditulis oleh para Maha Rsi melalui pendengaran langsung dari Wahyu Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Kelompok Weda Sruti menurut Bhagawan Manu merupakan Weda yang sebenarnya atau Weda Orisinil. Menurut sifat isinya Weda ini dibagi atas 3 macam , antara lain :
Bagian Mantram
Bagian Brahmana (Karma Kanda)
Bagian Upanisad / Arnyaka (Jnana Kanda)
MANTRA
Bagian Mantra terdiri dari empat himpunan (Samhita) yang disebut Catur Weda Samhita, Yaitu :
Rg. Weda atau Rg. Weda Samhita
Sama Weda atau Sama Weda Samhita
Yajur Weda atau Yajur Weda Samhita
Arthawa Weda atau Artawa Weda Samhita
BRAHMANA
Bagian Kedua yang terpenting dari kitab Sruti adalah bagian yang disebut Brahmana atau Karma Kanda . Himpunan buku  buku ini disebut Brahmana. Tiap  tiap mantra (Rg. Weda, Sama Weda, Yajur Weda, dan Atharwa Weda) memiliki Brahmana. Brahmana berarti doa. Jadi, kitab Brahmana adalah kitab yang berisi himpunan doa  doa yang dipergunakan untuk keperluan upacara yadnya.
UPANISAD
Aranyaka atau Upanisad adalah himpunan mantra  mantra yang membahas berbagai aspek teori mengenai keTuhanan.

Weda Smrti
Smerti adalah Weda yang disusun kembali berdasarkan ingatan. Penyusunan ini didasarkan atas pengelompokan isi materi secara sistematis menurut bidang profesi. Secara garis besarnya Smerti dapat digolongkan ke dalam dua kelompok besar, yakni kelompok Wedangga (Sadangga), dan kelompok Upaweda.
Kelompok Wedangga:
Kata Wedangga, terdiri dari kata Weda dan Angga (bahasa sansekerta). Weda berarti ilmu pengetahuan suci dan angga berarti bagian atau anggota. Kelompok ini disebut juga Sadangga. Wedangga terdiri dari enam bidang Weda yaitu:
Siksa (Phonetika)
Isinya memuat petunjuk-petunjuk tentang cara tepat dalam pengucapan mantra serta rendah tekanan suara.
Adapun Kitab  kitab Pratishakya yang masih sampai saat ini adalah :
Rg. Weda Pratishakya
Taittriya Pratishakya Sutra
Wajasaneyi Pratisahya Sutra
Sama Pratisakhya Sutra
Atharwa Weda Pratisakhya Sutra

Wyakarana (Tata Bahasa)
Merupakan suplemen batang tubuh Weda dan dianggap sangat penting serta menentukan, karena untuk mengerti dan menghayati Weda Sruti, tidak mungkin tanpa bantuan pengertian dan bahasa yang benar.
Chanda (Lagu)
Adalah cabang Weda yang khusus membahas aspek ikatan bahasa yang disebut lagu. Sejak dari sejarah penulisan Weda, peranan Chanda sangat penting. Karena dengan Chanda itu, semua ayat-ayat itu dapat dipelihara turun temurun seperti nyanyian yang mudah diingat.
Nirukta
Memuat berbagai penafsiran otentik mengenai kata-kata yang terdapat di dalam Weda.


Kitab Nirukta hasil karya Begawan Yaska , isinya menguraikan tentang tiga macam suatu hal, yaitu sebagai berikut :
Memuat kata- kata yang memiliki arti sama atau Naighantuka Kanda
Memuat kata- kata yang memiliki arti ganda atau disebut Naighama Kanda
Memuat tentang nama  nama Dewa yang ada di angkasa , bumi , dan surga disebut Daiwatganda
Jyotisa (Astronomi)
Merupakan pelengkap Weda yang isinya memuat pokok-pokok ajaran astronomi yang diperlukan untuk pedoman dalam melakukan yadnya, isinya adalah membahas tata surya, bulan dan badan angkasa lainnya yang dianggap mempunyai pengaruh di dalam pelaksanaan yadnya.
Kalpa
Merupakan kelompok Wedangga (Sadangga) yang terbesar dan penting. Menurut jenis isinya, Kalpa terbagi atas beberapa bidang, yaitu bidang Srauta, bidang Grhya, bidang Dharma, dan bidang Sulwa.
Srauta memuat berbagai ajaran mengenai tata cara melakukan yajna, penebusan dosa dan lain-lain, terutama yang berhubungan dengan upacara keagamaan.
Grhyasutra, memuat berbagai ajaran mengenai peraturan pelaksanaan yajna yang harus dilakukan oleh orang-orang yang berumah tangga.
Dharmasutra adalah membahas berbagai aspek tentang peraturan hidup bermasyarakat dan bernegara. Dan Orang Suci yang menuliskan kitab Dharma Sutra Adalah :
Bhagawan Manu
Bhagawan Apastamba
Bhagawan Bhaudhayana
Bhagawan Harita
Bhagawan Wisnu
Bhagawan Wasistha
Bhagawan Waikanasa
Bhagawan Yajnawalkya
Bhagawan Parasara
Sulwasutra, adalah memuat peraturan-peraturan mengenai tata cara membuat tempat peribadatan, misalnya Pura, Candi dan bangunan-bangunan suci lainnya yang berhubungan dengan ilmu arsitektur.
Kelompok Upaweda
Adalah kelompok kedua yang sama pentingnya dengan Wedangga. Kelompok Upaweda terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
Itihasa
Purana
Arthasastra
Ayur Weda
Gandharwaweda
Kama Sastra
Agama

Pengertian Itihasa
Itihasa merupakan jenis epos yang terdiri dari dua macam yaitu Ramayana dan Mahabharata. Kitan Ramayana ditulis oleh Rsi Walmiki. Seluruh isinya dikelompokkan kedalam tujuh Kanda dan berbentuk syair. Jumlah syairnya sekitar 24.000 syair. Adapun ketujuh kanda tersebut adalah Ayodhya Kanda, Bala Kanda, Kiskinda Kanda, Sundara Kanda, Yudha Kanda dan Utara Kanda. Tiap-tiap Kanda itu merupakan satu kejadian yang menggambarkan ceritra yang menarik. Di Indonesia cerita Ramayana sangat populer yang digubah ke dalam bentuk Kekawin dan berbahasa Jawa Kuno. Kekawin ini merupakan kakawin tertua yang disusun sekitar abad ke-8.
Disamping Ramayana, epos besar lainnya adalah Mahabharata. Kitab ini disusun oleh maharsi Wyasa. Isinya adalah menceritakan kehidupan  keluarga Bharata dan menggambarkan pecahnya perang saudara diantara bangsa Arya sendiri. Ditinjau dari arti Itihasa (berasal dari kata Iti, ha dan asa artinya adalah sesungguhnya kejadian itu begitulah nyatanya) maka Mahabharata itu gambaran sejarah, yang memuat mengenai kehidupan keagamaan, sosial dan politik menurut ajaran Hindu. Kitab Mahabharata meliputi 18 Parwa, yaitu Adiparwa, Sabhaparwa, Wanaparwa, Wirataparwa, Udyogaparwa, Bhismaparwa, Dronaparwa, Karnaparwa, Salyaparwa, Sauptikaparwa, Santiparwa, Anusasanaparwa, Aswamedhikaparwa, Asramawasikaparwa, Mausalaparwa, Mahaprastanikaparwa, dan Swargarohanaparwa.
Diantara parwa-parwa tersebut, terutama di dalam Bhismaparwa terdapatlah kitab Bhagavad Gita, yang amat masyur isinya adalah wejangan Sri Krsna kepada Arjuna tentang ajaran filsafat yang amat tinggi.

Contoh Cerita Itihasa
Seperti pada penjelasan sebelumnya, Itihasa ini terbagi menjadi dua jenis yaitu cerita Ramayana dan Mahabharata. Cerita yang akan saya bahas yaitu cerita Ramayana.
Kisah Ramayana terdiri dari tujuh kitab yang disebut Saptakanda. Urutan kitab menunjukkan kronologi peristiwa yang terjadi dalam Wiracarita Ramayana. Berikut adalah ketujuh Kanda tersebut beserta ringkasan cerita masing-masing Kanda
Balakanda
Kitab Balakanda merupakan awal dari kisah Ramayana. Kitab Balakanda menceritakan Prabu Dasarata yang memiliki tiga permaisuri, yaitu: Kosalya, Kekayi, dan Sumitra. Prabu Dasarata berputra empat orang, yaitu: Rama, Bharata, Lakshmana dan Satrughna. Kitab Balakanda juga menceritakan kisah Sang Rama yang berhasil memenangkan sayembara dan memperistri Sita, puteri Prabu Janaka.
Ayodhyakanda
Kitab Ayodhyakanda berisi kisah dibuangnya Rama ke hutan bersama Dewi Sita dan Lakshmana karena permohonan Dewi Kekayi. Setelah itu, Prabu Dasarata yang sudah tua wafat. Bharata tidak ingin dinobatkan menjadi Raja, kemudian ia menyusul Rama. Rama menolak untuk kembali ke kerajaan. Akhirnya Bharata memerintah kerajaan atas nama Sang Rama.
Aranyakanda
Kitab Aranyakakanda menceritakan kisah Rama, Sita, dan Lakshmana di tengah hutan selama masa pengasingan. Di tengah hutan, Rama sering membantu para pertapa yang diganggu oleh para rakshasa. Kitab Aranyakakanda juga menceritakan kisah Sita diculik Rawana dan pertarungan antara Jatayu dengan Rawana.
Kiskindhakanda
Kitab Kiskindhakanda menceritakan kisah pertemuan Sang Rama dengan Raja kera Sugriwa. Sang Rama membantu Sugriwa merebut kerajaannya dari Subali, kakaknya. Dalam pertempuran, Subali terbunuh. Sugriwa menjadi Raja di Kiskindha. Kemudian Sang Rama dan Sugriwa bersekutu untuk menggempur Kerajaan Alengka.
Sundarakanda
Kitab Sundarakanda menceritakan kisah tentara Kiskindha yang membangun jembatan Situbanda yang menghubungkan India dengan Alengka. Hanuman yang menjadi duta Sang Rama pergi ke Alengka dan menghadap Dewi Sita. Di sana ia ditangkap namun dapat meloloskan diri dan membakar ibukota Alengka.
Yuddhakanda
Kitab Yuddhakanda menceritakan kisah pertempuran antara laskar kera Sang Rama dengan pasukan rakshasa Sang Rawana. Cerita diawali dengan usaha pasukan Sang Rama yang berhasil menyeberangi lautan dan mencapai Alengka. Sementara itu Wibisana diusir oleh Rawana karena terlalu banyak memberi nasihat. Dalam pertempuran, Rawana gugur di tangan Rama oleh senjata panah sakti. Sang Rama pulang dengan selamat ke Ayodhya bersama Dewi Sita.
Uttarakanda
Kitab Uttarakanda menceritakan kisah pembuangan Dewi Sita karena Sang Rama mendengar desas-desus dari rakyat yang sangsi dengan kesucian Dewi Sita. Kemudian Dewi Sita tinggal di pertapaan Rsi Walmiki dan melahirkan Kusa dan Lawa. Kusa dan Lawa datang ke istana Sang Rama pada saat upacara Aswamedha. Pada saat itulah mereka menyanyikan Ramayana yang digubah oleh Rsi Walmiki.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Veda adalah ilmu pengetahuan yang mengandung tuntunan rohani agar manusia mencapai kesempurnaan hidup atau paravidya. Veda juga mengandung ilmu pengetahuan tentang ciptaan Brahman atau aparavidya untuk tujuan memuliakan hidup manusia dan alam semesta.
Weda dibagi menjadi 2 bagian yaitu Weda Sruti dan Weda Smerti. Salah satu bagian Weda Smerti yaitu kelompok Upaweda yang salah satu bahasannya adalah Itihasa. Itihasa merupakan jenis epos yang terdiri dari dua macam yaitu Ramayana dan Mahabharata. Di dalam kedua epos ini terkandung makna dan nilai-nilai kehidupan yang dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Manfaat
 Sebagai  pengembangan  dan  menambah  wawasan  bagi  penulis  sebagai  seorang  umat Hindu sekaligus calon guru.  Dari  hasil pembahasan makalah ini diharapkan akan dapat belajar banyak tentang Weda dan Itihasa pada khususnya.
 Memberikan   pengetahuan   terhadap   pembaca tentang apa itu Weda, bagian-bagian Weda, serta pembahasan tentang Itihasa.











                                   

DAFTAR PUSTAKA


https://hindualukta.blogspot.com/2016/04/pengertian-weda-veda.html
https://hindualukta.blogspot.com/2018/10/pengertian-dan-bagian-bagian-upaweda.html
http://wiracaritabali.blogspot.com/2014/08/sapta-kanda-cerita-ramayana.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar