Adat, Tradisi, Agama, Budaya Hindu Bali

Selasa, 24 November 2020

KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN

 

ARTIKEL

 KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN




 

 

 

 


OLEH:

NAMA      : NI KOMANG SANDIASIH

             NPM          : 202004

             PRODI       : BAHASA BALI

             MAPEL     : KEWIRAUSAHAAN

STKIP

PENDIDIKAN BAHASA BALI

TAHUN AJARAN 2020/2021


BAB I

Pendahuluan

 

v Latar belakang faktor masalah

 

Belakangan ini banyak sekali permasalahan yang terjadi di berbagai bisnis atau usaha.

Adapun berbagai karakteristik dari seorang wirausahawan, yang sangat mempengaruhi usaha yang akan di jalankan oleh pengusaha.

 

v Rumusan masalah

 

Lantas bagaimanakah cara untuk menanggulangi keugian pada pengusaha ?

 

 

v Tujuan dari penulisan artikel

 

Mampu menjelaskan karakteristik dari seorang wirausahawan

 

BAB II

Pembahasan

v Karakteristik wirausahawan

Kewirausahaan adalah proses mengidentifikasi,mngembangkan,dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang , cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptakan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.

Wirausaha adalah seseorang yang membangun usaha baru ataupun seseorang yang menciptakan lahan pekerjaan baru yang disesuaikan dengan modal yang ada, dan wirausaha bisa digolongkan menjadi usaha besar, menengah ataupun usaha kecil.

Proses kewirausahaan biasanya diawali dengan adanya inovasi. Biasanya inovasi tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi,kebudayaan dan lingkungan.

Adapun beberapa golongan usaha yaitu yang pertama Golongan Pengusaha Besar biasanya seseorang yang memiliki modal yang besar untuk bisnis sampai ke mancanegara dan biasanya memiliki banyak karyawan. Contoh: seperti pabrik rokok RAW yang memiliki banyak karyawan.

Yang ke dua  Golongan pengusaha Menengah biasanya seseorang yang memiliki modal yang lumayan, target pengusaha biasanya pasar di dalam negeri atau yang berada di dalam daerahnya saja dan pengusaha menengah hanya memiliki beberapa karyawan saja. Contoh: seperti rumah makan kumendel dan toko rahayu.

Yang ke tiga  Golongan Pengusaha kecil pengusaha yang biasanya targetnya hanya dilingkungan sekitar rumahnya saja karna modal yang di miliki kecil atau minim dan tidak harus memiliki karyawan.Contoh: penjual gorengan yang ada dipinggir jalan dan juga penjual jagung bakar.

 

v Seorang Wirausahawan Harus Memiliki :

 

o   Jiwa yang kuat kenapa harus kuat karena, jika seorang wirausahawan memiliki jiwa yang lemah maka jika dia menemukan masalah dia akan cepat menyerah.

o   Memikirkan hal-hal yang baru kenapa harus selalu memikirkan hal yang baru kerana, jika seorang pengusaha tidak memikirkan hal yang baru untuk usahanya maka bisa akan cepat mengalami kebangkrutan.

o    Bisa melihat peluang yang ada seorang pengusaha harus bisa melihat peluang-peluang yang ada untuk memajukan usahanya dan juga bisa mengembangkan atau membuka cabang di tempat lain.

o   Inovasi produk yang terbaru yaitu inovasi produk dan inovasi pelayanan. Dengan adanya inovasi akan meningkatakan daya saing usaha dan daya tarik produk, sehingga peluang usaha untuk berkembang terbuka lebar.

o   Mengerti preferensi konsumen yaitu untuk mengetahui apa yang di inginkan oleh konsumen, dan tau produk-produk yang kekinian.

o   Berani tampil beda yaitu berani menampilkan hasil produk kita yang berbeda dengan yang lain.

o    Memiliki konsep dan strategis praktis yaitu tempat atau lokasi yang di pilih harus strategis dan konsep ruangannya harus berbeda dari yang lain.

o   Berani mengambil resiko setiap kegiatan memiliki resiko termasuk kegiatan usaha. Wirauahawan yang baik merupakan wirausahawan yang berani mengambil resiko, selama resiko tersebut dapat di perhitungkan,dicegah,dan ditanggulangi.

o   Tekun dan teliti tekun adalah perilaku yang menunjukan itensitas tinggi dalam mengerjakan sesuatu. Oleh karena kegiatan usaha merupakan kegiatan kompleks, dibutuhkan ketekunan untuk menjalankannya. Tanpa ketekunan, kinerja usaha menjadi tidak efektif, sehingga beresiko mengalami kegagalan dan disitu juga diperlukannya ketelitian.

o    Memiliki rasa tanggung jawab yaitu selalu bertanggungjawab dengan apa yang telah di buat dan dibangun selama ini.

o   Berani menerima kritikan dari orang lain yaitu seorang wirausahawan harus berani menerima kritikan dari orang lain, jika itu memang kurang memuaskan dari konsumen atau pembeli.

o   Berorientasi pada proses dan hasil yaitu wirausahawan merupakan profesi yang menekankan pada fokus dan itensitas tinggi dalam kinerja.Oleh karena berfokus pada proses dan hasil, wirausaha harus senantiasa mencurahkan pikiran,waktu,dan tenaganya agar proses dan hasil usahanya sesuai target.

o   Memiliki jiwa kepemimpinan yaitu kegiatan usaha merupakan kegiatan yang melibatkan orang lain, antara lain konsumen, karyawan, mitra usaha, pemerintah, dan sebagainya. Sehingga dibutuhkan jiwa kepemimpinan, hal ini penting dalam pengelolaan sumber daya manusia (karyawan) dan pengambilan keputusan dalam bekerja sama dengan pihak lain  (mitra usaha,pemerintah).

o   Orisinil yaitu Orisil artinya asli. Wirausahawan yang baik adalah yang memiliki orisinalitas,baik dalam bekerja maupun produk yang dihasilkannya. Tanpa orisinalitas, kinerja usaha dan produknya tidak memiliki karakter khas sehigga tidak menarik di mata konsumen dan mitra usaha.

o   Jujur yaitu kesesuaian antar pikiran,perkataan,dan perbuatan dengan kenyataan dan peraturan yang berlaku. Wirausahawan yang baik adalah yang memiliki kejujuran. Hal ini penting agar dalam menjalankan usahanya,tidak ada pihak yang dirugikan dan kegiatan usaha berjalan sesuai ketentuan. Wirausahawan harus jujur kepada diri sendiri, karyawan, konsumen, mitra usaha, dan pihak-pihak yang lainnya yang terkait.

 

v Seorang Wirausahawan Harus Bisa Menyikapi Kegagalan:

Kegagalan usaha merupakan salah satu risiko usaha yang banyak terjadi dalam dunia usaha. Setiap usaha memiliki potensi untuk gagal.Oleh karena itu, wirausahawan hendaknya memiliki sikap positif dalam menghadapi kegagalan usaha. Adapun 6 (enam) cara menyikapi kegagalan yaitu :

1.     Berfikir positf

Kegagalan usaha merupakan sebuah kenyataan, maka harus di terima dengan iklas, sabar, dan tabah. Tanpa menerima kenyataan, hanya akan membuat mental wirausahawan semakin memburuk. Selain menerima kenyataan, wirausahawan harus memaknai kegagalan yang dialaminya sebagai bahan pembelajaran untuk bangkit memulai usaha baru.

2.     Mencari penyebab kegagalan usaha

Kegagalan usaha tidak boleh dibiarkan begitu saja dan dimaknai sebagai takdir , namun harus dianalisis dan dicari penyebabnya sehingga menjadi masukan bagi wirausahawan untuk mengevaluasi dan meningkatkan kinerjanya.

3.     Mengatasi kegagalan usaha

Setelah kegagalan diketahui penyebabnya, langkah selanjutnya adalah mengatasi kegagalan usaha. Mengatasi kegagalan merupakan cara untuk Bangkit kembali dan memulai lagi apa yang sudah dikerjakan. Mengatasi kegagalan usaha dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya kursus, les, mengikuti pendidikan dan pelatihan, mengikuti lokakarya, mengikuti seminar dan lain sebagainya.

4.     Menningkatkan karakter dan kompetensi usaha

Untuk bangkit dari kegagalan diperlukan karakter dan kompetensi yang sesuai. Oleh karena itu wirausahawan perlu menigkatkan karakter dan potensinya melalui berbagai cara, misalnya kursus dan lainsebagainya.

5.     Mencari peluang usaha

Setelah kompetensi dan karakter wiausahawan meningkatkan dan siap untuk memulai kembali usaha, wirausahawan perlu mencari dan mengetahui peluang usaha yang ada. Hal ini penting agar usaha yang dibangun kembali mendapatkan peluang untuk berkembang.

6.     Melakukan inovasi usaha

Setelah peluang diketahui, langkah selanjutnya adalah melakukan inovasi, yaitu inovasi produk dan inovasi pelayanan. Dengan adanya inovasi dan meningkatkan daya saing usaha dan daya tarik produk, sehingga peluang usaha untuk berkembang terbuka lebar

 

v Menjadi Pengusaha Yang Baru

Menjadi pengusaha tidaklah semudah yang kita bayangkan, kita harus mengerti apa yang bisa di pasarkan di pasaran saat ini, selain itu kita harus mengerti dengan modal yang ada, kita bisa memulai dengan usaha yang kecil terlebih dahulu untuk mengetahui minat seseorang terhadap apa yang kita jual, selain itu kita harus memiliki niat atau tekat yang kuat untuk membangun sebuah usaha agar suatu saat usaha yang kita miliki tidak sia-sia pada suatu hari nanti.

 

v Permulaan Yang Baik

Biasanya setiap orang berfikir jika seorang remaja bukan lah seorang yang berwirausaha dengan baik, ternyata semua hal itu ialah salah, karena biasanya watak berwirausaha yang baik adalah sejak kita masih muda atau remaja, sejak masih remaja jika kita selalu berpikir untuk siap maju dan siap bersaing kita akan selalu siap untuk menghadapi berbagai kemungkinan yang ada, di masa remaja pun kita masih bisa belajar melalui banyak hal dan pengalaman ynag baik untuk di kemudian hari.

 

v Motivasi Diri

Motivasi diri biasanya datang dari keluarga, teman dan sahabat, motivasi dari orang-orang seperti itulah yang membuat diri kita bisa menjadi melangkah untuk menjadi lebi berani, lebih baik lagi dan membuat seseorang menjadi tidak gampang menyerah, dan yang terpenting selalu berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

 

Jika kalian mau memulai usaha yang baru, kalian harus memperhatikan: Modal,strategi, karyawan, tempat, dan usaha yang akan dibuat. Kalian juga jangan gampang menyerah, teruslah berusaha, belajar dengan baik dari pengalaman dan orang-orang yang sudah berpenglaman,ingat semua masalah dapat dipecahkan dengan kerja keras dan semangat.

 

 

BAB III

Penutup

v Kesimpulan

 

Jadi dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa banyak sekali karakteristik wirausahawan dan juga hal yang perlu di tanggulangi saat mengalami kebangkrutan.

Jika kalian salah satu dari seorang pengusaha, kalian harus benar-benar siap untuk menjalani semua yang harus dilakukan oleh seorang wirausahawan.


 

 

 

 

 

 

 

gyfu

Senin, 23 November 2020

SEJARAH AGAMA HINDU

 TUGAS


SEJARAH AGAMA HINDU









Oleh:

Nama Kelompok :

NI Luh Kandi Widnyani (201056)

Ni Luh Putu Novi Delia Wahyuni (201053)

I Ketut Suantara Putra (201035)











STKIP AGAMA HINDU AMLAPURA

TAHUN 20220

ARTIKEL SEJARAH AGAMA HINDU DI INDIA

Agama hindu merupakan agama tertua yang ada di dunia, the oldest religion in the word, yang masih hidup dan berkembang di saat ini. Meskipun agama hindu telah berkembang sejak tahun 5000 SM, ajaran pemikirannya masih relevan dengan perkembangan zaman.

Agama hindu merupakan ajaran agama yang bersifat universal dan memberikan kebebasan bagi pemeluknya untuk mendalami dan menjalankan ajaran agama ini. Agama Hindu muncul di lembah sungai Shindu, India sebelah barat daya, yang mana sekarang tempat ini dikenal sebagai daerah Punyab. Nama “Hindu” diambil dari nama Sungai “Shindu”. Bangsa Persia yang mengadakan kontak ke lembah sungai Shindu menyebutkan kata “Shindu” dengan kata “Hindu”, hal ini terjadi karna bangsa Persia tidak bisa menyebut lafal ”S” (https://arahfajar.com/).

Peradaban lembah Sungai Shindu  


(Gambar materi di GCR)


  Zaman Peradaban lembah sungai Sindhu dibangun oleh penduduk asli India yaitu bangsa Dravita yang sudah mempunyai peradaban yang tinggi, bahkan sebelum bangsa Arya memasuki India sekitar tahun 2.000 SM. Diketahui bahwa penduduk asli India itu adalah suku bangsa Dravida yang mempunyai ciri-ciri ; berkulit hitam, berhidung pesek, berambut kriting, dan berbadan pendek. Zaman Peradaban Lembah Sungai Sindhu berlangsung sekitar 3.000 SM – 2.000 SM. 

Peradaban Lembah Sungai Sindhu dilanjutkan oleh orang yang menyebutkan dirinya bangsa Arya. Secara fisik, orang Arya adalah orang berkulit putih, tinggi, berhidung mancung, dan sangat aktif. Bangsa Arya dianggap sebagai pembawa dan penyebar agama Weda (Vedic Religion) di india. Zaman Weda berlangsung sekitar 2.000 SM – 1.000 SM.

Kata “Weda” berasal dari urat kata “Wid” yang artinya “pengetahuan” atau “mengetahui”. Weda diyakini bersumber dari wahyu Tuhan yang di dengar langsung oleh para Maharsi. Pengajaran dan pewarisannya dilakukan secara lisan (guruparampara). Weda berjumlah empat yakni Rig Weda Samhita, Sama Weda Samhita, Yajur Weda Samhita, dan Atharwa Weda Samhita. Kelompok Weda pertama di sebut Weda Sruti, dan yang terakhir disebut Weda Smrti.

Sejarah agama Hindu di India terbagi menjadi tiga bagian yang besar sekalipun batas-batas bagiannya tidak dapat dipastikan dengan jelas, yaitu zaman Wedakuno, zaman Brahmana, zaman Upanisad.

Zaman Weda Kuno (2.500 SM – 1000 SM)

Pada zaman + 1000 SM Bangsa Arya datang ke India dengan menempati daerah Punjab (daerah lima aliran sungai), yaitu sungai Hindus atau Sindhus. Bangsa Arya ini serumpun dengan bangsa Jerman, Yunani, dan Romawi sehingga mereka disebut sebagai rumpun bangsa Indo- Jerman. Setelah datang ke India, mereka menetap di dataran sungai Sindhus yang pada waktu itu masih subur, di daerah itu mereka menemui peradaban tua. Di dataran sungai Sindhus Bangsa Arya mempunyai beberapa hal yang sangat berbeda dengan Bangsa Dravida, mereka berkulit putih dan berbadan tegap, mereka lebih jauh memasuki India sampai di tepi sungai Gangga.


Zaman Brahmana (1000 SM – 750 SM)

Zaman ini ditandai dengan adanya kitab-kitab Brahman yaitu bagian dari Weda yang berisi tentang peraturan dan kewajiban keberagamaan. Di zaman ini sajian-sajian atau kurban menjadi lebih penting. Sajian atau kurban bukan sekedar untuk memohon pada dewa, tetapi sebagai alat untuk memaksa dewa-dewa memberikan kekuasaan kepada siapa yang melakukan sesajen. Perkembangan agama Hindu pada zaman Brahmana ini merupakan peralihan dari zaman Weda Samhita ke zaman Brahmana.



Zaman Upanisad (750 SM – 500 SM)

Kata Upanisad berarti duduk di bawah kaki guru untuk

Pada zaman ini pemikiran secara falsafah sudah berkembang, kehidupannya bersumber pada ajaran-ajaran kitab Upanisad yang tergolong sruti, dijelaskan secara filosofis. Konsep terhadap keyakinan Panca Sradha dijadikan titik tolak pembahasan oleh para arif bijaksana dan para resi. Selain itu juga konsep terhadap tujuan hidup disebut Catur Purusa Artha yaitu Dharma, Artha, Kama, dan Moksa, difokuskan menjadi jelas. Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam agama Hindu periode Upanisad, manusia percaya pada Pantheisme. 

Asal-usul agama Hindu ditindaklanjuti dengan adanya perubahan corak kehidupan di India. Corak kehidupan masyarakat Hindu tersebut dibedakan atas 4 kasta, diantaranya :

Kasta Brahmana: Keagamaan.

Kasta Ksatria: Pemerintahan.

Kasta Wacyd (Waisya): Pertanian dan perdagangan.

Kasta Cudra (Sudra): Kaum pekerja kasar.


Umat Hindu berziarah ke tempat-tempat suci seperti Kota Benares, sebuah kota yang dianggap sebagai kota tempat bersemayamnya Dewa Pelabur (Dewa Siwa). Di samping itu, Sungai Gangga juga dianggap suci dan keramat oleh umat Hindu. Menurut kepercayaan merka, air dari Sungai Gangga akan dapat menyucikan segala dosa betapapun besarnya. Begitu pula tulang dan abu orang mati yang sudah dibakar dibuang ke dalam Sungai Gangga, agar orang yang meninggal masuk ke dalam surga. (http://bhayangkari.or.id/) 


Sabtu, 21 November 2020

ARTIKEL SEJARAH PERKEMBANGAN AGAMA HINDU DI INDIA

 ARTIKEL SEJARAH PERKEMBANGAN AGAMA HINDU DI INDIA







NAMA KELOMPOK :


NI NENGAH MIA SUTRISNA DEWI.           (201036) 

I GUSTI AYU OKTAVIANI.                           ( 201041)

NI GUSTI AYU RISKA CAHYANINGRUM (201042)








STKIP AGAMA HINDU AMLAPURA

TAHUN AJARAN 2020/2021







SEJARAH AGAMA HINDU DI INDIA

Agama Hindu adalah agama tertua didunia, yang masih hidup dan berkembang sangat baik sampai saat ini. Walaupun agama hindu sudah berkembang sejak tahun 5000 SM, namun ajaran dan pikirannya masih relevan dalam abad moderan ini. Agama Hindu pada awalnya muncul di lembah sungai Shindu, India sebelah barat daya, yang sekarang dikenal dengan nama PUNYAB. Nama Hindu sesungguhnya diambil dari kata Sindhu. Orang Persia yang mengadakan kontak ke lembah sungai Sindhu yang menyebut Sindhu dengan kata Hindu, karena mereka tidak bisa menyebut lafal ‘s’.

Ajaran agama Hindu bersifat universal dan memberikan kebebasan bagi penganut-penganutnya untuk mengayati dan merasakan sari-sari ajaranya. Dengan ajaran sifat universal, agama Hindu bukanlah agama dengan satu golongan saja, oleh karena ajaran agama Hindu mengajarkan ajaran yang universal, maka ajaran yang selalu segar dan benar serta dapat ditrima sepanjang masa.

Peredaran dan perubahan jaman tidak akan menyebabkan agama Hindu ketinggalan dan ditinggalkan, karena kebenaran abadi tidak luput oleh jaman. Namun agama Hindu selalu menerima perubahan-perubahan penggunaan sarana akibat perkembangan zaman.Mengenai sejarah perkembangan agama Hindu di India dapat di bagi menjadi beberapa fase/zaman yaitu: Zaman Weda, Zaman Brahmana, Zaman Upanisad.


PERKEMBANGAN AGAMA HINDU DI INDIA PADA ZAMAN WEDA

Zaman Weda adalah zaman diturunkannya ajaran Weda (Wahyu) oleh Ida Sang Hyang Widhi dan ditrima oleh para Maha Rsi. Penurunan Weda ini sesungguhnya dalam kurun waktu yang sangat panjang. Kata Weda berasal dari bahasa Sanskerta dari akar kata “vid” yang berarti mengetahui. Jadi kata Weda berarti Pengetahuan, yaitu pengetahuan suci dari Sang Hyang Widhi Wasa.

Zaman Weda di India dimulai dengan datangnya bangsa arya ke India urang lebih 1500 SM, bertempat di lembah sungai Sindhu. Bangsa Arya adalah bangsa yang berasal dari Austria, Hongaria, dan Babylonia. Mereka datang ke India melalui laut hitam menuju selat Bosporus. Di selat Bosporus bangsa Arya berpisah menuju dua arah yaitu ke utara menuju India dengan membawa kebudayaan Weda dan ke timur menuju iran dengan membawa kebudayaan Awesta. Masa perpindahan bangsa arya menuju India dan iran diselat Bosporus di sebut fase indo-iran.

Sebelum mengalami perpisahan, bangsa Arya pada mulanya mengalami hidup bersama. 


PERKEMBANGAN AGAMA HINDU DI INDIA PADA ZAMAN BRAHMANA

Zaman Brahmana ditandai dengan munculnya kitab suci Brahmana yaitu bagian Weda yang berisi tentang peraturan-peraturan dan kewajiban-kewajiban keagamaan. Kitab Brahmana juga disebut Karma Kanda yang disusun dalam bentuk Prosa. Kata Brahmana berasal dari kata “Brahman” yang berarti Doa yaitu ucapan-ucapan suci yang diucapkan oleh Brahmana pada waktu melaksanakan korban suci.

Pada zaman Brahmana, kehidupan beragama yang lebih ditonjolkan adalah pelaksanaan korban suci/yadnya. Dengan demikian segala sesuatunya diatur berdasarkan korban suci/pelaksanaan upacara yadnya, akibat dari penonjolan pelaksanaan yadnya, maka fungsi dari peranan para Brahmana semakin penting, dan masyarakat bergantung sepenuhnya pada para brahmana.

Dalam pelaksanaan upacara yadnya pada zaman brahmana selalu disertai dengan upacara mantra-mantra Weda yang dirapalkan oleh pendeta catur (sruti). Pendeta yang merapalkan/mengucapkan reg Weda disebut Hotr, untuk sama Weda disebut Udgatr, untuk yajur Weda disebut Adwaryu, dan untuk atarwa Weda disebut Brahman. Disamping semaraknya pelaksanaan upacara di India, pada zaman itu juga terjadi pengklasifikasian masyarakat sesuai dengan profesinya menjadi 4(empat) warna/golongan. Keempat warna/golongan tersebut disebut catur warna, yang terdiri dari: Warna/golongan Brahmana terdiri dari orang-orang suci

Warna/golongan Ksatrya yaitu meeka yang memegang pemerintahan

Warna/golongan Wesya yaitu yang memiliki keahlian berdagang

Warna/golongan Sudra yaitu yang menolong ketiga golongan diatas

pada zaman Brahmana Agama Hindu berkembang sampai ke India tengah, yaitu di dataran tinggi Dekan dan lembah Yamuna. Di tempat ini pula ditulis peraturan-peraturan mengenai tuntunan tentang kehidupan (tata susila). Peraturan dan tuntunan ini ditulis berdasarkan kitab Weda sruti, sehingga isinya tidak perlu di ragukan kebenarannya.Selama kurun waktu zaman Brahmana, kegiatan keagamaan ditekankan pada pembuatan persembahan sesaji, sehingga periode ini disebut dengan zaman Brahmana.


PERKEMBANGAN AGAMA HINDU DI INDIA PADA ZAMAN UPANISAD

Kehidupan beragama Hindu pada zaman Upanisad, bersumber pada ajaran-ajaran kitab Upanisad yang tergolong sruti dijelaskan secara pilisofis. Konsep keyakinan terhadap panca sradha dijadikan titik tolak pembahasan oleh para Rsi dan para arif bijaksana. Disamping itu, tujuan hidup yang disebut catur purusa artha (dharma, artha, kama, dan moksa) di formulasikan menjadi lebih jelas.

Zaman Upanisad berlangsung sejak tahun 800 SM. Agama Hindu yang berkembang di dataran tinggi dekan dan lembah Sungai Yamuna, terus meluas ke lembah sungai Gangga adalah daerah yang dihuni oleh penduduk dengan sumber kehidupan beraneka ragam, namun yang utama adalah berdagang. Dengan pola pikir perekonomian penduduk lembah sungai gangga tidak menginginkan praktek kehidupan beragama secara upacara yang berlebihan.

Kata upanisad berasal dari bahasa sanskerta dari akar kata upa yang berarti dekat, niberarti guru/pemimpin dan sad artinya duduk. Upanisad berarti duduk dekat guru untuk mendengarkan ajara-ajaran suci kerohanian. Upanisad mengajarkan tentang bagaimana caranya mengatasi kegelapan jiwa untuk akhirnya menemukan “sat cit ananda” (kesadaran dan kebahagiaan).

Penerapan ajaran tattwa/filsafat agama hindu dimulai sejak zaman Upanisad. Pandangan yang menonjol pada zaman ini yaitu suatu ajaran yang bersifat monistis dan absoluteisme, yang artinya ajara yang mengajarkan bahwa segala sesuatu yang bermacam-macan ini dari satu asal yang disebut “brahman”.

Melalui Upanisad yaitu duduk dekat dengan guru untuk menerima wejangan-wejangan suci yang bersifat rahasia. Ajaran-ajaran tersebut diberikan kepada murid-muridnya yang setia dan patuh secara terbatas di hutan. Ajaran Upanisad juga disebut Rhasiopadesa atau Aranyaka yang berarti ajaran rahasia yang ditulis di hutan. Mengenai isi pokok Upanisad adalah hakekat Panca Sradha Tattwa. Jumlah semua Upanisad ada 108 buah dan setiap weda samhita memiliki upanisad tersendiri yaitu:

Rg Weda memiliki : Aiteria Upanisad, Kausitaki Upanisad

Sama Weda memiliki : Candogya Upanisad, Kena Upanisad, Matreyi Upnisad

Yajur Weda memiliki : Taittiriya Upanisad, Suetaspatara Upanisad, Ksurika Upanisad, Brhadakanyaka Upanisad, Jabala Upanisad

Atharwa Weda memiliki: Prasna Upanisad, Mandukya Upanisad, Atharwasira Upanisad

Tuntunan keagamaan pada jaman Upanisad diarahkan untuk melepaskan diri dari ikatan-ikatan duniawi dan kembali keasal untuk bersatu dengan sang pencipta. Pada jaman Upanisad, berkembang 9 (sembilan) aliran filsafat yang dikelompokan menjadi dua kelompok besar yaitu:

Kelompok Astika adalah aliran pilsafat yang sepenuhnya mengikuti kebenaran weda sebagai sumber ajaran untuk percaya kepada Ida Sang Hyang Widhi. Yang termasuk kelompok astika adalah:Wedanta,Mimamsa,Nyaya,Samkhya,Waisesika,Yoga

Kelompok Nastika adalah aliran yang tidak mengikuti kebenaran weda sebagai sumber ajaran untuk percaya kepada Ida Sang Hyang Widhi. Yang termasuk kelompok Nastika adalah: Carwakas,Buddha,Jaina.

ATMA TATTVA

 ATMA TATTVA





OLEH


NI LUH SINTIA WIDIANTI

NPM. 204027






JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

SEKOLAH TINGGU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

AGAMA HINDU AMLAPURA

TAHUN 2020




ATMA TATTVA


Pengertian Atman

            Atman adalah sinar suci / bagian terkecil dari Brahman ( Tuhan Yang Maha Esa ). Atman berasal dari kata AN yang berarti bernafas. Setiap yang bernafas mempunyai atman, sehingga mereka dapat hidup. Atman adalah hidupnya semua makluk ( manusia, hewan, tumbuhan dan sebagainya ). Kitab suci Bhagawad gita menyebutkan sebagai berikut :

“aham atma gudakeda, sarwabhutasyaathi, aham adis camadhyam ca, bhutanam anta eva ca”

artinya :

O, Arjuna, aku adalah atma, menetap dalam hati semua makluk, aku adalah permulaan, pertengahan, dan akhir daripada semua makluk.

            Dari kutipan sloka diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa atman itu merupakan bagian dari Tuhan ( Sang Hyang Widi ). Bila Tuhan diibaratkan lautan maka atman itu hanyalah setitik uap embun dari uap airnya. Bila Tuhan diibaratkan matahari maka atman itu merupakan percikan terkecil dari sinarnya. Demikianlah Tuhan asal atman sehingga Ia diberi gelar Paramatman yaitu atma yang tertinggi. Atman berasal dari Tuhan maka pada akhirnya atman kembali kepadanya. Seperti halnya setitik uap air laut yang kembali kelaut saat hujan turun, (Sudirga, Ida Bagus.2003;71). Jivatman adalah atman yang telah masuk kedalam tubuh (wadah), memberikan kekuatan dan hidup. Dan apabila mati atman akan keluar daru tubuh (wadah) dan disebut Roh.


Fungsi Atman

            Dalam hubungannya dengan maya, atman itu seolah – olah “terkurung” atau terbelenggu. Sehingga atman memiliki tiga fungsi, yaitu :

Sebagai sumber hidup citta dan sthula sariranya makluk. Citta adalah alam pikiran, meliputi pikiran atau akal, perasaan kemauan inderanya dan instuisi. Sedangkan sthula sarira adalah badan wadah seperti darah, daging, tulang, lender, otot, sumsum, otak, dan sbagainya.

Bertanggung jawab atas baik buruk atau amal dosa dari segala karmanya makluk yang bersangkutan.

Menjadi tenaga hidup dari suksma sariranya makluk yang bersangkutan,(Sudirga, Ida Bagus.2003.73)

Sama halnya yang ada dalam modul srada yang menyebutkan ada tiga fungsi atman yaitu sebagai sumber hidup, sebagai yang bertanggung jawab atas karmawasana setiap manusia dan sebagai pemberi tenaga kehidupan.


Sifat – Sifat Atman

            Atman merupakan bagian dari Tuhan / tunggal adanya dengan Tuhan. Seperti halnya Tuhan yang memiliki sifat – sifat khusus, atman juga mempunyai sifat –sifat, seperti yang tertuang dalam Kitab Bhagawad Gita, yakni :

“na jayate mriyate va kadacin

nayam bhutva bhavita van a bhuyah

ajo nitya sasvato yam purano

na hayate hayamane sarire” (Bhagawad Gita II.20)

artinya :

Ia tidak pernah lahir dan juga tidak pernah mati atau setelah ada tak akan berhenti ada. Ia tak dilahirkan, kekal, abadi, sejak dahulu ada; dan Dia tidak mati pada saat badan jasmani ini mati.

“nai nam chindanti sastrani

nai namdahati pawakah

na cai nam kledayanty apo

na sosayati marutah” (Bhagawad Gita II.23)

artinya :

Senjata tak dapat melukai-Nya, dan api tak dapat membakar-Nya, angin tak dapat mengeringkan-Nya dan air tak dapat membasahi-Nya.

“acchedyo yam adahyo yam

akledyo sasya eva ca,

nittyah sarwagatah sthanur

acalo yam sanatanah”(Bhagawad Gita II.24)

artinya :

Sesungguhnya dia tidak dapat dilukai, dibakar dan juga tak dapat dikeringkan dan dibasahi; Dia kekal, meliputi segalanya, tak berubah, tak bergerak, dan abadi selamanya.

“Avyakto yam acityo yam

avikaryo yam ucyate,

tasmad evam viditvainam

nanusocitum arhasi”(Bhagawad Gita II.25)

artinya :

Dia tidak dapat diwujudkan dengan kata – kata, tak dapat dipikirkan dan dinyatakan, tak berubah – ubah; karena itu dengan mengetahui sebagaimana halnya, engkau tak perlu berduka.

            Berdasarkan uraian sloka – sloka Bhagawad Gita diatas dapat kita simpulkan sifat – sifat atman sebagai berikut :

acchedya berarti tak terlukai senjata,

adahya berarti tak terbakar oleh api,

akledya berarti tak terkeringkan oleh angin,

acesya berarti tak terbasahkan oleh air,

nitya berarti abadi,

sarwagatah berarti ada di mana-mana,

sathanu berarti tidak berpindah – pindah,

acala berarti tidak bergerak, sanatana berarti selalu sama dan kekal,

awyakta berarti tidak dilahirkan,

achintya berarti tak terpikirkan,

awikara berarti tidak berubah,

sanatana berarti selalu sama.


B. Pandangan Vedanta Tentang Atman

Atman menurut Advaita Vedanta

            Jiwa perorangan tidak bisa dipandang sebagai khayalan belaka dari Brahman, karena jiwa adalah Brahman. Hanya saja Brahman disini menampakan dirinya dengan sarana tambahan ( upadhi ), yang konsekuensinya Brahman dibatasi oleh sarana itu sendiri. Atman adalah Brahman seutuhnya sehingga atman mempunyai sifat yang sama dengan Brahman, yaitu berada dimana – mana, tanpa terikat ruang dan waktu, maha tahu, tidak berbuat dan tidak menikmati. Dalam kehidupan sehari – hari ada keanekaragaman perorangan yang disebabkan oleh Avidya. Dalam keadaan avidya manusia tidak dapat membedakan dirinya yang sebenarnya dengan sarana – sarana tambahan ( upadhi ). Avidya atau ketidaktahuan mengakibatkan manusia mengalami segala macam penderitaan. Karma wasana juga termasuk dalam upadhi, sehingga karma wasana juga menyebabkan manusia menjadi avidya.(Sudiani, Ni Nyoman:2012.82)


Atman menurut Visistadvaita Vedanta

            Visistadvaita Vedanta menyatakan bahwa atman adalah bagian dari Brahman. Ibarat sebiji buah delima, buah delima merupakan Brahman, sedangkan biji-bijinya merupakan atman. Jivatman benar – benar bersifat pribadi dan secara mutlak nyata dan berbeda dengan Brahman. Sesungguhnya ia muncul dari Brahman dan tidak pernah diluar Brahman, tetapi sekalipun demikian ia menikmati keberadaan pribadi dan akan tetap merupakan sesuatu kepribadian selamanya. Setiap jiwa memperoleh badan ( tubuh ) sesuai dengan karmawasananya. Saat moksa jiwa tidak murni bersatu dengan Brahman, karena masih ada identitas sehingga jiwa hanya tinggal di Vaikuntha sebagai pelayan Brahman.(Sudiani, Ni Nyoman:2012.94)


Atman menurut Dvaita Vedanta

            Dalam sistem Dvaita Vedanta dikemukakan bahwa jiwa jumlahnya tidak terhitung. Tiap jiwa berbeda dengan jiwa yang lainnya. Setiap jiwa memiliki pengalaman, cacad dan sengsaranya sendiri. Jiwa – jiwa itu adalah kekal dan penuh kebahagiaan, karena adanya hubungan dengan benda maka jiwa itu mengalami penderitaan dan kelahiran yang berulang – ulang. Selama jiwa/atman tidak bebas dari ketidak murnian, mereka masih tersesat dalam Samsara, mengembara dari satu kelahiran ke kelahiran yang lainnya. Bila ketidak murnianya lepas mereka mencapai moksa atau pembebasan, tetapi roh tidak mencapai kesamaan dengan Brahman, namun hanya berhak melayani-Nya.(Sudiani, Ni Nyoman:2012.100-101)


Sloka – Sloka Yang Berhubungan Dengan Atman

“ dehino ‘smin yatha dehe

kaumaram yauvanam jara,

tatha dehantara-praptir

dhiras tatra na muhyati”.( Bhagawadgita II.13 )

artinya :

Sebagaimana halnya sang roh itu ada pada masa kecil, masa muda dan masa tua demikian juga dengan diperolehnya badan baru, orang bijaksana tak akan tergoyahkan.

“ matra-sparas tu kaunteya

sitosna-sukha-dukha-dah,

agamapayino nityas

tams titiksasva bharata”.( Bhagawadgita II.14 )

artinya :

Sesungguhnya, hubungan dengan benda- benda jasmaniah, wahai Arjuna, menimbulkan panas dan dingin, senang dan duka, yang datang dan yang pergi, tidak kekal, terimalah hal itu dengan sabar, wahai arjuna.

“ sarva-bhuta-sthitam yo mam

bhajaty ekatvam asthitah,

sarvatha vartamano ‘pi

sa yogi mayi vartate”.( Bhagawadgita II.31 )

artinya :

Dia yang memuja Aku yang bersemayam pada semua insane, dengan tujuan manunggal, yogi yang demikian itu dapat tinggal dalam diri-Ku, walau bagaimanapun cara hidupnya.

“ atmaupamyena sarvatra

 samam pasyati yo ‘rjuna,

sukham va yadi va duhkham

sa yogi paramo matah”. ( Bhagawadgita VI.32 )

artinya :

Yogi yang dianggap tertinggi adalah yang melihat dimana – mana sama atman itu sebagai atman-nya sendiri, wahai Arjuna, baik dalam suka maupun duka.

“ ekorasasamutpanna ekanaksatrakanwittah,

na bhawanti  samacara yatha badarakantakah.( Slokantara 27-53 )

artinya :

Lahir dari perut ibu yang sama dan diwaktu yang sama, tetapi kelakuannya tidak akan sama. Manusia yang satu berlainan dengan manusia yang lainnya, sebagai berbedanya duri belatung yang satu dengan yang lainnya.

“ kadi rupa Sang Hyang Aditya an prakasakan iking sarwa loka mangkana ta sang Hyang atma an prakasakan iking sira marganyam wenang maprawartti.( Bhisma Parwa )

artinya :

Sebagai rupanya Sang Hyang Aditya menerangi dunia, demikianlah atma menerangi badan. Dialah yang menyebabkan kita dapat berbuat.



DAFTAR PUSTAKA

https://diy.kemenag.go.id/8742-hindu-dan-keseimbangan-tattwa-susila-upacara.html

http://driyankliwon23.blogspot.com/2014/11/sradha-agama-hindu-atman-babi.html

http://idabagusbajra.blogspot.com/2012/04/atma-tatwa.html

https://katahindu.wordpress.com/2012/06/20/atma-tattwa-panca-sradha/

AKALAH SEJARAH PERKEMBANGAN AGAMA HINDU DI INDIA

 MAKALAH SEJARAH PERKEMBANGAN AGAMA HINDU DI INDIA







NAMA KELOMPOK :

Ni Gusti Ayu Mia Trisiani (201039)

Ni Komang Novi Anggriani (201066)

I Kadek Wage (201111)



STKIP AGAMA HINDU AMLAPURA

TAHUN AJARAN 2020/2021







KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena ata limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah SejarahAgama Hindu ini sesuai waktunya. Penulis berusaha untuk menyusun makalah ini sesuai dengan harapan dan juga dapat membantu pembaca dalam memahami pelajaran  SejarahAgama Hindu. Makalah ini yang diberi judul yaitu “Sejarah Perkembangan Agama Hindu di India”. Maka dari itu, penulis berharapa bahwa makalah ini dapat memanbah ilmu dan wawasan bagi para pembaca. Kami menyadari bahwa di dalam pembuatan Makalah Sejarah Agama Hindu ini masih ada kekurangan sehingga kami berharap saran dan kritik dari pembaca sekalian khususnya dari dosen mata pelajaran Agama Hindu agar dapat meningkatkan mutu dalam penyajian berikutnya. Akhir kata kami ucapkan terimakasih. 














DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 1

C. Tujuan 1

BAB II PEMBAHASAN 2

A. Sebab- sebab Keagamaan kelahiran Agama Hindu di India 2

B. Sejarah Perkembangan Agama Hindu Di India 7

BAB III PENUTUP 10

A. Kesimpulan 10

DAFTAR PUSTAKA









BAB I

PENDAHULUAN 

Latar Belakang

Agama hindu berasal dari India. Untuk mengetahui sejarah perkembangannya haruslah juga dipelajari sejarah perkembangan India meliputi aspek perkembangan penduduk maupun aspek kebudayaannya dari zaman ke zaman. Berdasarkan penelitian usia kitab-kitab Weda, para ahli sampai pada suatu kesimpulan bahwa Agama Hindu telah tumbuh dan berkembang pada sekitar 6.000 tahun sebelum Masehi. Sebagai agama tertua, agama hindu kemudian berkembang keberbagai wilayah dunia, termasuk Asia Tenggara dan Indonesia.

 Rumusan Masalah 

Apa penyebab kelahiran agama hindu di India?

Bagaimana sejarah perkembangan agama hindu di India?

Tujuan 

Untuk mengetahui apa penyebab kelahiran agama hindu di India.

Untuk mengetahui bagaimana sejarah perkembangan agama hindu di India.











            BAB II

PEMBAHASAN

Penyebab Lahirnya Agama Hindu di India

Kelahiran agama hindu di India mempunyai penyebab keagamaan. Supaya kita dapat memahami lebih mendalam kita perlu mengetahui keadaan bumi dan alam di Hindia, tempat bangsa India hidup dan berkembang

Bumi Hindia

Pada zaman kuno oleh penduduknya India disebut Jambudwipa, yang artinya benua pohon jambu, atau disebut Bharatwarsa, yang artinya keturunan Bharata. Nama India dijelaskan dari nama Sungai Sindbu, yang mengairi daerah barat India. Bangsa Persia menyebut sungai itu dengan sungai Hindu. Kemudian nama ini diambil alih orang Yunani, sehingga nama itulah yang terkenal di dunia Barat. Akhirnya nama itu diambil alih oleh pemerintah India sekarang ini. Ketika agama islam datang di India nama yang diberikan oleh bangsa Persia timbul kembali dalam istilah Hindustan, sedang penduduknya yang masih memeluk agama India asli disebut orang Hindu.

India dipisahkan dari bagian-bagian Asia yang lain oleh bukit-bukit yang tinggi dan terjal, yaitu di bagian Barat oleh tanah dipegunungan Hindu Kush,dibagian utara oleh bukit-bukit pegunungan yang memisahkan India dari Birma. Pegunungan Windhya yang membujur dari barat ke timur membagi India menjadi 2 macam, yaitu India Utara dan India selatan,

India utara memiliki dua lembah sungai yang sangat luas dan subur, tempat kekayaan yang melimpah-limpah dan tempat kerajaan-kerajaan besar yang berkembang, yaitu lembah sungai Indus atau Sindhu di sebelah Barat, dan lembah sungai Gangga di tengah dan Timur. Kedua lembah ini dipisahkan oleh padang pasir thar atau Rajasthan dan dataran tinggi Kuruksetra, yang pada zaman kuno merupakan medan pertempuran bangsa- bangsa yang ingin merebut atau mempertahankan India.

India selatan terdiri dari tanah pegunungan Windya disebelah Utara dan lembah pantai di sebelah Timur, selatan dan barat, sedang ditengah-tengah terdapat suatu Dataran tinggi dekhan yang sukar sekali dimasuki, sebagian besar dataran Dekhan adalah kering. di sebelah barat maupun timur daratan ini dibatasi oleh jajaran bukit-bukit, demikian juga disebelah timur. Pegunungan ini disebelah barat lebih tinggi dari pada di sebelah timur. Hanya ada dua sungai yang mengalir kebarat. Daerah pantai merupakan daerah yang luas dan subur,dengan banyak kota dagangnya.

Demikianlah keadaan bumi India secara singkat. Pada zaman kuno bukit-bukit India yang tinggi itu dapat melindungi India dari penyerbuan bangsa-bangsa lain. Sekalipun demikian, posisi India yang terpisah dari Asia lain tidaklah sedemikian sempurna. Sejak zaman kunopara pedagang dan bangsa-bangsa lain dapat memasuki India dengan melintasi bkit-bukit yang tinggi dan terjal tadi.

 Penduduk India

Penduduk India tergolong negrito,yang kemudian bercampur dengan bangsa-bangsa yang mendatangi India. Oleh karena itu, bangsa India sekarangini adalah bangsa campuran. Diantara bangsa-bangsa yang memasuki India dan mempunyai pengaruh yang besar sekali atas bangsa atas bangsa india adalah bangsa Drawida dan bangsa Arya.

Bangsa Drawida tersebar diseluruh India. Tetapi di India Utara mereka kemudian didesak oleh bangsa Arya yang memasuki India kira-kira pada tahun1500 SM. Namun hal ini tidak berarti bahwa mereka dilenyapkan dari India Utara. Mereka bercampur dengan bangsa Arya itu. Bangsa Arya termasuk bangsa Indo-Jerman. Dari mana mereka berasal tidak dapat diketahui dengan pasti. Barangkali mereka berasal dari Asia Tengah. Mungkin karena ingin mencari tanah-tanah yang lebih subuh, mereka pada zaman yang kuno itu menyebar ke mana-mana. Ada yang memasuki Eropa Utara, ada juga yang memasuki tanah Balkan, lalu menyebrang ke Asia kecil,menuju Iran, dan akhirnya memasuki India melalui celah-celah khalbar,disebelah barat laut. Kemungkinan besar mereka memasuki India secara gelombang. Dan dengan pelan-pelan mereka menduduki seluruh India Utara.

 Peradaban Drawida

Bangsa Dravida berasal dari daerah Asia Tengah (Baltic) masuk ke India dan mendiami daerah sepanjang sungai Sindhu yang subur. Kebudayaan mereka lebih tinggi dari penduduk asli.Dari penggalian tanah di mahenyo Daro dan Harappa dapat diketahui bahwa bangsa Drawida adalah bangsa yang sudah memiliki suatu peradaban yang tinggi.

Penggalian tanah itu menunjukkan bahwa:

Sebelum kedatangan bangsa arya bangsa Drawida sudah memiliki kota-kota besar, yang dibangun sesuai rencana dengan jalan-jalan besar, yang membujur dari utara ke selatan.

Mereka juga sudah membuat kapal-kapal yang digunakan untuk berdagang dengan bangsa-bangsa lain.

Mereka hidup dari pertanian dan mereka cinta damai.

Masyarakat mereka bersifat matriakhal dan tidak mengenal kasta-kasta.

Agamanya, mereka memuja seorang dewi tertinggi yang dianggap sebagai ibu alam.

Selain itu mereka juga memuja binatang-binatang, umpamanya: ular, lembu dan sebagainya.Peradaban ini disebut peradaban Sindhu.

 Peradaban Arya

Bangsa Arya juga berasal dari daerah sekitar Asia Tengah, menyebar memasuki daerah- daerah Iran (Persia), Mesopotamia, dan juga masuk ke daerah Eropa. Yang sampai masuk ke India adalah merupakan bagian dari yang pernah masuk ke Iran.

Kedatangan bangsa Arya ke India terjadi pada abad ke 15 SM bangsa arya ini telah memerangi kerajaan-kerajaan yang didirikan oleh bangsa berkulit kuning di India itu dan berhasil mengakahkan sebagian besar dari mereka serta menjadikan kawasan-kawasanyang dikalahkannya itu sebagai wilayah yang tunduk dibawah pengaruh mereka. Bangsa arya tidak tercampur dengan penduduk India dengan jalan perkawinan, malah mereka menjaga dengan sungguh-sungguh keturunan mereka yang berkulit putih itu, dan menggiring penduduk asli Negara India ke hutan-hutan dan gunung –gunung atau menjadikan mereka sebagai orang-orang tawanan yang dinamakan dalam sastra lama bangsa arya sebagai bangsa hamba sahaya. Bangsa arya talah meminta pertolongan dari tuhan mereka “indra” untuk mengalahkan penduduk India. Diantara bacaan doa mereka adalah “ wahai Indra Tuhan kami! Suku-suku kaum desa (budak) telah mengepung kami dari segenap penjuru dan mereka tidak memberikan korban apa-apa, mereka bukan manusia dan tidak berkepercayaan. Wahai penghancur musuh! Binasakan mereka dan keturunannya.”

Alasan tidak terjadinya perkawinan antara bangsa arya dan bangsa India adalah karena bangsa Arya ini masuk ke India bukan sebagai tentara angkatan perang. Perbedaan diantara keduanya memang besar. Kekuatan tentara biasanya adalah laki-laki yang mudah sekali melakukan hubungan dengan wanita-wanita dengan bangsa yang dikalahkan. Tetapi bangsa Arya datang ke India dengan membawa harta kekayaan, istri-istri dan anak-anak mereka. Jadi, tidaklah mereka berkeinginan untuk bercampur(kawin)dengan wanita-wanita India. Sikap tidak memperhatikan wanita ini dengan diiringi pula dengan perasaan bangga dan tinggi karena memperoleh kemenangan inilah salah satu sebab yang menimbulkan kasta-kasta, begitu pula ini merupakan salah satu sebab terdapatnya bermacam-macam warna kulit di India.

Pembagian sejarah agama Hindu

Oleh orang pribumi sendiri agama hindu disebut sanatana dharma, yang berarti agama yang kekal. Dengan ungkapan ini orang hindu menyatakan keyakinannya, bahwa agama tidaklah terikat oleh zaman, agama bersamaan dengan hidup, sebab agama dalam makanan rohaniah manusia kecuali sebutan sanatana dharma, agama hindu juga disebut dengan nama waidika-dharma, yang berarti agama weda. Dengan ungkapan ini dinyatakan, bahwa kitab weda menjadi kitab dasar agama hindu.

Sebenarnya agama hindu bukanlah agama dalam arti yang biasa. Agama hindu adalah suatu bidang keagamaan dan kebudayaan, yang meliputi zaman kira-kira 1500 SM hingga zaman sekarang. Dalam perjalanannya disepanjang abad itu agama hindu berkembang sambil berubah dan terbagi-bagi, sehingga memiliki cirri yang bermacam-macam, yang oleh penganutnya kadang-kadang diutamakan, tetapi kadang-kadang tidak diutamakan sama sekali. Oleh karena itu Govinda Das mengatakan, bahwa agama hindu sesungguhnya adalah suatu proses antropologis, yang hanya karena nasibyang ironis saja diberi nama agama.

Dengan berpangkal pada weda-weda yang berisi adat istiadat dan gagasan-gagasan salah satu atau beberapa suku bangsa, maka agama hindu sudah mengalami perkembangan sepanjang abad hingga sekarang, bagaikan suatu bola salju. Yang semakin lama semakin besar, karena mengisap adat istiadat dan gagasan-gagasan bangsa-bangsa yang dijumpainya. Tak ada sesuatu pun yang ditolak.

Agama hindu meliputi segala sesuatu dan menyesuaikan diri dengan sesuatu.tiap gagasan bisa mendapatkan makanan darinya.

Ia memiliki aspek-aspek rohani dan jasmani, yang berlaku bagi umum, dan yang berlaku bagi beberapa orang saja, yang subjektif dan objektif,yang akali dan yang nir-akali, yang murni dan yang tak murni. Agama ini dapat diumpamajkan sebagai suatu tubuh yang sangat besar, yang memiliki banyak segi yang tak teratur. 

Satu segi bagi hal-hal yang praktis, yang ain bagi hal-hal yang bersifat pertapaan dan yang lain lagi bagi yang bersifat nafsani, yang lain lagi bagi yang bersifat falsafah dan yang subjektif.


Sejarah Perkembangan Agama Hindu di India

Dari pendapat Govinda Das ini dijelaskan bahwa agama Hindu meliputi suatu sejarah yang berabad –abad hingga sekarang.

Sejarah yang panjang itu dapat dibagi menjadi 3 bagian yang besar, sekalipun batas-batas pembagian ini tidak dapat digariskan dengan jelas. Tiga bagian besar itu adalah:

a) Zaman weda

Zaman Weda dimulai pada waktu bangsa Arya berada di Punjab di Lembah Sungai Sindhu, sekitar 2500 s.d 1500 tahun sebelum Masehi, setelah mendesak bangsa Dravida kesebelah Selatan sampai ke dataran tinggi Dekkan. bangsa Arya telah memiliki peradaban tinggi, mereka menyembah Dewa-dewa seperti Agni, Varuna, Vayu, Indra, Siwa dan sebagainya. Walaupun Dewa-dewa itu banyak, namun semuanya adalah manifestasi dan perwujudan Tuhan Yang Maha Tunggal. Tuhan yang Tunggal dan Maha Kuasa dipandang sebagai pengatur tertib alam semesta, yang disebut "Rta". Pada jaman ini, masyarakat dibagi atas kaum Brahmana, Ksatriya, Vaisya dan Sudra.

Dikatakan bahwa orang- orang Aryalah yang menerima wahyu Weda. Wahyu- wahyu Weda ini tidak turun sekaligus, melainkan dalam jangka waktu yang agak lama, dan juga tidak diwahyukan di satu tempat saja. Penerima wahyu disebut Maha Resi, diterima melalui pendengaran, dan oleh sebab itu wahyu Weda disebut Sruti (sru= pendengaran). Kurun waktu turunnya wahyu- wahyu Weda itulah yang disebut jaman Weda dan ajaran Weda inilah yang kemudian tersebar ke berbagai penjuru dunia. Dan zaman ini dapat dibagi lagi menurut pertumbuhan kitab-kitab yang menjadi sumber hidup keagamaan pada zaman ini,menjadi :

a. Zaman Weda purba atau zaman Weda Samhita, dimulai dari tahun 1500 SM hingga kira-kira tahun 1000 SM. Pada zaman ini bangsa Arya masih berada di Punyab, yaitu daerah sungai Indus atau sindhu. Disini belum banyak terdapat penyesuaian diri dengan peradaban India purba.

b. Zaman brahmana, kira-kira tahun 1000 SM hingga kira-kira tahun 750 S.M. pada zaman ini para imam, yaitu para Brahmana, sangat berkuasa dan menimbulkan kitab-kitab yang berlainan sekali sifatnya dibandingkan dengan kitab-kitab Weda Samhita. Sekarang penyesuaian diri dengan peradaban India purba sudah lebih maju, sehingnga timbul jiwa baru.

Dan kekuasaan kaum Brahmana amat besar pada kehidupan keagamaan, kaum brahmanalah yang mengantarkan persembahan orang kepada para Dewa pada waktu itu. Jaman Brahmana ini ditandai pula mulai tersusunnya "Tata Cara Upacara" beragama yang teratur. Kitab Brahmana, adalah kitab yang menguraikan tentang saji dan upacaranya. Penyusunan tentang Tata Cara Upacara agama berdasarkan wahyu-wahyu Tuhan yang termuat di dalam ayat-ayat Kitab Suci Weda.

c. Zaman upanizad, tahun 750 SM hingga tahun 500 sM. Pada zaman ini. yang dipentingkan tidak hanya terbatas pada Upacara dan Saji saja, akan tetapi lebih meningkat pada pengetahuan bathin yang lebih tinggi, yang dapat membuka tabir rahasia alam gaib. Jaman Upanisad ini adalah jaman pengembangan dan penyusunan falsafah agama, yaitu jaman orang berfilsafat atas dasar Weda. Pada jaman ini muncullah ajaran filsafat yang tinggi-tinggi, yang kemudian dikembangkan pula pada ajaran Darsana, Itihasa dan Purana. Sejak jaman Purana, pemujaan Tuhan sebagai Tri Murti menjadi umum.

b) Zaman agama Buddha, sejak tahun 1500 SM hingga kira-kira tahun 300 M. pada zaman ini timbulah agama Buddha, dimulai ketika putra Raja Sudhodana yang bernama "Sidharta", menafsirkan Weda dari sudut logika dan mengembangkan sistem yoga dan semadhi, sebagai jalan untuk menghubungkan diri dengan Tuhan.

Agama Hindu, dari India Selatan menyebar sampai keluar India melalui beberapa cara. Dari sekian arah penyebaran ajaran agama Hindu sampai juga di Nusantara.

c) Zaman agama Hindu, seperti dikenal orang sekarang. Zaman ini dimulai dari tahun 300 hingga sekarang. Agama ini bangkit setelah untuk beberapa abad didesak oleh agama Buddha. Oleh karena itu agama Hindu memperlihatkan penngaruhnya terhadap agama Buddha dan agama sebelum kedatangan bangsa Arya.








            BAB III

PENUTUP


A. Kesimpulan

Penyebab kelahiran Agama Hindu di India penduduk India yang tertua tergolong bangsa negrito, yang kemudian bercampur dengan bangsa-bangsa yang mendatangi India.diantara bangsa-bangsa yang memasuki India dan mempunyai pengaruh yang besar sekali atas bangsa India adalah bangsa Drawida dan bangsa Arya.

Bangsa Drawida tersebar di seluruh India. Tetapi di India Utara mereka kemudian didesak oleh bangsa Arya yang memasuki India kira-kira pada tahun 1500 SM. Namun hal ini tidak berarti bahwa mereka dilenyapkan dari india utara. Mereka bercampur dengan bangsa Arya itu.

Sejarah perkembangan agama Hindu di Hindia pada hakekatnya dibagi menjadi 3 bagian besar, antara lain:

a) Zaman weda,merupakan zaman sejak masuknya bangsa Arya di Punjab hingga timbulnya agama budha pada kira-kira tahun 500 SM. zaman ini dapat dibagi lagi menurut pertumbuhan kitab-kitab yang menjadi sumber hidup keagamaan pada zaman ini menjadi:

• Zaman Weda purba atau zaman Weda samhita

• Zaman Brahmana

• Zaman upanisad

b) Zaman agama budha, sejak tahun 1500 SM hingga kira-kira tahun 300 M. pada zaman ini timbulah agama Buddha, dimulai ketika putra Raja Sudhodana yang bernama "Sidharta", menafsirkan Weda dari sudut logika dan mengembangkan sistem yoga dan semadhi, sebagai jalan untuk menghubungkan diri dengan Tuhan.

c) Zaman agama Hindu, seperti dikenal orang sekarang. Zaman ini dimulai dari tahun 300 hingga sekarang. Agama ini bangkit setelah untuk beberapa abad didesak oleh agama Buddha. Oleh karena itu agama Hindu memperlihatkan penngaruhnya terhadap agama Buddha dan agama sebelum kedatangan bangsa Arya.























DAFTAR PUSTAKA


Hadiwijono, harun. 2001.Agama hindu dan budha.jakarta: PT.BPK gunung mulia.

Shalaby, Ahmad.1998.perbandingan agama-agama:agama-agama besar di India.jakarta: bumi aksara.

www.babadbali.com/canangsari/pa-sejarah-perkembangan.htm.

http://www.parisada.org/index,php?option=com_content&task=view&id=904&itemid=29