Adat, Tradisi, Agama, Budaya Hindu Bali

Senin, 06 April 2020

MAKALAH TRI KAYA PARISUDHA

MAKALAH TRI KAYA PARISUDHA

OLEH:
I Made Kertha Wijaya
NPM:191 075


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN AGAMA HINDU AMLAPURA
(PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA HINDU)
2020


BAB I
PENDAHULUAN

Latar belakang
      Pada jaman sekarang ini sudah banyak yang berkembang namun masih ada saja ajaran yang belum manusia ketahui.Ajaran yang ada dan tercipta untuk menjalankan hidup lebih baik.
 Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Tri Kaya Parisudha?
2.Apa saja bagian-bagian Tri Kaya Parisudha?
3. Apa manfaat dan makna pelaksanaan Tri  Kaya Parisudha?

  Tujuan 
         Untuk menambah wawasan terhadap tri kaya parisudha.


BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Tri Kaya Parisudha
Tri Kaya Parisudha adalah bagian dari etika susila agama Hindu. Kata Timbulnya Tri Kaya Parisudha berasal dari semboyan dharma yang berbunyi: "paropakaran punya kamu, pepaya, para piadanam" Tri Kaya Parisudha berarti tiga gerakan atau tindakan yang harus disucikan.
Kalam kehidupan ini kita kenal 4 jaman, dan sekarang berada pada jaman yang ke - 4 dimana lebih banyak keuntungan (75% kejahatan dan 25% kebaikan).
Di zaman seperti ini sangat sulit untuk menemukan orang yang berbudi pelerti luhur, oleh sebab itu kita harus selalu menanamkan agama - ajaran tentang kesejahteraan anak kita, adik kita, atau semua orang sedini mungkin. Kita tahu itu Tri Kaya Parisudha adalh tiga tindakan yang baik, maka dari ajaran Tri Kaya Parisudha ini dapat menjadi pedoman untuk kita menghubungkan makna pada akhirnya berujung pada tingkat kehidupan yang tinggi sebagai " Moksa"
Dengan adanya pikiran yang baik akantimbul perkataan yang baik sehingga mewujudkan perilaku yang baik. Tri Kaya Parisuda sebagai bagian dari ajaran etika dalam agama Hindu akan memberikan tuntunan dan jalan menuju kedamaian. Serta keharmonisan Kehidupan di dunia dan akhirat. Kaya, Wak dan Mana dalam kehidupan sehari-hari sering disebut dengan Tri Kaya, yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat diselesaikan. Kaya, Wak dan Mana harus ditentukan pada hal - hal menuju kebaikan hanya manusia yang dapat mengubah prilaku yagn tidak baik kearah yang baik. Tidaklah berlebihan jika diminta sebagai menjelma menjadi manusia dengan kelebihan Sabda, bayu, idep merupakan pahala Keberuntungan dan sekaligus merupakan suatu keutamaan bagi manusia untuk melakukan yang baik (subha karma)
Jika kita melakukan yang jahat maka hasil yang diterima juga buruk, sebaliknya jika kita melakukan yang baik maka hasilnya juga baik seperti semboyan yang mengatakn:
Ala ulah ala tinemu : tindakan buruk hasil juga buruk
Ayu pikardi ayu pinanggih : tindakan baik hailnya juga baik.

1.2 Makna Bagian - bagian Tri Kaya Parisudha
Tri Kaya Parisudha terdiri dari tiga bagian yaitu
Kayika Parisudha, yaitu tindakan atau laksana yang baik
Wacika Parisudha, yaitu perkataan yng baik
Manacika Parisudha, yaitu pikiran yang baik, pemikiran dari pikiran yang baik akan menimbulkan kesucian diri.
Bagian Tri Kaya Parisudha:
A. KAYIKA PARISUDHA
Kayika parisudha adalah perbuatan atau laksana yang baik merupakan pengamalan dari pikiran dan perkataan yang baik. Perbuatan yang baik dapat dilakukan dari keberadaan mengendalikan pada tingkah laku, mendukung terhadap HIMSA KARMAyaitu tindakan terlukai, menyiksa, atau membunuh mahluk yang tidak berdosa. Himsa Karma hanya berlaku untuk keperluan yadnya. Pedoman tata susila menuntun kita kearah menyatukan dan tidak memecah belah. Yang dituntut adalah perasaan manusia kearah keselarasan antara sesamka manusia dan mahluk hidup lainnya. Sifat - sifat manusia menyelaraskan untuk melakukan baik adalah bantuan mengaktifkan dharma, untuk mencapai kebahagiaan dunia akhirat.
Setiap orang dengan anggota badannya akan berprilaku dan bertindak. Dalam melakukan tindakan, jika dilakukan sesuai dengan agama maka sudah tentu tindakan yang dilakukan adalah baik dan benar. Oleh karena itu, tindakan yang baik dan benar disebut Tri Kaya Parisudha. Setiap orang yang masih hidup masih hidup, selamanya akan melakukan dan melakukan suatu perbuatan. Dengan melakukan berarti telah melakukan karma, dari tindakan karma inilah akan menentukan kehidupan seseorang. Berkarma di masa kehidupan sekarang ini berarti siap untukl Kehidupan yang akan datang. Oleh sebab itu, orang - orang yang sadar akan hal ini, akan berjuang dalam kehidupan ini. Penyebab setiap orang mengharapkan kehidupan yang lebih menyenangkan di masa - masa yang akan datang.

Sebagai contoh pelaksanaan Tri Kaya Parisudha dalam kehidupan sehari-hari yaitu:
- Tidak bisa menuyiksa atau membunuh mahluk yang lain dikeluarkan: hewan mati demi mati dipakai dalam permainan.
- Tidak melakukan pemotongan terhadap benda, termasuk benda - benda yang tidak habis untuk di curi. Seperti: udara, udara dan lain-lain yang dipaksa untuk memenuhi keinginannya.
- Tidak melakukan pemerkosaan / berzinah tekanan atau paksaan terhadap orang yang lebih lemah dan menuruti hawa nafsu, misalnya berjudi, minum - minuman keras, narkotika, dan lain sebagainya.

B. WACIKA PARISUDHA
Perkataan yang baik, manis di dengarkan oleh setiap orang. perkataan itu tercipta dari hati yang tulus, lemah lembut penyamapaiannya dan menyenangkan hati pendengarnya. Untuk dapat mengatakan yang baik dipikirkan sebelumnya. Terlanjurnya berkata - kata akan sulit ditarik kembali. Kata - kata merupakan saran komunikasi yang paling cepat diterima di pergaulan, perhubungan, pendidikan, penyuluhan, penerangan dan lain sebagainya. Pustaka Manusmrta IV. 256 yang menyetujui perkumpulan yang disetujui berikut:
“Warcyartha niyatah sarve wang mule wagwinih
Srtah, tam ta yah stenayedwacam sah sarwate
Yakrnnatah ”.
Maksudnya:
Segala sesuatu dikuasai oleh perkataan, perkataanlah
Akar dan asal sesuatu yang tidak jujur ​​dalam
Kata - kata, sungguh tidak jujur ​​dalam segalanya.
Mengeluarkan kata - kata pantai disadari sebab ada empat hal yang akan diperoleh seperti dinyatakan dalam pustaka Nitisastra dalam bentuk kekawin pada Sargah V sebagai berikut:
Wasita nimittanta menemu laksmi
Wasita nimittanta pati kepangguh
Wasita nimittanta menemu duhka
Wasita nimittanta menemu mitra
Berarti:
Oleh karena perkataan akan medapat Kebahagian
Oleh karena perkataan akan medapat kesusahan
Oleh perkataan kamu akan medapat sahabat
Perkataan yang baik untuk akawe suka wong len yaitu: Mengusahakan kesenangan untuk orang lain, karena orang lainlah yang akan mendengar dan merasakannya
Perkatan sangat perlu dipertimbangkan dan dikeluarkan sebelum dikeluarkan karena perkuatan merupakan alat yang penting bagi kita, guna berikan semua isi hati dan maksud seseorang. Dari kata - kata kita dapat pula diperoleh suatu pengetahuan, mendapatkan suatu hiduran, serta nasehat - nasehat yang sangat berguna baik bagi kita maupun orang lain. Dengan kata - kata, orang dapat membuat susah orang lain.
Sebagai contoh pelaksanaan Wacika Parisudha dalam kehidupan sehari-hari, ada empat hala yang diperlukan yaitu:
Tidak mengatakan - kata buruk yang dapat menghilangkan perasaan / perasaan misalnya: mencaci maki, menghina, mencela, mengejek, dan lain-lain
Tidak berkata kasar kepada mahluk lain, misalnya ditolak, menghina, menghardik
Tidak memfitnah misalnya tidak dilakukan atau membuat laporan palsu untuk mengadu teman meminta bercekcok.
Tidak ingkar saat berjanjian atau mengucapkan, misalnya menepati saat sesuai dengan janji yang telah diucapkan, tidak berbicara bohong.

C. MANACIKA PARISUDHA
Manacika makna perilaku yang berkaitan dengan pikiran. Manacika Parisudha adalah berpikir yang benar dan suci. Diantara Tri Kaya Parisudha ini, pikiranlah yang menentukan dan pegangan peran. Apa saja yang ada dalam pikiran akan tercetus dalam kata - kata, dan terwujud pula dalam tindakan. Pikiran adalah sumber segala sesuatu yang dilakukan oleh seseorang. Seseorang yang buruk merupakan pencerminan dari pikiran. Bila baik dan suci pikiran seseorang, maka sudah tentu aksi dan segala penampilan akan bersih dan baik. Jika diperhatikan benar - benar tentang segala tindakan manusia di dunia ini, semuanya berpangkal pada pikiran. Dalam Pustaka kekawin Ramayana Sarah 1,4 disambut:
“Ragadi musuh mapara, ri hati ya tong wanya
Tan madoh ring wake “…….
Berarti:
Hawa nafsu dan lain-lain adalah musuh yang dekat.
Di hati hati tidak jauh dari diri sendiri.

Kehidupan manusia dihadapkan dengan berbagai maslah dalam kesempatan pergi. Maslah - masalah yang dapat diperbaiki, jika hati atau pikiran dapat dikendalikan terhadap hawa nafsu - hawa nafsu yang mempengaruhinya.
Pikiranlah yang merupakan tindakan pangkalnya. Dari pikiran yang terkendali baik, akan menimbulkan perilaku yang baik dan dari pemikiran yang buruk akan menimbulkan perilaku yang tidak baik.
Ajaran Manacika Parisudha menuntun manusia untuk berpikir yang baik, mencoba menolong dirinya dengan mengendalikan pikirannya sebelum akan berkata - kata dan mentransformasikannya. Mereka yang kuat mengendalikan pikirannya sehingga tidak mengumbar hawa nafsunya akan lebih mudah mencapai cita-citanya. Mereka tidak banyak digoda atau diperbudak oleh hawa nafsunya. Sebaliknya sebaliknya mereka yang sulit dikendalikan akan kesulitan mencapai cita-cita - citanya alasan itu diperbudak, pikirannya terbelenggu hingga lupa apa yang dilakukan. Dalam hubungan ini ada benarnya persetujuan orang - orang tua kita yang ering berpesan
“Pikirkan baik - baik dulu sebelum akan dilakukan
Jangan sampai keburu nafsu, sebab apa yang telah lewat
Sulit akan dikejar “.
Contoh lain dapat kita ambil dari cerita Arjuna Wiwaha, dimana Arjuna berhasil melaksanakan tapanya, karena pikirannya terkendali kuat, melawan berbagai macam godaan nafsu. Rasa marah atau Krodha yang sering dapat dirasakan oleh setiap orang. Berpangkal pada pikiran dan hal itu sulit dikendalikan agar kita tidak kehilangan rasa keseimbangan dalam dirimu. Jika kita tidak kuat mengendalikan pikiran kemudian muncul yang dapat menimbulkan sakit, bingung, marah, stres, gila, tidak ingin makan dan minum, tidurlah yang menyebabkan pikirannya terganggu.
Sebagai contoh pelaksanaan Manacika Parisudha dalam kehidupan sehari-hari, ada tiga hal yang disetujui yaitu:
Tidak mengingini sesuatu yang tidak kekal.
Misalnya: - tidak ingin hal - hal yang terlarang
- tidak meras iri juga dengki pada kepunyaan (milik orang lain).
2. Tidak berpikir buruk terhadap mahluk lain
Misalnya: - Tidak memiliki niat marah terhadap sesama manusia.
- Tidak memiliki niat marah terhadap mahluk - mahluk lain
3. Tidak mengingkari Karma Phala
Contoh: - Percaya dan yakin akan ada hukum karma (hasil perbuatan) itu.

1.3 Manfaat dan makna pelaksanaan tri kaya parisudha dalam kehidupan sehari-hari.

Bila Tri Kaya Parisudha ini dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, maka manfaat dan maknanya akan dapat diterima dengan baik maupun pribadi maupun grup secara keseluruhan.

Manfaat - Manfaat yang diperoleh adalah dari:
1.Kayika Parisudha.
- Setiap orang tidak berani menyiksa, manyakiti, dan membunuh mahluk lain-lain.
- Setiap orang tidak berani memperebutkan pertarungan yang disetujui dari orang lain.
- Setiap orang tidak berani melepaskan orang lain untuk berjudi, minum - minuman keras, mengatur ganja, narkotik dan lain-lain

2.Wacika Parisudha
- Setiap orang selalu berkata-kata yang baik (tidak menyinggung perasaan)
- Setiap orang takut berkata - kata kasar, tidak menghina, membantah, dan menghardik
- Setiap orang tidak berani memfitnah, melakukan laporan palsu untuk mengadukan teman
- Setiap orang selalu satia wacana, yaitu menepati janji dan tidak berani dijemput.

3.Manacika Parisudha
- Siapa pun akan selalu berpikir untuk menerima sesuatu halal.
- Selalu berpikir baik terhadap mahluk lain yang didasari oleh semua mahluk adalah ciptaan Tuhan.
- Mempercayai dan meyakini keberadaan hukum karma adalah semua yang pasti diterima hasil.


DAFTAR PUSTAKA

https://dharmadefender.wordpress.com
https://ejournal.undiksha.ac.id
https://media.neliti.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar