Adat, Tradisi, Agama, Budaya Hindu Bali

Senin, 06 April 2020

Tri Hita Karana


NAMA : I MADE YUDA ASTANA
NPM : 191173
JURUSAN : PARODI AGAMA HINDU


KATA PENGANTAR

Puji syuhur kita haturkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena dengan izin dan kuasanyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Karena Ida Sang Hyang Widhi Wasa pula yang membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang-menderang ini dan juga karena beliau pula yang mengantarkan kita dari alam kebodohan menuju alam kecerdasan seperti alam yang kita rasakan sekarang ini.
Dalam penyusunan makalah ini banyak kendala yang kami dihadapi, kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan maka dari itu kritik dan saran yang sifatnya yang membangun sangat kami harapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua pada umumnya dan bagi kami pada khususnya. Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.


Amlapura,   2020


Penulis



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kata Tri Hita Karana berasal dari bahasa Sanskerta, dimana kata Tri artinya tiga, Hita artinya sejahtra atau bahagia dan Karana artinya sebab atau penyebab. Jadi Tri Hita Karana artinya tiga hubungan yang harmonis yang menyebabkan kebahagiaan bagi umat manusia. Untuk itu ketiha hal tersebut harus dijaga dan dilestarikan agar dapat mencapai hubungan yang harmonis. 
Sebagaimana dimuat dalam ajaran Agama Hindu bahwa ” kebahagiaan dan kesejahtraan ” adalah tujuan yang ingin dicapai dalam hidup manusia, baik kebahagiaan atau kesejahtraan pisik atau lahir yang disebut ” Jagadhita ” maupun kebahagiaan rohani dan batiniah yang disebut ”Moksa ”. Untuk bisa mencapai kebahagiaan yang dimaksud, kita sebagai umat manusia perlu mengusahakan hubungan yang harmonis ( saling menguntungkan) dengan ketiga hal tersebut diatas. Karena melalui hubungan yang harmonis terhadap ketiga hal tersebut diatas, akan tercipta kebahagiaan dalam hidup setiap umat manusia. Oleh sebab itu dapat dikatakan hubungan harmonis dengan ketiga hal tersebut diatas adalah suatu yang harus dijalin dalam hidup setiap umat manusia. Jika tidak, manusia akan semakin jauh dari tujuan yang dicita-citakan atau sebaliknya ia akan menemukan kesengsaraan.
Bagian-bagian Tri Hita Karana, hubungan manusia dengan Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa ), hubungan manusia dengan sesama manusia.
Istilah Tri Hita Karana pertama kali muncul pada tanggal 11 Nopember 1966 pada waktu diselenggarakan Konferensi Daerah l Badan Perjuangan Umat Hindu Bali bertempat di Perguruan Dwijendra Denpasar. Konferensi tersebut diadakan berlandaskan kesadaran umat Hindu akan dharmanya untuk berperan serta dalam pembangunan bangsa menuju masyarakat sejahtera, adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Kemudian istilah Tri Hita Karana ini berkembang, meluas, dan memasyarakat.
Secara leksikal Tri Hita Karana berarti tiga penyebab kesejahteraan. (Tri = tiga, Hita = sejahtera, Karana = penyebab). Pada hakikatnya Tri Hita Karana mengandung pengertian tiga penyebab kesejahteraan itu bersumber pada keharmonisan hubungan antara:
1. Manusia dengan Tuhannya.
2. Manusia dengan alam lingkungannya.
3. Manusia dengan sesamanya.
1.2  Permasalahan
Pegertian Tri Hita Karana
 Konsp dasar tri hita karana dalam hubungan manusia dengan manusia
Manusia dengan lingkungan(alam semesta) adalah satu
Hubunga Tri Hita Karana dengan karmapala

Tujuan dan manfaat
 Tujuan
Menambah wawasan tentang Tri Hita Karana
Cara menerapkan Tri Hita Karana dalm kehidupan sehari-hari
Dapat Mengetahui sebab akibat hubungan dari Tri Hita Karana
Membangun rasa ingin tahu lebih mendalam Tri Hita Karana
Manfaat
Dapat mengapresiasi Tri Hita Karana dalam kehidupan
Dapat menjaga kelestarian Tri Hita Karana
 Dapat membangun hubungan harmoni dengan konsep Tri Hita Karana


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tri Hita Karana
Secara leksikal Tri Hita Karana berarti tiga penyebab kesejahteraan. (Tri = tiga, Hita = sejahtera, Karana = penyebab). Pada hakikatnya Tri Hita Karana mengandung pengertian tiga penyebab kesejahteraan itu bersumber pada keharmonisan hubungan antara: Manusia dengan Tuhannya, Manusia dengan alam lingkungannya, Manusia dengan sesamanya. 
Kata Tri Hita Karana berasal dari bahasa Sanskerta, dimana kata Tri artinya tiga, Hita artinya sejahtra atau bahagia dan Karana artinya sebab atau penyebab. Jadi Tri Hita Karana artinya tiga hubungan yang harmonis yang menyebabkan kebahagiaan bagi umat manusia. Untuk itu ketiga hal tersebut harus dijaga dan dilestarikan agar dapat mencapai hubungan yang harmonis. Sebagaimana dimuat dalam ajaran Agama Hindu bahwa ”kebahagiaan dan kesejahtraan ” adalah tujuan yang ingin dicapai dalam hidup manusia, baik kebahagiaan atau kesejahteraan pisik atau lahir yang disebut ” Jagadhita ” maupun kebahagiaan rohani dan batiniah yang disebut ”Moksa ”
Untuk bisa mencapai kebahagiaan yang dimaksud, kita sebagai umat manusia perlu mengusahakan hubungan yang harmonis ( saling menguntungkan ) dengan ketiga hal tersebut diatas. Karena melalui hubungan yang harmonis terhadap ketiga hal tersebut diatas, akan tercipta kebahagiaan dalam hidup setiap umat manusia. Oleh sebab itu dapat dikatakan hubungan harmonis dengan ketiga hal tersebut diatas adalah suatu yang harus dijalin dalam hidup setiap umat manusia. Jika tidak, manusia akan semakin jauh dari tujuan yang dicita-citakan atau sebaliknya ia akan menemukan kesengsaraan.

2.2 Konsp Dasar Tri Hita Karana dalam Hubungan Manusia denga Manusia
Disinilah peran tri hita karana dalam kosepnya yaitu hubungan manusia dengan manusia. Ketika manusia satu dan yang lainnya dalam keadaan tidak menyatu atau berbeda beda seperti ada perbedaan ,dari kaya dan miskin, baik dan buruk ,dan hal-hal yang membuat kita tidak sependapat, seperti adanya Catur Warna. 
Di dalam Catur Warna seolah –olah kita umat hindu memiliki perbedaan –perbedaan yang bisa memisahkan hubungan antara sesama. Menyadari hal demikian kita mesti selalu menjalin hubungan dengan sesama manusia, hubungan yang dimaksud dalam hal ini adalah hubungan yang baik atau saling menghormati dan saling membantu, simbiosis mutualisme, sebab hanya hubungan yang demikian dapat memberi arti kepada hidup manusia. Jadi untuk dapat memetik hikmah dari kehidupan bersama tersebut seseorang mesti tetap berpegangan kepada ajaran dharma, yang pada intinya mengharapkan agar dalam kehidupan di muka bumi ini seseorang mesti selalu mengukur dari diri sendiri. 
Setiap akan melangkah, seseorang diharapkan bertanya pada dirinya sendiri, apakah yang dia lakukan tersebut jika ditujukan kepada dirinya sendiri akan menyebabkan atau memberi akibat baik atau buruk. Itulah rahasia sederhana yang diajarkan dalam menempuh hidup bersama untuk memperoleh kesuksesan. Apabila semua itu direalisasika dalamkehidupan sehari-hari, maka tentunya tidak akan ada kesulitan dalam hidup manusia untuk mewujudkan tujuannya.

2.3 Manusia dengan Lingkungan (Alam Semesta) adalah Satu ( Konsep Tri Hita Karana )
Seperti kita ketahui bersama bahwa lingkungan merupakan sumber penghidupan manusia.. Hubungan umat manusia dengan alam semesta ( lingkungan.) Dalam kontek ini umat manusia sangat erat sekali hubungannya dengan alam semesta, seperti yang kita ketahui semua kebutuhan hidup yang diperlukan oleh umat manusia bersumber dari alam semesta dan kita sama-sama merupakan ciptan Hyang Widhi Wasa ( Tuhan Yang Maha Esa ). Dalam ajaran Tatt Twam Asi dijelaskan ” kamu adalah aku ” yang artinya adalah kita semua yang ada dialam semesta ini sama-sama merupakan ciptaan-Nya.
Perlu kita sadari umat manuisa tidak bisa hidup tanpa alam semesta (lingkungan ), dalam kitab suci Weda dijelaskan segala kebuthan hidup umat manusia hampir semuanya berasal dari alam semesta. Sekali lagi,manusia tidak bisa hidup tanpa alam semesta (lingkungan ). Seperti yang kita ketahui dari hasil hutan banyak sekali tumbuh - tumbuhan, baik yang bisa kita olah menjadi makanan, obat-obatan, bahan kecantikan, atau untuk bahan bangunan, peralatan mebel dan masih banyak lagi yang lainnya.

2.4 Hubungan Tri Hita Karana dengan Karmapahala
Tri Hita Karana dengan karmapahala sangat erat kaitannya contohnya:seorang tukang kayu yang sembarangan mengambil kayu dihutan sehingga lama kelamaan hutan itu menjadi gundul pohon-pohon besar telah habis di tebang, ketika musim hujan otomatis air hujan akan langsung turun ke rumah-rumah pemukiman warga karena tidak ada lagi yang menampung kadar airyang begitu tinggi. Sehingga menyebabkan banjir dan bisa merusak aktifitas atau kegiatan- manusia itu sendiri. 
Dari contoh di atas tentu sudah sangat jelas bahwa hubungan Tri Hita Karana dan kharma phala sangat erat. Ketika manusia tidak lagi menghiraukan lingkungannya maka lingkungan pula tidak akan pernah bersahabat dengan kita. begitu pula ketika manusia dan sesamanya tidak memiliki hubungan yang harmonis maka akan terjadilah gesekan-gesekan yang menyebabkan hal-hal yang tidak kita inginkan bersama apalagi ketika manusia dan ciptaannya tidak terjadi hubungan yang harmonis tentu akan berdampak sangan buruk bagi manusia.


BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Jadi dapat disimpulkan Secara leksikal Tri Hita Karana berarti tiga penyebab kesejahteraan. (Tri = tiga, Hita = sejahtera, Karana = penyebab). Pada hakikatnya Tri Hita Karana mengandung pengertian tiga penyebab kesejahteraan itu bersumber pada keharmonisan hubungan antara: Manusia dengan Tuhannya, Manusia dengan alam lingkungannya, Manusia dengan sesamanya
Ketika manusia tidak lagi menghiraukan lingkungannya maka lingkungan pula tidak akan pernah bersahabat dengan kita. begitu pula ketika manusia dan sesamanya tidak memiliki hubungan yang harmonis maka akan terjadilah gesekan-gesekan yang menyebabkan hal-hal yang tidak kita inginkan bersama apalagi ketika manusia dan ciptaannya tidak terjadi hubungan yang harmonis tentu akan berdampak sangan buruk bagi manusia.

3.2 SARAN
Saya berharap kepada seluruh umat hindu yang ada khususnya mahasiswa agar menjaga hubungan harmonis dengan Ida Shangyang Widhi karena dari situlah kita mampu mengimbangi kesadaran kita sebagai umat manusia sadar akan kepentingan kita ,dengan sesama dan lingkungan kita. beliau mengajarkan pada umatnya agar mengindahkan ciptaannya agar terjadi keselarasan hidup yang ingin dicapai. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar