AJARAN TRI KAYA PARISUDHA DALAM KITAB
SARASAMUSCAYA
DISUSUN OLEH :
NAMA : NI KADEK
ARSANI
NPM : 19.1.179
PRODI : AGAMA HINDU
SEMESTER : II
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN AGAMA HINDU AMLAPURA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA HINDU
Om Swastyastu,
Dengan
penuh rasa syukur kami ucapkan atas asung kerta wara nugraha Ida Sang Hyang
Widhi Wasa karena atas ijin dan anugrahnya kami bisa menyelesaikan makalah ini
dengan judul “Ajaran Tri Kaya Parisudha dalam Kitab Suci Sarasamuscaya” yang
disertai dengan kutipan sloka-slokanya.
Jauh
dari kata sempurna tentunya makalah yang telah kami susun ini dengan harapan
semoga tulisan ini dapat menjadi pedoman dan juga wawasan pengetahuan tentang
tingkah laku kita sebagai umat hindu untuk selalu melakukan perbuatan-perbuatan
yang sesuai dengan ajaran Agama Hindu. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
kepada dosen Studi Agama-agama, I Komang Badra, S. Pd., M. Pd. H, karena telah
memberikan tugas ini kepada kami sehingga kami dapat menambah wawasan dan
pengetahuan dengan menyusun makalah ini. Ucapan terima kasih juga untuk semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Tidak
lupa jga kami memohon maaf jika ada kekeliruan baik dari penggunaan kata maupun
penulisan dari tulisan ini. Sekali lagi kami ucapkan Klungkung semarapura,
kirang langkung nunas ampura, Suksma.
Om Santhi, Santhi,
Santhi Om
Pesaban
29 Maret 2020
Penyusun
1.1 Latar Belakang
Dengan perkembangan jaman saat ini yang sering disebut dengan
jaman kali yuga tentunya banyak sekali pemahaman yang berbeda dari beragam
masyarakat tentang makna dari ajaran-ajaran agama khususnya Agama Hindu. Karena
itu pada jaman kali yuga ini hendaknya kita harus lebih mengintensifkan
pengetahuan Agama untuk memperkuat moral dan mental dalam kehidupan
sehari-hari, dimana sesuai dengan judul dari makalah ini Ajaran Tri Kaya
Parisudha dengan berlandaskan Kitab Suci Agama Hindu.
Tentuya dijaman sekarang ini banyak sekali terjadi
penyimpangan-penyimpangan terhadap ajaran-ajaran agama tersebut dimana manusia
di jaman kali yuga ini lebih banyak mengutamakan kepentingan mereka sendiri dan
tidak lagi menghiraukan perbuatan yang mereka lakukan tersebut benar ataukah
malah akan menyakiti orang lain. Anak-anak pada jaman sekarang sudah jarang
ditemukan menggunakan logika mereka untuk melakukan suatu perbuatan, sering
kali ditemui terjadinya kekerasan dan juga perbuatan tercela di masyarakat. Maka
dari itu kami tekankan bagaimana dan apa yang seharusnya dilakukan didalam
kehidupan ini dengan melakukan perbuatan yang baik.
Ajaran Tri Kaya Parisudha
adalah salah satu ajaran agama Hindu yang mengajarkan kepada kita bagaimana
seharusnya kita berkata-kata dan berucap yang baik dan benar, ajaran ini juga
tercantum dalam Kitab Suci Hindu yaitu dalam kitab Sarasamuscaya. Hal tersebut
akan diuraikan dalam makalah yang kami susun ini.
1. Apa pengertian dari
Tri Kaya Parisudha
1. Untuk mengetahui dan
memahami ajaran Tri Kaya Parisudha dalam ajaran agama Hindu
2. Untuk mengetahui dan
memahami ajaran Tri Kaya Parisudha dalam kitab Sarasamuscaya.
1. Menambah wawasan dan
pengetahuan pembaca dan penulis tentang ajaran Trikaya Parisudha yang terdapat
dalam pustaka suci Hindu.
2. Mendalami segala
bentuk Perbuatan baik itu dari pikiran, perkataan dan Perbuatan yang semestinya
kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari
Tri Kaya Parisudha
mempunyai pengertian “Tri” artinya Tiga, “Kaya” artinya gerak atau perilaku dan
“Parisudha” artinya Suci, jadi Tri Kaya Parisudha artinya tiga gerak atau perilaku
manusia yang harus disucikan.
Tri Kaya Parisuda
mempunyai tiga bagian diantaranya
1.
Kayika Parisudha yang artinya Perbuatan atau perilaku
yang baik.
Kayika Parisudha timbul dari pikiran dan
perkataan yang baik yang kita lakukan, perbuatan yang baik ditimbulkan karena
adanya pengendalian diri dari kita sendiri. Menghindarkan diri dari pikiran dan
perkataan yang negatif atau tercela.
2.
Wacika Parisudha artinya suatu perkataan yang
baik.
Baik ataupun buruk ucapan yang kita ucapkan
tergantung dari apa yang kita pikirkan dimana ucapan yang sering kita ucapkan
seharusnya selaras dengan apa yang kita pikirkan dan apa yang kita ucapkan
adalah suatu hal yang akan terjadi nantinya dengan artian apabila kita
mengucapkan hal yang baik maka baik pula hal yang kita dapatkan dan juga
sebaliknya.
3.
Manacika Parisudha artinya berpikir yang baik
atau suci.
Pikiran merupakan penentu dari perkataan dan
perbuatan, jika pikiran kita baik maka akan menghasilkan perkataan dan
perbuatan yang baik pula. Karena pikiran adalah magnet dari diri kita, jika
kita berpikir tentang berkh atau hal yang positif maka kita akan menarik berkah
dan hal yang positif, jika kita berpikir tentang masalah maka kita akan menarik
banyak masalah. Maka dari itu kita harus selau megolah pikiran yang baik dan
selalu positif.
Demikian pengertian dari Tri Kya Parisudha sehingga dengan jelas
bahwa kita sebagai manusia hendaknya berpikir, berkata dan berbuat yang baik
sehingga terjadi keharmonisan dan saling menghormati dalam kehidupan ini. Perlu
kiranya kita lebih memahami ajaran agama hindu kita untuk lebih memperdalam
keyakinan dan jati diri kita sebagai umat Hindu di Bali untuk mencapai tujuan
hidup manusia yaitu Dharma, Artha, Kama dan Moksa.
Di dalam kitab Sarasamuscaya
sloka 73-76 disebutkan sepuluh hal untuk
menjaga kesucian Tri Kaya agar menjadi suci, yang disebut Karma Patha. Tiga
untuk menjaga kesucian pikiran, empat untuk menjaga kesucian kata-kata dan tiga
untuk menyucikan perbuatan dan empat untuk menyucikan perilaku. Seperti yang
dijelaskan dalam sloka-sloka dibawah ini di bawah ini:
1.
Sarasamuscaya (Sloka 73)
Manasa trividam caiva vaca caiva caturvinham
Kayena trividam capi dacakarma pathaccare
Hana Karmapatha ngaranya, kahrtaning indriya, sapuluh kwehnya
ulahakena, kramanya, prawrttyaning manah sakareng, telu kwehnya; ulahaking wak,
pat, prawrttyaning kaya, telu, pinda sapuluh, prawattyaning kaya, wak, manah,
kengete
Artinya:
Adalah karmapatha
namanya, yaitu pengendalian hawa nafsu, sepuluh banyaknya yang patut
dilaksanakan;nperinciannya; gerak pikiran, tiga banyaknya; perilaku perkataan,
empat jumlahnya; gerak tindakan; tiga banyaknya; jadi sepuluh banyaknya,
perbuatan yang timbul dari gerakan badan, perkataan dan pikiran; itulah patut
diperhatikan.
2. Sarasamuscaya (Sloka
74)
Anabhidhyam parasvesu sarvasatvesu carusam,
Karmanam phalamastiti trividham manasa caret
Prawrttyaning manah rumuhan ajarakena, telu kwehnya,
pratyekanya, si tan engine adengkya ri drbyaning len, si tan krodha, ring sarwa
sattwa, si mamituhwa ri hana ning karmaphala, nahan tang tiga ulahaning manah,
kahrtaning indriya ika.
Artinya:
Tindakan dari gerak
ikiran terlebih dulu akan dibicarakan, tiga banyaknya, perincian : tidak ingin
dan dengki pada kepunyaan orang lain, tidak bersikap gemas kepada segala
makhluk, percaya akan kebenaran ajaran karmaphala, itulah ketiganya perilaku
pikiran yang merupakan pengendalian hawa nafsu.
3. Sarasamuscaya (sloka
75)
Asatpralapam
parasyam paicunyamanrtam tatha,
Vatvari vaca rajendra
najalpennanucintyayet.
Nyang tanpa prawrttyaning wak, pat kwehnya, pratyekanya, ujar
ahala, ujar aprgas, ujar picuna, ujar mithya, nahan tang pat singgahananing
wak, tan ujarakena, tan angina-ngenan, kojaranya.
Artinya ;
Inilah yang tidak
patut timbul dari kata-kata, empat banyaknya, yaitu perkataan jahat, perkataan
kasar menghardik, perkataan memfitnah, perkataan bohong (tak dapat dipercaya);
itulah keempatnya harus disingkirkan dari perkataan, jangan diucapkan, jangan dipikir-pikir
akan diucapkan.
4. Sarasamuscaya (sloka
76)
Pranatipatam
stainyam ca paradaranathapi va,
trini papain kayena
sarvatah parivarjavet.
Nihan yang tan ulahakena, syamatimati mangalahal, si paradara,
nahan tang telu tan ulahakena ring asing ring parihasa, ring apatkala, ri
pangipyan tuwi singgahana jugeka.
Artinya :
Inilah yang tidak
patut dilakukan : membunuh, mencuri, berbuat zina; ketiganya itu jangan
hendaknya dilakukan terhadap siapapun, baik secara berolok-olok, bersenda
gurau, baik dalam keadaan khayalan sekalipun, hendaknya dihindari saja
ketiganya
Dalam kitab sarasamuscaya sloka 77 juga disebutkan pesan-pesan moral
kepada umat manusia untuk selalu menjaga segala bentuk perbuatan, pikiran dan
ucapan sehingga kita sebagai manusia hendaknya selalu membiasakan diri untuk
melaksanakannya. Sloka tersebut berbunyi sebagai berikut
Kayena
manasa vaca yadabhiksnam nisevyate,
Tadevaharatyenam tasmat
kalyanamacaret
Apan ikang
kinatahwan ikang wwang, kolahanya, kangenangenanya, kocapanya, ya juga bwat
umalap ikang wwang, jenek katahwan irika wih, matangnyan ikang hayu atika
ngabyas an, ring kaya, wak, manah.
Artinya :
Sebab yang membuat orang dikenal, adalah
perbuatannya, pikirannya, ucapan-ucapannya, hal itulah yang sangat menarik
perhatian orang, untuk mengetahui kepribadian seseorang; oleh sebab itu
hendaklah yang baik itu selalu di biasakan dalam laksana, perkataan dan
pikiran.
Tri Kaya Parisudha
merupakan suatu ajaran untuk mengendalikan diri dari segala bentuk perbuatan
baik berdasarkan pikiran, perkataan dan perbuatan. Dengan adanya pikiran yang
baik akan timbul perkataan yang baik sehingga mewujudkan perbuatan yang baik
pula.
Didalam ajaran Agama Hindu, kitab
Sarasamuscaya dan kitab suci Hindu lainnya segala bentuk perbuatan yang
dilakukan oleh manusia tidak terlepas dari pikiran atau manah semua bentuk
perbuatan merupakan implementasi dari pikiran, baik dan buruknya perbuatan yang
kita lakukan itu selaras dengan pikiran yang kita lakukan karena pikiran adalah
magnet bagi manusia, jika kita berpikir tentang berkah atau hal yang positif
maka kita menarik berkah dan hal yang positif pula dan jika kita berpikir
masalah dan perbuatan yang tercela maka kita menarik banyak masalah dan hal
yang buruk pula.
Sebagai umat Hindu
yang meyakini adanya ajaran Tri Kaya Parisudha, seharusnya kita memahami dan
mencari kebenarannya ajaran dalam pustaka Suci yang kita miliki. Sudah
seharusnya kita sebagai umat Hindu mampu menerapkan ajaran ini dengan selalu
membiasakan diri untuk melakukan hal-hal yang baik meskipun sulit melakukannya
di jaman kali yuga seperti sekarang ini akan tetapi janganlah semua itu menjadi
penghalang kita harus terus berusaha sampai berhasil sesuai dengan tujuan agama
Hindu yaitu untuk mencapai Dharma, Aetha, Kama dan Moksa.
Selalu mengolah
pikiran yang baik dan selalu tetap positif dan optimis, jika ingin mendapatkan
apa yang kita pikirkan jadi berpikirlah yang positif, hidup akan secara
otomatis akan menjadi positif pula.
I Nyoman Kajeng , dkk.
1997. Sarasamuscaya dengan teks Bahasa Sansekerta dan Jawa Kuno. Surabaya:
Paramita.
I Ketut Wiana 1998. Beragama
Pada Jaman Kali. Indonesia: Hanuman Sakti.
Tjok Rai Sudharta,
M.A.dan Drs. Ida Bagus Oka Punia Atmaja 2001. Upadesa tentang
Ajaran-ajaran Agama Hindu. Surabaya: Paramita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar