Oleh : NI KETUT KARYANI
Nim : 19.1.035
Topik
: Tri Hita Karana
BAB I
PENDAHULUAN
Peruabahan waktu telah membawa kita pada
jaman yang semakin berbeda, pola pikir yang berkembang pesat , telah menjadikan
ketidak mungkinan menjadi sangat mungkin, tentu dengan adanya
teknologi-teknologi canggih yang kian semakin mempermudah pekerjaan manusia.
Aktivitas manusia tak lagi berbicara kekuatan otot namun seberapa kecanggihan
otak manusia menciptakan teknologi-teknologi canggih seperti bermain trik magik. Seiring dengan perkembangan teknologi yang makin pesat,
banyak orang mulai lupa akan pengetahuan tentang agamanya.
Pengetahuan agama semakin
lama semakin kurang, bahkan anak muda sekarang banyak yang acuh
tak acuh terhadap pengetahuan agama. Mereka lebih mementingkan teknologi
dibandingkan agama. Padahal itu merupakan perkataan yang salah. Karena
perkembangan teknologi dengan agama saling berhubungan. Seperti pepatah
mengatakan ”teknologi tanpa agama buta sedangkan agama tanpa
teknologi akan lumpuh”. Kita sebagai umat Hindu perlu mengetahui ajaran-ajaran
agama kita. Salah satunya adalah mempelajari ajaran menjalin hubungan yang
harmonis kepada semua yang berada pada alam semesta ini dan yang menciptakan
alam semesta.
Umat Hindu percaya ketika kita memberi
pelayanan kepada alam semesta, maka alam semesta akan memberi pelayanan
terbaiknya kepada kita. Contoh nyata saja yang dapat kita lihat pada saat ini
bencana-bencana alam yang terjadi akibat ulah manusia sendiri, penebangan hutan
secara liar yang menyebabkan tanah longsor, banjir, menipisnya lapisan ozon
sehingga kian hari udara panas terasa menyengat kulit, polusi udara kian
menjadi ancaman persebaran virus. Namun begitu sebaliknya, ketika kita menjaga
lingkungan alam seperti melakukan penghijauan terhadap lingkungan tentu
pohon-pohon yang kita tanam akan memberikan oksigen yang kita butuhkan serta
membantu kita menyaring polusi-polusi udara yang kita hirup.
Diperjelas lagi dalam konsep ajaran agama
hindu tentang Tat Twam Asi, yang artinya aku adalah kamu dan kamu adalah
aku. Artinya baik kita, tumbuhan, hewan serta seluruh isi alam semesta ini
adalah satu kesatuan yang tunggal yaitu Brahman. Dapat kita bayangkan
ketika salah satu bagian organ tubuh kita terluka tentu semua organ akan
merasakan sakit luka tersebut, begitu juga kehidupan ini. Artinya sangat
penting untuk kita menjaga keseimbangan agar terciptanya keharmonisan dan
kesejahteraan.
Agar keseimbangan keharmonisan dan
kesejahteraan di alam semesta ini senantiasa terjaga maka kita perlu suatu
ajaran yang bisa kita amalkan untuk mencapai tujnuan tersebut. Umat Hindu sudah
mempercayai suatu ajaran yang dapat menjaga keharmonisan dengan alam semesta
berserta isinya yaitu Ajaran Tri Hita Karana. Kita harus menerapkan ajaran Tri
Hita Karana dalam kehidupan sehari hari agar terciptanya keseimbangan
keharmonisan dan kesejahteraan di alam semesta.
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah Tri
Hita Karana berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu dari
kata Tri Hita Karana. Tri berarti tiga; Hita berarti
baik, senang, gembira, lestari; Karana berarti penyebab atau
sumbernya sebab. Tri Hita Karana berarti tiga buah
unsur yang merupakan sumbernya sebab yang memungkinkan timbulnya
kebaikan. Ketiga unsur yang dimaksudkan dalam Tri Hita Karana itu,
yaitu unsur Unsur jiwa(Atman); unsur tenaga; kekuatan, Prana; unsur
badan wadah (sarira).
Kalau
kita dilihat dari Veda yang berkaitan dengan Tri Hita Karana ini,
Nampak jelas tertuang dalam Kekawin Ramayana Sargah 1.3, yaitu
bagaimana sang Dasaratha berbuat kasih kepada sesama mahluk
ciptaan Tuhan, berbuat pemujaan kepada leluhur, dan pemujaan kepada Deva-deva. Perilaku hubungan yang
selaras serasi dan seimbang manusia terhadap sesamanya, terhadap Tuhannya,
terhadap Alam semesta beserta isinya akan menjadikan manusia utama seperti
halnya sang Dasaratha. Jadi Tri Hita Karana sebagai perwujudan
kesejahteraan dan kebahagiaan dimana ketiga unsur Ida Sanghyang
Widhi/Tuhan (super natural power), Manusia (mikrokosmos), dan Alam
semesta/Bhuwana (Macrocosmos) harus saling menjaga.
Bagian-bagian Tri Hita Karana adalah sebagai berikut:
1. Parahyangan
Kata Parahyangan berasal dari bahasa sansekerta, dari
kata ”Hyang”,yang berarti Ida
Sang Hyang Widhi Wasa. Jadi, kata parahyangan berarti hubungan yang harmonis
dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Dengan demikian kita harus menjalin hubungan
yang harmonis dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, dengan cara menjalankan
perintah-NYA dan menjauhi larangan-NYA.
2. Pawongan
Kata Pawongan berasal dari bahasa sansekerta, dari kata”Wong”,yang
berarti orang atau manusia. Jadi, kata pawongan berarti hubungan yang harmonis
antara manusia dengan sesama manusia. Dengan demikian kita harus
menjalin hubungan yang harmonis dengan sesama manusia, dengan cara saling
menghormati dan saling menghargai satu sama lain.
3. Palemahan
Kata palemahan berasal dari bahasa sansekerta, dari kata”Lemah”,yang
berarti lingkungan sekitar/alam semesta. Jadi, kata palemahan berarti hubungan
yang harmonis antara manusia dengan lingkungan sekitar/alam semesta. Dengan
demikian selain menjalin hubungan yang harmonis denga Tuhan dan sesama manusia
kita juga harus menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan sekitar/alam semesta dengan
cara menjaga lingkungan sekitar dari kerusakan.
Untuk
itu ketiga hal tersebut harus dijaga dan dilestarikan agar dapat mencapai
hubungan yang harmonis. Sebagaimana dimuat dalam ajaran Agama Hindu bahwa ”
kebahagiaan dan kesejahtraan ” adalah tujuan yang ingin dicapai dalam hidup
manusia, baik kebahagiaan atau kesejahtraan pisik atau lahir yang disebut ”
Jagadhita ” maupun kebahagiaan rohani dan batiniah yang disebut ”Moksa ”
Untuk
bisa mencapai kebahagiaan yang dimaksud, kita sebagai umat manusia perlu
mengusahakan hubungan yang harmonis ( saling menguntungkan ) dengan ketiga hal
tersebut diatas. Karena melalui hubungan yang harmonis terhadap ketiga hal
tersebut diatas, akan tercipta kebahagiaan dalam hidup setiap umat manussia.
Oleh sebab itu dapat dikatakan hubungan harmonis dengan ketiga hal tersebut
diatas adalah suatu yang harus dijalin dalamhidup setiap umat manusia. Jika
tidak, manusia akan semakin jauh dari tujuan yang dicita-citakan atau
sebaliknya ia akan menemukan kesengsaraan.
Ketika manusia satu dan yang
lainnya dalam keadaan tidak menyatu atau berbeda beda seperti ada perbedaan
,dari kaya dan miskin, baik dan buruk ,dan hal-hal yang membuat kita tidak
sependapat. Seperti adanya catur warna . Didalam catur warna seolah
–olah kita umat hindu memiliki perbedaan-perbedaan yang bisa memisahkan
hubungan antara sesame. Menyadari hal demikian kita mesti selalu menjalin
hubungan dengan sesama manusia, hubungan yang dimaksud dalam hal ini adalah
hubungan yang baik atau saling menghormati dan saling membantu, simbiosis
mutualisme, sebab hanya hubungan yang demikian dapat memberi arti kepada hidup
manusia. Jadi untuk dapat memetik hikmah dari kehidupan bersama tersebut seseorang
mesti tetap berpegangan kepada ajaran dharma, yang pada intinya mengharapkan
agar dalam kehidupan di muka bumi ini seseorang mesti selalu mengukur dari diri
sendiri. Setiap akan melangkah, seseorang diharapkan bertanya pada dirinya
sendiri, apakah yang dia lakukan tersebut jika ditujukan kepada dirinya sendiri
akan menyebabkan atau memberi akibat baik atau buruk. Itulah rahasia sederhana
yang diajarkan dalam menempuh hidup bersama untuk memperoleh kesuksesan.
Apabila semua itu direalisasika dalamkehidupan sehari-hari, maka tentunya tidak
akan ada kesulitan dalam hidup manusia untuk mewujudkan tujuannya.
Perlu kita sadari umat manusia tidak bisa hidup tanpa
alam semesta ( lingkungan ), dalam kitab suci Weda dijelaskan segala kebuthan
hidup umat manusia hampir semuanya berasal dari alam semesta. Sekali
lagi,manusia tidak bisa hidup tanpa alam semesta ( lingkungan ). umat
manusia sangat erat sekali hubungannya dengan alam semesta, seperti yang kita
ketahui semua kebutuhan hidup yang diperlukan oleh umat manusia bersumber dari
alam semesta dan kita sama-sama merupakan ciptan Hyang Widhi Wasa ( Tuhan Yang
Maha Esa ). Seperti yang kita ketahui
dari hasil hutan banyak sekali tumbuh-tumbuhan, baik yang bisa kita olah
menjadi makanan, obat-obatan, bahan kecantikan, atau untuk bahan bangunan,
peralatan mebel dan masih banyak lagi yang lainnya.
Tri hita karana juga memiliki kaitan yang sangat erat
dengan karmapahala. Contohnya: seorang tukang kayu yang sembarangan mengambil
kayu dihutan sehingga lama kelamaan hutan itu menjadi gundul pohon-pohon besar
telah habis di tebang, ketika musim hujan otomatis air hujan akan
langsung turun ke rumah-rumah pemukiman warga karena tidak ada lagi yang
menampung kadar air yang begitu tinggi. Sehingga menyebabkan banjir
dan bisa merusak aktifitas atau kegiatan- manusia itu sendiri. Dari contoh
diatas tentu sudah sangat jelas bahwa hubungan tri hita karana dan kharma phala
sangat erat. Ketika manusia tidak lagi menghiraukan lingkungannya maka
lingkungan pula tidak akan pernah bersahabat dengan kita. begitu pula ketika manusia
dan sesamanya tidak memiliki hubungan yang harmonis maka akan terjadilah
gesekan-gesekan yang menyebabkan hal-hal yang tidak kita inginkan bersama apalagi ketika manusia dan
ciptaannya tidak terjadi hubungan yang harmonis tentu akan berdampak sangan
buruk bagi manusia.
Implementasi dari Tri Hita Karana bisa kita lihat dari
pelaksanaan setiap bagian-bagian Tri Hita Karana yaitu Parahyangan, Pawongan
dan Palemahan. Cara menjalin hubungan yang harmonis dengan
Ida Sang Hyang Widhi Wasa adalah sebagai berikut:
a. Sembahyang Tri Sandya 3 kali sehari
b. Bertirta yatra
c. Menyanyikan kidung suci
d. Membaca, memahami dan menjalankan isi kitab suci Veda
e. Mebanten setiap hari raya nityakarma maupun naimitika
karma
f. Beryajna secara tulus ikhlas(nitya yajna maupun naimitika
yajna)
g. Melakukan tapa/semadhi
h. Membersihkan tempat suci
i.
Tidak
meminum minuman keras
j.
Tidak
mencuri
k. Tidak membunuh
Dalam Bhagawadgita IX-14 dikatakan
bahwa:
sataṁ kīrtayanto māṁ[7]
yatantaś ca dṛḍha-vratāh,
namastantaś ca maṁ bhaktyā
nitya-yuktā upāsate.
Terjemahan:
Berbuatlah selalu
dengan hanya memuji-Ku
Dan
lakukanlah tugas pengabdian itu dengan
Tiada
putus-putusnya. Engkau yang memuja
Ku
Dan tiada henti-hentinya itu serta
Kebhaktian
yang kekal adalah dekat dengan-Ku
Kita
sebagai umat manusia yang beragama dan bersusila harus menjunjung
dan memenuhi kewajiban antara lain, cinta pada kebenaran, kejujuran, keiklasan
dan keadilan. Dengan demikian jelaslah hubungan manusia dengan tuhan. Hubungan
ini harus dipupuk dan ditingkatkan terus kearah yang lebih suci lahir dan
bhatin. Sesuai dengan swardharmaning umat yang religious, yakni
untuk dapat mencapai” moksartham jagadhita ya caitri dharma” yakni
untuk mencapai kebahagiaan hidup duniawi dan kesempurnaan
kebahagiaan rohani yang langgeng(moksa).
Cara
menjalin hubungan yang harmonis dengan sesama manusia adalah sebagai berikut:
a. Saling menghormati satu sama lain
b. Saling menghargai satu sama lain
c. Sopan santun
d. Ramah tamah
e. Gotong royong(saling membantu)
f. Kasih sayang yang tulus
g. Berani berkorban demi teman
h. Tidak iri hati dengan orang lain
i.
Tidak
dengki dengan orang lain
Dalam manu smerti II,138
disebut :
“satyam
bruyat priyam bruyam
Nabruyam
satyam, priyam canartam,
Bruyat
esa dharmah sanatanag”
Terjemahannya :
“Berkatalah yang sewajarnya
jangan mengucapkan kata-kata yang kasar, walaupun itu benar. Jangan pula
mengucapkan kata-kata leah lembut tetapi dusta, inilah hukum susila
yang(Sanatana Dharma)”.
Perilaku
yang baik adalah dasar mutlak dalam kehidupan sebagai manusia,
karena dengan berbuat susila manusia dapat meningkatkan taraf kehidupannya baik
didalam sekala maupn niskala.
Cara menjalin hubungan yang harmonis
dengan lingkungan sekitar/alam
semesta adalah
sebagai berikut:
a. Rajin membersihkan kamar tidur saat bangun tidur
b. Membersihkan kamar mandi
c. Membersihkan halaman rumah(depan,samping maupun belakang
rumah)
d. Membuang sampah pada tempatnya
e. Menjaga kebersihan taman
f. Menjaga kebersiahan sekolah maupun kampus
g. Merawat tanaman(menyiram, memupuk,dan menjaga keindahan
tanaman)
h. Melakukan penghijauan
i.
Tidak
menebang hutan sembarangan
Jika semua itu sudah dilakukan, astungkara akan tercipta
hubungan yang harmonis dalam kehidupan ini. Serta akan terwujudnya
kehidupan yang damai, tentram, aman dan sejahtera. Dengan demikian sangatlah
penting menjalin hubungan yang harmonis kepada Ida Sang Hyang Widhi
Wasa, kepada sesama manusia serta dengan alam semesta.
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Jadi dapat disimpulkan Secara leksikal Tri Hita Karana berarti tiga
penyebab kesejahteraan. (Tri = tiga, Hita = sejahtera, Karana = penyebab). Pada
hakikatnya Tri Hita Karana mengandung pengertian tiga penyebab kesejahteraan
itu bersumber pada keharmonisan hubungan antara: Manusia dengan Tuhannya,
Manusia dengan alam lingkungannya, Manusia dengan sesamanya
Dari pembahasan diatas juga dapat saya
simpulkan bahwa sangatlah penting untuk kita mempelajari konsep Hubungan yang
harmonis (Tri Hita Karana) dalam kehidupan ini. Karena dengan menjalin hubungan
yang harmonis dalam kehidupan ini merupakan dasar untuk mencapai kehidupan yang
damai, tentram, aman dan sejahtera. Dengan mengetahui konsep Tri Hita Karana,
kita jadi lebih paham dan mengerti tentang konsep ini. Sehingga kita akan
berusaha untuk mengamalkan dan menjalankan konsep Tri Hita Karana sebagai mana
mestinya untuk mencapai kebahagiaan lahir dan bhatin baik secara Sekala dan
Niskala.
3.2 SARAN
Saya berharap kepada seluruh umat hindu yang ada
khususnya maha siswa agar menjaga hubungan harmonis dengan Ida Sang Hyang Widhi
karena dari situlah kita mampu mengimbangi kesadaran kita sebagai umat manusia
sadar akan kepentingan kita, dengan sesama dan lingkungan kita. Beliau
mengajarkan pada umatnya agar mengindahkan ciptaannya agar terjadi keselarasan
hidup yang ingin dicapai
Demikianlah
makalah yang saya susun, jika ada kesalahan-kesalahan dalam penyusunan makalah
saya ini, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya dan saya sangat mengharapkan
kritik dan saran yang sangat membangun demi kesempurnaan penyusunan makalah
saya yang berikut-berikutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Kardiasa,Didik.2012. Blog Tri Hita
Karana. http://didik-kardiasa.blogspot.com/p/blog-page_8498.html?m=1 diakses pada :
26.03.20
Sandika,Made.2012. Makalah Agama Tri Hita Karana. http://imadesadikabagosgenjing.blogspot.com/2012/05/makalah-agama-tri-hita-karana.html?m=1 diakses pada : 26.03.20
Tarne,Wayan.2014. Implementasi
Tri Hita Karana. http://wayantarne.blogspot.com/2014/10/implementasi-tri-hita-karana.html?m=1 diakses pada :
26.03.20
Tidak ada komentar:
Posting Komentar