Adat, Tradisi, Agama, Budaya Hindu Bali

Senin, 30 Maret 2020

Agni Hotra

Agni Hotra

Oleh

I  Wayan Putu Sudiarta


BAB I PENDAHULUAN

1.       Latar Belakang Masalah
Di zaman globalisasi saat ini mulai terlihat kebangkitan hindu di Indonesia.itu terlihat dari banyaknya penemuan candi-candi,arca-arca dan lain sebagainya.Di antara begitu banyaknya penemuan candi dan arca ditemukan juga khunda di dekat arca dan candi,itu menandakan di zaman kerajaan hindu sudah melakukan upacara Homa Yajna/Agnihotra.Upacara Homa Yajna/Agnihotra adalah upacara persembahan melalui api suci.Homa Yajna/Agnihotra di zaman globalisasi saat ini menjadi hal yang tidak lumrah di kalangan umat saat ini.Bahkan berapa orang mengatakan bahwa Homa Yajna/Agnihotra adalah adat/tradisi di India yang tidak sesuai dengan adat budaya Bali,Homa Yajna/Agnihotra pernah di laksanakan pada zaman kerajaan Dalem Waturengong yang bertujuan untuk kemakmuran kerajaannya,Homa Yajna/Agnihotra saat itu di pinpin oleh Danghyang Dwijendra dan Danghyang Astapaka.Demikian besarnya api Homa sehingga tanpa disadari api menjilat balai pemujaan sampai merambat ke kerajaan.Sejak saat itu berdasarkan keputusa Dalem,manggalaning kerajaan,HomaYajna/Agnihotra di hentikan dan dalam pelaksanaan berikutnya di ganti dengan api takep,pedupaan,dan sejenisnya.

2.       Rumusan masalah

a.            Pengertian Homa Yajna/Agnihotra
b.           Sumber Homa Yajna/Agnihotra
c.            Keutamaan Homa Yajna/Agnihotra
d.           Bahan-bahan dan peralatan
e.            Waktu dan tempat pelaksanaan


BAB II PEMBAHASAN

1.  Pengertian Homa Yajna/Agnihotra
Homa Yajna/Agnihotra berasal dari Bahasa sansekerta,dimana terdiri dari kata Agni dan hotra.Agni berarti api sedankan hotra adalah persembahyangan atau persembahan,jadi Agnihotra adalah sebuah ritual atau bentuk upacara persembahan.dalam veda semua yajna atau persembahan memiliki arti Agnihotra..pengertian yajna dalam veda persembahan yang dituangkan kedalam api suci,api suci yang dimaksud adalah api yang di hidupkan dan di kobarkan dalam khunda,khunda adalah lambang pengorbanan
Mengapa persembahan dimasukan ke dalam api?hal ini di sebutkan dalam Purana bahwa Dewa Agni(disimbulkan dengan api)adalah lidahnya Tuhan,sehingga maknanya adalah jika persembahan kita disampaikan melalui lidah Tuhan,maka persembahan tidak akan nyasar ke tempat lain.
Homa Yajna/Agnihotra adalah persembahan sehari-hari berupa cairan yang dituangkan ke dalam api suci .Terdapat dua dua macam Homa Yajna/Agnihotra yaitu ada yang di lakukan sebulan sekali dan di lakukan sepanjang aktivitas hidupnya.persembahan Havana di lakukan pagi setelah matahari terbit dan sore sebelum matahari terbanam

2.  Sumber Homa Yajna/Agnihotra

Telah kita ketahui bersama bahwa semua ajaran agama Hindu berasal dari kitab Suci Veda. Veda adalah sumber dharma (veda akilo dharmamulam). Tidaklah salah ,kalua dalam setiap kegiatan dan aktivitas manusia selalu berpegangan pada Veda. Begitu pula Homa Yajna/Agnihotra bersumber pada Veda. Disini khususnya pada mantra Atharva Veda XX.VIII.6 berikut

“Yatra suhardam sukrtam Agnihotra, Hutam yatra lokah,

Tam lokam yamni yabhisambhuva, Sa no himsit purusram pasumsca” Artinya:
“Dimana mereka yang hatinya mulia bertempat tinggal,orang yang pikirannya damai dan mereka yang mempersembahkan Agnihotra ,disanalah majelis(pemimpin masyarakat)berkerja dengan baik,memelihara masyarakat,tidak menyakiti mereka dan binatang ternaknya (Dr.Made Titib,paper Agnihotra)”
Sumber tertua tentang upacara Homa Yajna/Agnihotra dapat kita jumpai dalam Kitab Suci Veda khususnya Ag Veda X.66.8, demikian pula dalam Kitab Atharwa Veda VI.97.1.
Dalam Menawa Dharma sastra,parasara Dharma sastra,dan kitab-kitab suci lainnya Agnihotra selalu di sebut demikian juga dalam susastra Nusantara, Homa Yajna/Agnihotra di sebut dalam silakrama,kakawin Ramayana dan lain- lainnya.

3.  Keutamaan Homa Yajna/Agnihotra

 Segala sesuatu yang di ketahui atau di rasakan manfaatnya tentu akan di cari dan di kejar oleh umat manusia. Demikian juga halnya Homa Yajna/Agnihotra adalah persembahan yang di tuangkan ke dalam api suci adalah salah satu upacara Veda yang di lakukan setiap hari. Kitab Aitareyu Brahmaoa (V.26) menghubungkan upacara ini dengan seluruh Dewa (Viuve deva) yang diharapkan memberikan perlindungan dan kesuburan ternak. Sedangkan Kitab Kauuitaki Bramaoa (II.1) mengidentifikasikan persembahan Homa Yajna/Agnihotra adalah persembahan kepada Dewa Surya dan menurut Kitab Suci Veda (Ag Veda I.115.1) Surya adalah jiwa atau Atma dari seluruh alam semesta yang bergerak maupun tidak bergerak.Selain keutamaan yang disebutkan di atas Homa Yajna/Agnihotra juga mampu dan

bisa menetralisir energy-energy negative yang ad dimana upacara Homa Yajna/Agnihotra itu di laksanakan,Homa Yajna/Agnihotra bisa memberikan kebahagian,kemakmuran,kejayaan dan kesehatan bagi siapa yang taat dan tulus melakukanNya.

4.  Bahan-bahan dan Peralatan

Di dalam pelaksanaan sebuah upacara Homa Yajna/Agnihotra,tentu kita harus mempersiapkan bahan-bahan dan peralatan demi lancarnya pelaksanaan sebuah upacara.Bahan-bahan yang di perlukan dapat di bedakan menjadi dua yaitu bahan pokok dan bahan tambahan atau bahan yang di gunakan untuk jenis Homa tertentu.
a.            Bahan Pokok
Bahan pokok adalah bahan persembahan yang harus ada pada setiap pelaksanaan Homa Yajna/Agnihotra yaitu:
1)          Kayu bakar
Kayu bakar mempunyai peranan yang sangat penting,karena fungsinya sebagai bahan bakar untuk api selama puja di lakukan harus tetap menyala. Adapun beberapa kayu yang baik digunakan adalah kayu manga,beringin,cendana,intaran,majagau, bahkan ada juga yang menggunakan cowdunk (kotoran sapi yang di campur dengan daun alang-alang yang di keringkan) bahan ini harganya lumayan mahal.
2)          Ghee
Ghee adalah bahan yang terbuat dari mentega murni. Jika ghee asli (sudah jadi) sukar didapat. Bahan ini dapat di ganti dengan mentega murni tanpa garam yang di panaska kemudian di saring,semakin sering di saring dan dipanaskan akan semakin bagus,jika bahan itu juga sulit di dapat. Bisa juga di ganti dengan minyak kelapa asli.
3)          Samagri
Samagri yang di maksud disini adalah bahan-bahan dari tumbuhan seperti misalnya kacang-kacangan, beras merah, beras putih, beras hitam, beras kuning (ketan), bunga cengkeh, daun tulasi, daun bringin, daun bila, daun mangga, akar ilalang, akar-akaran yang biasa di pakai obat serta buah-buahan yang di keringkan.

b.           Peralatan Upacara
Untuk peralatan pemimpin upacara seperti Sulinggih, Pinandita/pemangku diharapkan sama seperti yang biasa dibawa saat muput upacara.
1)       Bebantenan
Pejati adalah banten persembahan paling kecil tetapi komplit. Ini dilakukan berkaitan dengan tradisi di Bali, yang menggambarkan bahwa sebuah pejati adalah inti sari dari persembahan kepada Tuhan. Dalam membuat banten upacara Homa Yajna/Agnihotra diharapkan tidak memakai daging binatang, ikan, telur, ini dilakukan untuk menghindari pelaksanaan yajna dengan Himsa Karma. Hal ini sangat ditetapkan pada mantra Agni puja, Agni Sukta No. 4 yaitu Agna Yam Yajnam Advaram dan seterusnya. Advaram disini berasal dari kata “dvar” yang artinya himsa didepan dvar ada “a” yang artinya tidak, sehingga disini berarti tidak himsa.
2)       Kunda
Kunda adalah titik sentral pelaksanaan Homa Yajna, karena semua kegiatan persembahan terpusat pada api suci didalam Kunda. Kunda biasa juga disebut “vedi”. Bahan kunda dapat dibuat dari:
·      Tembikar
Tembikar adalah tanah liat yang dipanaskan seperti pane/paso atau batu bata ditumpuk menyerupai piramida terbalik.
·      Lubang ditanah
Untuk keadaan tertentu misalnya untuk membersihkan bumi atau pekarangan rumah, toko, kantor, dll dapat dibuat lubang di dalam tanah dengan bentuk piramida terbalik.

·      Bahan logam
Bahan logam sangat bagus kalua dijadikan bahan kunda karena akan menyebarkan panas yang baik, sehingga kemungkinan api bisa berkobar dengan baik.
3)       Sendok dan tempat air
Sendok sebaiknya dibuat bertangkai panjang untuk menghindari panas saat menuangkan Ghee atau minyak ke dalam api suci. Sedangkan tempat air diisi air yang bersih atau air suci karena air ini akan digunakan untuk Acamana.
4)       Kue Manis
Kue manis adalah persembahan yang khusus dipersembahkan oleh sang Yajamana pada saat mantram SVISTAKRITE” diucapkan. Sesuai arti mantram bahwa sang yajamana dengana segala kekurangan dan ketidaktahuan memohon agar Tuhan berkenan mengabulkan segala permohonannya. Maka kue ini hanya dipersembahkan kedalam api suci oleh yajamana. Bahan-bahan kue ini haruslah dari bahan-bahan satvika, bebas dari daging, ikan, dan telur. Bahan kue sebaiknya sebaiknya dari susu, Ghee, beras atau gandum, kacang-kacangan, dan gula. Rasa manis dari kue diharapkan juga dirasakan oleh sang yajamana dalam perjalanan hidupnya. Artinya agar kita bisa menghadapi hidup ini dengan lebih manis dan selalu ada dalam karunia dan lindungan Tuhan Hyang Maha Esa.
5)       Bahan tambahan lainnya
Bahan tambahan yang baik dipakai untuk homa seperti homa Ganesa adalah yang biasa disebut dengan panca amertam yang terdiri dari susu (tengah), dadih/yoghurt (timur), Ghee/mentega murni (selatan), madu (barat), gula bali (utara). Untuk tujuan khusus atau yang cukup luas seperti mendem pedagingan, mulang dasar, dan lainnya banyak juga dipakai panca datu (tantra) atau bahan lainnya sesuai keperluan.
6)       Ucapan Svaha
Ucapan svaha pada setiap penuangan persembahan sangat penting artinya dalam homa yajna/agnihotra karena svaha berarti dewi (sakti) yang selalu menyertai dewa agni dalam upacara homa ini. Pengucapan kata svaha ini akan menjadi lebih baik jika disertai doa dalam hati sesuai tujuan upacara. Untuk upacara yang ditujukan kepada Dewa-dewa dipakai kata “Svaha”, sedangkan untuk pitara dipakai kata “Svadha”. Upacara untuk leluhur, ngaben (biasanya pelaksanaan homa dilaksanakan pada hari ke 12 setelah pengabenan).
7)       Abu suci
Abu suci yang dihasilkan setelah upacara homa selesai yang berupa abu/bhasma dapat dimohonkan sebagai surudan. Abu suci ini dapat bermanfaat untuk digunakan sebagai obat, penyengker karang, pupuk untuk kesuburan tanaman, dll yang harus disertai keyakinan dan doa yang tulus.

5.  Waktu Dan Tempat Pelaksanaan

a.                  Waktu Pelaksanaa
Untuk melaksanakan Homa Yajna/Agnihotra dapat dibagi menurut tujuan di laksanakannya Homa Yajna/Agnihotra. Untuk Sandhya Homa yang dilakukan oleh keluarga, kelompok, atau yang bersifat gabungan di laksanakan pada pagi hari setelah matahari terbit dan sore hari sebelum matahari terbenam. Untuk acara khusus seperti sanskara, perkawinan, dan lainnya waktu pelaksanaannya sesuai dengan kondisi.
b.                 Tempat Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan tergantung dari tujuan Upacara Homa Yajna/Agnihotra diadakan. Sebagai misal untuk Dewa Yajna bisa di lakukan di lingkungan area pura, merajan, dan tempat suci bersangkutan. Untuk Sanskara, Antyesthi (ngaben,nyekah) dan perkawinan sebaiknya di lakukan di pekarangan rumah. Tempat lain yang juga baik untuk melaksanakan homa adalah tempat mata air, sungai, danau, dan gunung serta tempat yang di anggap suci.





BAB III KESIMPULAN

Homa Yajna/Agnihotra adalah sebuah ritual atau bentuk upacara persembahan yang dituangkan ke dalam api suci. Sumber tertua tentang upacara Homa Yajna/Agnihotra dapat kita jumpai di dalam Kitab Suci Veda, khususnya Agveda X.66.8, Kitab Suci Atharwaveda VI.97.1, demikian pula di dalam Menawa Dharma Sastra, Parasara Dharma Sastra dan kitab-kitab suci lainnya Homa Yajna/Agnihotra selalu disebutkan.
Dalam pelaksanaan Homa Yajna/Agnihotra peralatan yang perlu disiapkan seperti: kayu bakar, ghee, Samagri, bebantenan, kundha, sendok, tempat air dan perlengkapan lainnya sesuai dengan tujuan dilaksanakannya Homa Yajna/Agnihotra.
Pada saat menghaturkan persembahan kedalam api suci selalu diikuti dengan ucapan “Svaha” yang memiliki makna atau arti Dewi (Sakti) dari Dewa Agni. Yang disertai dengan doa dalam hati yang tulus sesuai dengan tujuan dilaksanakannya Homa Yajna/Agnihotra.

SARAN

Pepatah mengaatakan tiada gading yang tak retak,apabila dalan tulisan ini ada kesalahan-kesalahan maka semuanya itu adalah semata-mata kesalahan- kesalahan penulis bukan kesalahan buku sumber.
Untuk itu penulis mohon pembaca yang budiman bersedia memberi petunjuk-petunjuk serta kritik saran yang membangun kepada penulis demi tulisan berikutnya


DAFTAR PUSTAKA
Dr Made Titib : Paper Agnihotra, Panca Walikrama Besakih 1999 Yayasan Bali Homa Yajna 2000 : Agnihotra (Homa Yajna)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar