Adat, Tradisi, Agama, Budaya Hindu Bali

Minggu, 29 Maret 2020

AJARAN TRI KAYA PARISUDHA DALAM KITAB SARASAMUSCAYA


AJARAN TRI KAYA PARISUDHA DALAM KITAB SARASAMUSCAYA




                          DISUSUN OLEH :
NAMA         : NI KADEK ARSANI
                          NPM             : 19.1.179
                          PRODI         : AGAMA HINDU
                         SEMESTER   : II




SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN AGAMA HINDU AMLAPURA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA HINDU




Om Swastyastu,
            Dengan penuh rasa syukur kami ucapkan atas asung kerta wara nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena atas ijin dan anugrahnya kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan judul “Ajaran Tri Kaya Parisudha dalam Kitab Suci Sarasamuscaya” yang disertai dengan kutipan sloka-slokanya.
            Jauh dari kata sempurna tentunya makalah yang telah kami susun ini dengan harapan semoga tulisan ini dapat menjadi pedoman dan juga wawasan pengetahuan tentang tingkah laku kita sebagai umat hindu untuk selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama Hindu.  Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada dosen Studi Agama-agama, I Komang Badra, S. Pd., M. Pd. H, karena telah memberikan tugas ini kepada kami sehingga kami dapat menambah wawasan dan pengetahuan dengan menyusun makalah ini. Ucapan terima kasih juga untuk semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
            Tidak lupa jga kami memohon maaf jika ada kekeliruan baik dari penggunaan kata maupun penulisan dari tulisan ini. Sekali lagi kami ucapkan Klungkung semarapura, kirang langkung nunas ampura, Suksma.
Om Santhi, Santhi, Santhi Om
                                                                                                    Pesaban 29 Maret 2020
                                                                                                                       
                                                                                                         Penyusun

           




2.1 Pengertian Tri Kaya Parisudha






1.1  Latar Belakang
Dengan perkembangan jaman saat ini yang sering disebut dengan jaman kali yuga tentunya banyak sekali pemahaman yang berbeda dari beragam masyarakat tentang makna dari ajaran-ajaran agama khususnya Agama Hindu. Karena itu pada jaman kali yuga ini hendaknya kita harus lebih mengintensifkan pengetahuan Agama untuk memperkuat moral dan mental dalam kehidupan sehari-hari, dimana sesuai dengan judul dari makalah ini Ajaran Tri Kaya Parisudha dengan berlandaskan Kitab Suci Agama Hindu.
Tentuya dijaman sekarang ini banyak sekali terjadi penyimpangan-penyimpangan terhadap ajaran-ajaran agama tersebut dimana manusia di jaman kali yuga ini lebih banyak mengutamakan kepentingan mereka sendiri dan tidak lagi menghiraukan perbuatan yang mereka lakukan tersebut benar ataukah malah akan menyakiti orang lain. Anak-anak pada jaman sekarang sudah jarang ditemukan menggunakan logika mereka untuk melakukan suatu perbuatan, sering kali ditemui terjadinya kekerasan dan juga perbuatan tercela di masyarakat. Maka dari itu kami tekankan bagaimana dan apa yang seharusnya dilakukan didalam kehidupan ini dengan melakukan perbuatan yang baik.
 Ajaran Tri Kaya Parisudha adalah salah satu ajaran agama Hindu yang mengajarkan kepada kita bagaimana seharusnya kita berkata-kata dan berucap yang baik dan benar, ajaran ini juga tercantum dalam Kitab Suci Hindu yaitu dalam kitab Sarasamuscaya. Hal tersebut akan diuraikan dalam makalah yang kami susun ini.

1.      Apa pengertian dari Tri Kaya Parisudha
2.      Bagaimana ajaran Tri Kaya Parisudha yang tercantum dalam kitab Sarasamuscaya ?



1.       Untuk mengetahui dan memahami ajaran Tri Kaya Parisudha dalam ajaran agama Hindu
2.       Untuk mengetahui dan memahami ajaran Tri Kaya Parisudha dalam kitab Sarasamuscaya.
1.      Menambah wawasan dan pengetahuan pembaca dan penulis tentang ajaran Trikaya Parisudha yang terdapat dalam pustaka suci Hindu.
2.      Mendalami segala bentuk Perbuatan baik itu dari pikiran, perkataan dan Perbuatan yang semestinya kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari





2.1 Pengertian Tri Kaya Parisudha
            Tri Kaya Parisudha mempunyai pengertian “Tri” artinya Tiga, “Kaya” artinya gerak atau perilaku dan “Parisudha” artinya Suci, jadi Tri Kaya Parisudha artinya tiga gerak atau perilaku manusia yang harus disucikan.
Tri Kaya Parisuda mempunyai tiga bagian diantaranya
1.      Kayika Parisudha yang artinya Perbuatan atau perilaku yang baik.
Kayika Parisudha timbul dari pikiran dan perkataan yang baik yang kita lakukan, perbuatan yang baik ditimbulkan karena adanya pengendalian diri dari kita sendiri. Menghindarkan diri dari pikiran dan perkataan yang negatif atau tercela.
2.      Wacika Parisudha artinya suatu perkataan yang baik.
Baik ataupun buruk ucapan yang kita ucapkan tergantung dari apa yang kita pikirkan dimana ucapan yang sering kita ucapkan seharusnya selaras dengan apa yang kita pikirkan dan apa yang kita ucapkan adalah suatu hal yang akan terjadi nantinya dengan artian apabila kita mengucapkan hal yang baik maka baik pula hal yang kita dapatkan dan juga sebaliknya.
3.      Manacika Parisudha artinya berpikir yang baik atau suci.
Pikiran merupakan penentu dari perkataan dan perbuatan, jika pikiran kita baik maka akan menghasilkan perkataan dan perbuatan yang baik pula. Karena pikiran adalah magnet dari diri kita, jika kita berpikir tentang berkh atau hal yang positif maka kita akan menarik berkah dan hal yang positif, jika kita berpikir tentang masalah maka kita akan menarik banyak masalah. Maka dari itu kita harus selau megolah pikiran yang baik dan selalu positif.
Demikian pengertian dari Tri Kya Parisudha sehingga dengan jelas bahwa kita sebagai manusia hendaknya berpikir, berkata dan berbuat yang baik sehingga terjadi keharmonisan dan saling menghormati dalam kehidupan ini. Perlu kiranya kita lebih memahami ajaran agama hindu kita untuk lebih memperdalam keyakinan dan jati diri kita sebagai umat Hindu di Bali untuk mencapai tujuan hidup manusia yaitu Dharma, Artha, Kama dan Moksa.

Di dalam kitab Sarasamuscaya sloka 73-76  disebutkan sepuluh hal untuk menjaga kesucian Tri Kaya agar menjadi suci, yang disebut Karma Patha. Tiga untuk menjaga kesucian pikiran, empat untuk menjaga kesucian kata-kata dan tiga untuk menyucikan perbuatan dan empat untuk menyucikan perilaku. Seperti yang dijelaskan dalam sloka-sloka dibawah ini di bawah ini:
1.    Sarasamuscaya (Sloka 73)
Manasa trividam caiva vaca caiva caturvinham
Kayena trividam capi dacakarma pathaccare
                                                                             
Hana Karmapatha ngaranya, kahrtaning indriya, sapuluh kwehnya ulahakena, kramanya, prawrttyaning manah sakareng, telu kwehnya; ulahaking wak, pat, prawrttyaning kaya, telu, pinda sapuluh, prawattyaning kaya, wak, manah, kengete
Artinya:         
Adalah karmapatha namanya, yaitu pengendalian hawa nafsu, sepuluh banyaknya yang patut dilaksanakan;nperinciannya; gerak pikiran, tiga banyaknya; perilaku perkataan, empat jumlahnya; gerak tindakan; tiga banyaknya; jadi sepuluh banyaknya, perbuatan yang timbul dari gerakan badan, perkataan dan pikiran; itulah patut diperhatikan.
            
2.    Sarasamuscaya (Sloka 74)
Anabhidhyam parasvesu sarvasatvesu carusam,
Karmanam phalamastiti trividham manasa caret
                                                                                           
Prawrttyaning manah rumuhan ajarakena, telu kwehnya, pratyekanya, si tan engine adengkya ri drbyaning len, si tan krodha, ring sarwa sattwa, si mamituhwa ri hana ning karmaphala, nahan tang tiga ulahaning manah, kahrtaning indriya ika.

Artinya:           
Tindakan dari gerak ikiran terlebih dulu akan dibicarakan, tiga banyaknya, perincian : tidak ingin dan dengki pada kepunyaan orang lain, tidak bersikap gemas kepada segala makhluk, percaya akan kebenaran ajaran karmaphala, itulah ketiganya perilaku pikiran yang merupakan pengendalian hawa nafsu.

3.    Sarasamuscaya (sloka 75)
     Asatpralapam parasyam paicunyamanrtam tatha,
     Vatvari vaca rajendra najalpennanucintyayet.

Nyang tanpa prawrttyaning wak, pat kwehnya, pratyekanya, ujar ahala, ujar aprgas, ujar picuna, ujar mithya, nahan tang pat singgahananing wak, tan ujarakena, tan angina-ngenan, kojaranya.     
Artinya ;
Inilah yang tidak patut timbul dari kata-kata, empat banyaknya, yaitu perkataan jahat, perkataan kasar menghardik, perkataan memfitnah, perkataan bohong (tak dapat dipercaya); itulah keempatnya harus disingkirkan dari perkataan, jangan diucapkan, jangan dipikir-pikir akan diucapkan.

4.    Sarasamuscaya (sloka 76) 
     Pranatipatam stainyam ca paradaranathapi va,
     trini papain kayena sarvatah parivarjavet.         

Nihan yang tan ulahakena, syamatimati mangalahal, si paradara, nahan tang telu tan ulahakena ring asing ring parihasa, ring apatkala, ri pangipyan tuwi singgahana jugeka.
Artinya :
Inilah yang tidak patut dilakukan : membunuh, mencuri, berbuat zina; ketiganya itu jangan hendaknya dilakukan terhadap siapapun, baik secara berolok-olok, bersenda gurau, baik dalam keadaan khayalan sekalipun, hendaknya dihindari saja ketiganya               

            Dalam kitab sarasamuscaya sloka 77 juga disebutkan pesan-pesan moral kepada umat manusia untuk selalu menjaga segala bentuk perbuatan, pikiran dan ucapan sehingga kita sebagai manusia hendaknya selalu membiasakan diri untuk melaksanakannya. Sloka tersebut berbunyi sebagai berikut

            Kayena manasa vaca yadabhiksnam nisevyate,
            Tadevaharatyenam tasmat kalyanamacaret

Apan ikang kinatahwan ikang wwang, kolahanya, kangenangenanya, kocapanya, ya juga bwat umalap ikang wwang, jenek katahwan irika wih, matangnyan ikang hayu atika ngabyas an, ring kaya, wak, manah.

Artinya :
Sebab yang membuat orang dikenal, adalah perbuatannya, pikirannya, ucapan-ucapannya, hal itulah yang sangat menarik perhatian orang, untuk mengetahui kepribadian seseorang; oleh sebab itu hendaklah yang baik itu selalu di biasakan dalam laksana, perkataan dan pikiran.





                Tri Kaya Parisudha merupakan suatu ajaran untuk mengendalikan diri dari segala bentuk perbuatan baik berdasarkan pikiran, perkataan dan perbuatan. Dengan adanya pikiran yang baik akan timbul perkataan yang baik sehingga mewujudkan perbuatan yang baik pula.
            Didalam ajaran Agama Hindu, kitab Sarasamuscaya dan kitab suci Hindu lainnya segala bentuk perbuatan yang dilakukan oleh manusia tidak terlepas dari pikiran atau manah semua bentuk perbuatan merupakan implementasi dari pikiran, baik dan buruknya perbuatan yang kita lakukan itu selaras dengan pikiran yang kita lakukan karena pikiran adalah magnet bagi manusia, jika kita berpikir tentang berkah atau hal yang positif maka kita menarik berkah dan hal yang positif pula dan jika kita berpikir masalah dan perbuatan yang tercela maka kita menarik banyak masalah dan hal yang buruk pula.
           
                Sebagai umat Hindu yang meyakini adanya ajaran Tri Kaya Parisudha, seharusnya kita memahami dan mencari kebenarannya ajaran dalam pustaka Suci yang kita miliki. Sudah seharusnya kita sebagai umat Hindu mampu menerapkan ajaran ini dengan selalu membiasakan diri untuk melakukan hal-hal yang baik meskipun sulit melakukannya di jaman kali yuga seperti sekarang ini akan tetapi janganlah semua itu menjadi penghalang kita harus terus berusaha sampai berhasil sesuai dengan tujuan agama Hindu yaitu untuk mencapai Dharma, Aetha, Kama dan Moksa.
            Selalu mengolah pikiran yang baik dan selalu tetap positif dan optimis, jika ingin mendapatkan apa yang kita pikirkan jadi berpikirlah yang positif, hidup akan secara otomatis akan menjadi positif pula.




I Nyoman Kajeng , dkk. 1997. Sarasamuscaya dengan teks Bahasa Sansekerta dan Jawa Kuno. Surabaya: Paramita.
I Ketut Wiana 1998. Beragama Pada Jaman Kali. Indonesia: Hanuman Sakti.
Tjok Rai Sudharta, M.A.dan Drs. Ida Bagus Oka Punia Atmaja 2001. Upadesa tentang Ajaran-ajaran Agama Hindu. Surabaya: Paramita.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar