Adat, Tradisi, Agama, Budaya Hindu Bali

Selasa, 31 Maret 2020

TRI HITA KARANA



Oleh : NI KETUT KARYANI
Nim   : 19.1.035
Topik : Tri Hita Karana


BAB I
PENDAHULUAN
Peruabahan waktu telah membawa kita pada jaman yang semakin berbeda, pola pikir yang berkembang pesat , telah menjadikan ketidak mungkinan menjadi sangat mungkin, tentu dengan adanya teknologi-teknologi canggih yang kian semakin mempermudah pekerjaan manusia. Aktivitas manusia tak lagi berbicara kekuatan otot namun seberapa kecanggihan otak manusia menciptakan teknologi-teknologi canggih seperti bermain trik magik. Seiring dengan perkembangan teknologi yang makin pesat, banyak orang mulai lupa akan pengetahuan tentang agamanya.
Pengetahuan agama semakin lama semakin kurang, bahkan anak muda sekarang banyak yang acuh tak acuh terhadap pengetahuan agama. Mereka lebih mementingkan teknologi dibandingkan agama. Padahal itu merupakan perkataan yang salah. Karena perkembangan teknologi dengan agama saling berhubungan. Seperti pepatah mengatakan ”teknologi  tanpa agama buta sedangkan agama tanpa teknologi akan lumpuh”. Kita sebagai umat Hindu perlu mengetahui ajaran-ajaran agama kita. Salah satunya adalah mempelajari ajaran menjalin hubungan yang harmonis kepada semua yang berada pada alam semesta ini dan yang menciptakan alam semesta.
Umat Hindu percaya ketika kita memberi pelayanan kepada alam semesta, maka alam semesta akan memberi pelayanan terbaiknya kepada kita. Contoh nyata saja yang dapat kita lihat pada saat ini bencana-bencana alam yang terjadi akibat ulah manusia sendiri, penebangan hutan secara liar yang menyebabkan tanah longsor, banjir, menipisnya lapisan ozon sehingga kian hari udara panas terasa menyengat kulit, polusi udara kian menjadi ancaman persebaran virus. Namun begitu sebaliknya, ketika kita menjaga lingkungan alam seperti melakukan penghijauan terhadap lingkungan tentu pohon-pohon yang kita tanam akan memberikan oksigen yang kita butuhkan serta membantu kita menyaring polusi-polusi udara yang kita hirup.
Diperjelas lagi dalam konsep ajaran agama hindu tentang Tat Twam Asi, yang artinya aku adalah kamu dan kamu adalah aku. Artinya baik kita, tumbuhan, hewan serta seluruh isi alam semesta ini adalah satu kesatuan yang tunggal yaitu Brahman. Dapat kita bayangkan ketika salah satu bagian organ tubuh kita  terluka tentu semua organ akan merasakan sakit luka tersebut, begitu juga kehidupan ini. Artinya sangat penting untuk kita menjaga keseimbangan agar terciptanya keharmonisan dan kesejahteraan.
Agar keseimbangan keharmonisan dan kesejahteraan di alam semesta ini senantiasa terjaga maka kita perlu suatu ajaran yang bisa kita amalkan untuk mencapai tujnuan tersebut. Umat Hindu sudah mempercayai suatu ajaran yang dapat menjaga keharmonisan dengan alam semesta berserta isinya yaitu Ajaran Tri Hita Karana. Kita harus menerapkan ajaran Tri Hita Karana dalam kehidupan sehari hari agar terciptanya keseimbangan keharmonisan dan kesejahteraan di alam semesta.



BAB II
PEMBAHASAN
Istilah Tri Hita Karana berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu dari kata Tri Hita Karana. Tri berarti tiga; Hita berarti baik, senang, gembira, lestari; Karana berarti penyebab atau sumbernya sebab. Tri Hita Karana berarti tiga buah unsur  yang merupakan sumbernya sebab yang memungkinkan timbulnya kebaikan. Ketiga unsur yang dimaksudkan dalam Tri Hita Karana itu, yaitu unsur Unsur jiwa(Atman); unsur tenaga; kekuatan, Prana; unsur badan wadah (sarira).
Kalau kita  dilihat dari Veda yang berkaitan dengan Tri Hita Karana ini, Nampak jelas tertuang dalam Kekawin Ramayana Sargah 1.3, yaitu bagaimana sang Dasaratha berbuat kasih kepada sesama mahluk ciptaan Tuhan, berbuat pemujaan kepada leluhur, dan pemujaan kepada Deva-deva. Perilaku hubungan yang selaras serasi dan seimbang manusia terhadap sesamanya, terhadap Tuhannya, terhadap Alam semesta beserta isinya akan menjadikan manusia utama seperti halnya sang Dasaratha. Jadi Tri Hita Karana sebagai perwujudan kesejahteraan dan kebahagiaan dimana ketiga unsur Ida Sanghyang Widhi/Tuhan (super natural power), Manusia (mikrokosmos), dan Alam semesta/Bhuwana (Macrocosmos) harus saling menjaga.
Bagian-bagian Tri Hita Karana adalah sebagai berikut:
1.      Parahyangan
Kata Parahyangan berasal dari bahasa sansekerta, dari kata ”Hyang”,yang berarti  Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Jadi, kata parahyangan berarti hubungan yang harmonis dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Dengan demikian kita harus menjalin hubungan yang harmonis dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, dengan cara menjalankan perintah-NYA dan menjauhi larangan-NYA.
2.      Pawongan
Kata Pawongan berasal dari bahasa sansekerta, dari kata”Wong”,yang berarti orang atau manusia. Jadi, kata pawongan berarti hubungan yang harmonis antara manusia dengan sesama manusia. Dengan demikian kita harus menjalin hubungan yang harmonis dengan sesama manusia, dengan cara saling menghormati dan saling menghargai satu sama lain.


3.      Palemahan
Kata palemahan berasal dari bahasa sansekerta, dari kata”Lemah”,yang berarti lingkungan sekitar/alam semesta. Jadi, kata palemahan berarti hubungan yang harmonis antara manusia dengan lingkungan sekitar/alam semesta. Dengan demikian selain menjalin hubungan yang harmonis denga Tuhan dan sesama manusia kita juga harus menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan sekitar/alam semesta dengan cara menjaga lingkungan sekitar dari kerusakan.
Untuk itu ketiga hal tersebut harus dijaga dan dilestarikan agar dapat mencapai hubungan yang harmonis. Sebagaimana dimuat dalam ajaran Agama Hindu bahwa ” kebahagiaan dan kesejahtraan ” adalah tujuan yang ingin dicapai dalam hidup manusia, baik kebahagiaan atau kesejahtraan pisik atau lahir yang disebut ” Jagadhita ” maupun kebahagiaan rohani dan batiniah yang disebut ”Moksa ”
Untuk bisa mencapai kebahagiaan yang dimaksud, kita sebagai umat manusia perlu mengusahakan hubungan yang harmonis ( saling menguntungkan ) dengan ketiga hal tersebut diatas. Karena melalui hubungan yang harmonis terhadap ketiga hal tersebut diatas, akan tercipta kebahagiaan dalam hidup setiap umat manussia. Oleh sebab itu dapat dikatakan hubungan harmonis dengan ketiga hal tersebut diatas adalah suatu yang harus dijalin dalamhidup setiap umat manusia. Jika tidak, manusia akan semakin jauh dari tujuan yang dicita-citakan atau sebaliknya ia akan menemukan kesengsaraan.
Ketika manusia satu dan yang lainnya dalam keadaan tidak menyatu atau berbeda beda seperti ada perbedaan ,dari kaya dan miskin, baik dan buruk ,dan hal-hal yang membuat kita tidak sependapat. Seperti adanya catur warna .  Didalam catur warna seolah –olah kita umat hindu memiliki perbedaan-perbedaan yang bisa memisahkan hubungan antara sesame. Menyadari hal demikian kita mesti selalu menjalin hubungan dengan sesama manusia, hubungan yang dimaksud dalam hal ini adalah hubungan yang baik atau saling menghormati dan saling membantu, simbiosis mutualisme, sebab hanya hubungan yang demikian dapat memberi arti kepada hidup manusia. Jadi untuk dapat memetik hikmah dari kehidupan bersama tersebut seseorang mesti tetap berpegangan kepada ajaran dharma, yang pada intinya mengharapkan agar dalam kehidupan di muka bumi ini seseorang mesti selalu mengukur dari diri sendiri. Setiap akan melangkah, seseorang diharapkan bertanya pada dirinya sendiri, apakah yang dia lakukan tersebut jika ditujukan kepada dirinya sendiri akan menyebabkan atau memberi akibat baik atau buruk. Itulah rahasia sederhana yang diajarkan dalam menempuh hidup bersama untuk memperoleh kesuksesan. Apabila semua itu direalisasika dalamkehidupan sehari-hari, maka tentunya tidak akan ada kesulitan dalam hidup manusia untuk mewujudkan tujuannya.
Perlu kita sadari umat manusia tidak bisa hidup tanpa alam semesta ( lingkungan ), dalam kitab suci Weda dijelaskan segala kebuthan hidup umat manusia hampir semuanya berasal dari alam semesta. Sekali lagi,manusia tidak bisa hidup tanpa alam semesta ( lingkungan ). umat manusia sangat erat sekali hubungannya dengan alam semesta, seperti yang kita ketahui semua kebutuhan hidup yang diperlukan oleh umat manusia bersumber dari alam semesta dan kita sama-sama merupakan ciptan Hyang Widhi Wasa ( Tuhan Yang Maha Esa ).  Seperti yang kita ketahui dari hasil hutan banyak sekali tumbuh-tumbuhan, baik yang bisa kita olah menjadi makanan, obat-obatan, bahan kecantikan, atau untuk bahan bangunan, peralatan mebel dan masih banyak lagi yang lainnya.
Tri hita karana juga memiliki kaitan yang sangat erat dengan karmapahala. Contohnya: seorang tukang kayu yang sembarangan mengambil kayu dihutan sehingga lama kelamaan hutan itu menjadi gundul pohon-pohon besar telah habis di tebang, ketika musim hujan otomatis  air hujan akan langsung turun ke rumah-rumah pemukiman warga karena tidak ada lagi yang menampung kadar air yang begitu tinggi. Sehingga menyebabkan  banjir dan bisa merusak aktifitas atau kegiatan- manusia itu sendiri. Dari contoh diatas tentu sudah sangat jelas bahwa hubungan tri hita karana dan kharma phala sangat erat. Ketika manusia tidak lagi menghiraukan lingkungannya maka lingkungan pula tidak akan pernah bersahabat dengan kita. begitu pula ketika manusia dan sesamanya tidak memiliki hubungan yang harmonis maka akan terjadilah gesekan-gesekan yang menyebabkan hal-hal yang tidak kita inginkan bersama apalagi ketika manusia dan ciptaannya tidak terjadi hubungan yang harmonis tentu akan berdampak sangan buruk bagi manusia.
Implementasi dari Tri Hita Karana bisa kita lihat dari pelaksanaan setiap bagian-bagian Tri Hita Karana yaitu Parahyangan, Pawongan dan Palemahan. Cara menjalin hubungan yang harmonis dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa adalah sebagai berikut:
a.       Sembahyang Tri Sandya 3 kali sehari
b.      Bertirta yatra
c.       Menyanyikan kidung suci 
d.      Membaca, memahami dan menjalankan isi kitab suci Veda
e.       Mebanten setiap hari raya nityakarma maupun naimitika karma
f.       Beryajna secara tulus ikhlas(nitya yajna maupun naimitika yajna)
g.      Melakukan tapa/semadhi
h.      Membersihkan tempat suci
i.        Tidak meminum minuman keras
j.        Tidak mencuri  
k.      Tidak membunuh
Dalam Bhagawadgita IX-14 dikatakan bahwa:
sataṁ kīrtayanto māṁ[7]
yatantaś ca dṛḍha-vratāh,
namastantaś ca maṁ bhaktyā
nitya-yuktā upāsate.

Terjemahan:
                   Berbuatlah selalu dengan hanya memuji-Ku
                   Dan lakukanlah tugas pengabdian itu dengan
                   Tiada putus-putusnya. Engkau yang memuja
                   Ku Dan tiada henti-hentinya itu serta
                   Kebhaktian yang kekal adalah dekat dengan-Ku
Kita sebagai umat  manusia yang beragama dan bersusila harus menjunjung dan memenuhi kewajiban antara lain, cinta pada kebenaran, kejujuran, keiklasan dan keadilan. Dengan demikian jelaslah hubungan manusia dengan tuhan. Hubungan ini harus dipupuk dan ditingkatkan terus kearah yang lebih suci lahir dan bhatin. Sesuai dengan swardharmaning  umat yang religious, yakni untuk dapat mencapai” moksartham jagadhita ya caitri dharma” yakni untuk  mencapai kebahagiaan hidup duniawi dan kesempurnaan kebahagiaan rohani yang langgeng(moksa).

Cara menjalin hubungan yang harmonis dengan sesama manusia adalah sebagai berikut:
a.       Saling menghormati satu sama lain
b.      Saling menghargai satu sama lain
c.       Sopan santun
d.      Ramah tamah
e.       Gotong royong(saling membantu)
f.       Kasih sayang yang tulus
g.      Berani berkorban demi teman
h.      Tidak iri hati dengan orang lain
i.        Tidak dengki dengan orang lain


Dalam manu smerti II,138 disebut :
“satyam bruyat priyam bruyam
Nabruyam satyam, priyam canartam,
Bruyat esa dharmah sanatanag”

Terjemahannya :
“Berkatalah yang sewajarnya jangan mengucapkan kata-kata yang kasar, walaupun itu benar. Jangan pula mengucapkan kata-kata leah lembut tetapi dusta, inilah hukum susila yang(Sanatana Dharma)”.
Perilaku yang baik adalah  dasar mutlak dalam kehidupan sebagai manusia, karena dengan berbuat susila manusia dapat meningkatkan taraf kehidupannya baik didalam sekala maupn niskala.

 Cara menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan sekitar/alam semesta adalah sebagai berikut:
a.       Rajin membersihkan kamar tidur saat bangun tidur
b.      Membersihkan kamar mandi
c.       Membersihkan halaman rumah(depan,samping maupun belakang rumah)
d.      Membuang sampah pada tempatnya
e.       Menjaga kebersihan taman
f.       Menjaga kebersiahan sekolah maupun kampus
g.      Merawat tanaman(menyiram, memupuk,dan menjaga keindahan tanaman)
h.      Melakukan penghijauan
i.        Tidak menebang hutan sembarangan
Jika semua itu sudah dilakukan, astungkara akan tercipta hubungan yang harmonis dalam kehidupan  ini. Serta akan terwujudnya kehidupan yang damai, tentram, aman dan sejahtera. Dengan demikian sangatlah penting  menjalin hubungan yang harmonis kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, kepada sesama manusia serta dengan alam semesta.






BAB III
PENUTUP

3.1  KESIMPULAN
Jadi dapat disimpulkan Secara leksikal Tri Hita Karana berarti tiga penyebab kesejahteraan. (Tri = tiga, Hita = sejahtera, Karana = penyebab). Pada hakikatnya Tri Hita Karana mengandung pengertian tiga penyebab kesejahteraan itu bersumber pada keharmonisan hubungan antara: Manusia dengan Tuhannya, Manusia dengan alam lingkungannya, Manusia dengan sesamanya
Dari pembahasan diatas juga dapat saya simpulkan bahwa sangatlah penting untuk kita mempelajari konsep Hubungan yang harmonis (Tri Hita Karana) dalam kehidupan ini. Karena dengan menjalin hubungan yang harmonis dalam kehidupan ini merupakan dasar untuk mencapai kehidupan yang damai, tentram, aman dan sejahtera. Dengan mengetahui konsep Tri Hita Karana, kita jadi lebih paham dan mengerti tentang konsep ini. Sehingga kita akan berusaha untuk mengamalkan dan menjalankan konsep Tri Hita Karana sebagai mana mestinya untuk mencapai kebahagiaan lahir dan bhatin baik secara Sekala dan Niskala.

3.2  SARAN
Saya berharap kepada seluruh umat hindu yang ada khususnya maha siswa agar menjaga hubungan harmonis dengan Ida Sang Hyang Widhi karena dari situlah kita mampu mengimbangi kesadaran kita sebagai umat manusia sadar akan kepentingan kita, dengan sesama dan lingkungan kita. Beliau mengajarkan pada umatnya agar mengindahkan ciptaannya agar terjadi keselarasan hidup yang ingin dicapai
Demikianlah makalah yang saya susun, jika ada kesalahan-kesalahan dalam penyusunan makalah saya ini, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya dan saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang sangat membangun demi kesempurnaan penyusunan makalah saya yang berikut-berikutnya.






DAFTAR PUSTAKA

Kardiasa,Didik.2012. Blog Tri Hita Karana. http://didik-kardiasa.blogspot.com/p/blog-page_8498.html?m=1 diakses pada : 26.03.20
Sandika,Made.2012. Makalah Agama Tri Hita Karana. http://imadesadikabagosgenjing.blogspot.com/2012/05/makalah-agama-tri-hita-karana.html?m=1 diakses pada : 26.03.20
Tarne,Wayan.2014. Implementasi Tri Hita Karana. http://wayantarne.blogspot.com/2014/10/implementasi-tri-hita-karana.html?m=1 diakses pada : 26.03.20













Tidak ada komentar:

Posting Komentar