Adat, Tradisi, Agama, Budaya Hindu Bali

Kamis, 26 Maret 2020

Reinkarnasi

OLEH :
NAMA :I KADEK SUARDIPA
NPM : 19.1.181
PRODI : PENDIDIKAN AGAMA HINDU

STKIP AGAMA HINDU AMLAPURA


PENDAHULUAN
Hakikat kehidupan merupakan suatu proses dan pemikiran manusia dalam mencapai kesempurnaan. Agama merupakan suatu keyakinan yang diperlukan manusia untuk memperoleh kedamaian dan kesenangan dalam mencapai kesempurnaan tersebut.Masyarakat Hindu Bali, dalam hidup beragama berpedoman pada ajaran Weda yang merupakan inti ajaran agama Hindu adalah Panca Sraddha atau lima kepercayaan pokok:
Percaya adanya ”Widhi Tatwa” berasal dari bahasa Sansekerta dari kata ”Widhi” dan ”Tatwa”. Kata ”Widhi” menakdirkan dan kata ”Tatwa” berarti filsafat. Jadi kata ”Widhi Tatwa” berarti filsafat yang menakdirkan atau filsafat tentang Tuhan (Sang Hyang Widhi Wasa). Tujuan agama Hindu, adalah mencapai kesejahteraan dunia dan kebahagiaan rohani. Untuk mencapai tujuan itu dapat ditempuh melalui empat jalan yang disebut Catur Marga. Diantara keempat jalan itu, Bhakti margaatau Bhakti Yogayaitu sujud kepada Tuhan, adalah jalan yang termudah. Dengan jalan Bhakti tidak memerlukan kebijaksanaan yang tinggi atau jnana. Oleh sebab itu sebagian besar umat manusia dapat melaksanakannya. Untuk menimbulkan rasa bhakti kepada Tuhan yang berwujud sukma maka perlu yakin dahulu dengan ada-Nya. Keyakinan dengan adanya Tuhan disebut ”Widhi Sraddha”.
Percaya adanya Atman Prabhawanyasebagai ”Brahma” (Dewa Pencipta). Tuhan Yang Maha Esa bersifat maha ada, maha kekal, tanpa awal dan tanpa akhir disebut Wiyapaka Ninvikara. Ini menunjukkan, bahwa Tuhan berada di mana-mana dan meresapi semua mahluk, termasuk manusia. Alam semesta ciptaan-Nya disebut dengan nama Bhuwana Agung (macrocosmos) dan jasmani manusia disebut Bhuwana Alit (microcosmos). Jasmani (microkosmos) dapat bergerak/hidup disebabkan oleh Tuhan. Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, yang berada dalam diri manusia disebut “Atma” atau Jiwatma.
Percaya adanya Karma Phalaberarti ”hasil perbuatan”. Menurut hukum perbuatan, maka karma phalaitu sejalan dengan hukum ”sebab akibat”. Bila kita memiliki tentang keyakinan hukum karma phalaitu, sangat bermanfaat bagi kehidupan umat manusia, sebab di dalamnya terdapat aksioma, yaitu hukum yang tak terbatalkan.
Percaya adanya Punarbhawa. Punarbhawajuga disebut dengan reinkarnasi, penitisan, dan samsara yakni yang turun kembali, berulang kali menjelma di Cradha Mayapada.
Percaya adanya Moksa yaitu bersatunya atma dengan Brahmanakan mencapai keadaan Sat Cit Anandayaitu kebahagiaan yang abadi, hal itulah yang dinamakan dengan Moksa. Moksa adalah salah satu bagian dari Panca Cradhayang merupakanpokok keimanan dalam agama Hindu. Dalam agama Hindu istilah moksa artinya dengan Mukti atau Kelepasan. Moksa merupakan tujuan tertinggi dalam hidup setiap orang, yang pencapaiannya didasarkan pada cinta kasih dan ketidakterikatan. Hal yang mesti ditempuh, adalah melalui usaha dan niat yang sungguh-sungguh yang didasarkan kepada kitab suci.
Kepercayaan terhadap reinkarnasi disebut juga Punarbawa, yaitu kelahiran kembali kedunia berulang kali berdasarkan karma, dan dalam hubungan dengan tubuh manusia digambarkan mengalami rantai lingkaran lahir, hidup, mati sebagai suatu proses. Reinkarnasi merupakan suatu peristiwa kerohanian yang dialami oleh setiap manusia yang hidup di dunia ini sebelum mencapai moksa, kesempurnaan.

PEMBAHASAN
Hakekat Reinkarnasi
Prinsip-prinsip reinkarnasi untuk memandang kehidupan dengan perspektif yang lebih luas yaitu dari sudut keabadian bahwa sang roh bertanggung jawab atas karmanya sendiri. Hukum reinkarnasi berlaku kepada setiap mahluk hidup berupa nasib yang harus diterima akibat perbuatan sebelumnya.
Dinyatakan dalam kesusastraan Veda sifat Tuhan yang pemurah, pengampun. Tuhan dipuja berulang-ulang dan Tuhan bersemayam didalam hati setiap orang dan memberikan kesempatan kepada semua mahluk hidup mencapai cita-citanya. Karunia Tuhan tak terhingga dan tak habis-habisnya, karunia Tuhan tanpa pamrih. Tuhan mencintai setiap mahluk hidup, sehingga berulang kali Tuhan memberi kesempatan untuk melampaui lingkaran kelahiran dan kematian. Menurut ajaran reinkarnasi, Tuhan menerima dan memelihara bahkan sejumlah kecil perbuatan yang baik walau dilakukan oleh orang-orang yang jahat. Karena itu, jika mahluk hidup mencapai kemajuan spiritual secuil saja dalam kehidupan, diperkenankan untuk maju dari tingkat tersebut.
Demikian sang roh dapat mengembangkan sifat-sifat rohani melalui banyak penjelmaan, sampai akhirnya sang roh tidak lahir kembali dengan badan material, sampai sang roh kembali bertempat tinggalnya yang asli didunia rohani.
Bhagawad Gita, kitab suci Hindu, sumber abadi tentang reinkarnasi, yang disabdakan oleh Sri Krisna, Personalitas Tertinggi Tuhan Yang Maha Esa, kepada Arjuna, kawan dan muridnya di KuruSetra, ditengah medan perang yang merupakan tempat sempurna untuk mendiskusikan reinkarnasi sebab dalam perang orang akan berhadapan langsung dengan pertanyaan-pertanyaan penting menyangkut kehidupan, kematian dan kelanjutan sesudah meninggal dunia.
Krisna bersabda tentang kekekalan sang roh dan tak seorangpun dapat membinasakan sang roh yang bersifat kekal itu. Untuk mengerti tentang reinkarnasi harus tahu bahwa ada perbedaan antara sang roh dan badan. Sifat dasar sang roh sebagai entitas hidup menempati wadahnya dan menerangi seluruh bagian dengan kesadaran.
Buku-buku tersebut sebagai sumber reinkarnasi yang berupa suatu dogma atau ajaran yang menjelaskan tentang reinkarnasi secara normatif. Reinkarnasi itu memang ada dan terjadinya reinkarnasi merupakan suatu proses berdasarkan keyakinan rasional.Konsep reinkarnasi menurut Upadesa, tentang ajaran agama Hindu menyebut reinkarnasi, juga ”punarbhawa”.
”Punarbhawa” berasal dari dua kata Sansekerta ’Punar” dan ”bhawa”. Kata ”Punar” berarti kembali dan kata ”bhawa” berarti menjelma ”Punarbhawa” adalah kelahiran kembali (menjelma) secara berulang kali.Disebut juga ”samsara” (mengembara) yaitu pengembaraan jiwa dari tubuh yang satu ke tubuh yang lain, dari bentuk kehidupan yang satu ke bentuk kehidupan yang lain.
”Bhagawad-gita” menjelaskan reinkarnasi berdasarkan kesadaran. Kesadaran adanya sang roh didalam badan. Kesadaran mempunyai sifat kekekalan inti yang menyebabkan hidup sang roh sesudah terleburnya badan.Tidak ada kelahiran maupun kematian bagi sang roh. Sang roh tidak mati apabila badan terbunuh, tetapi sang roh masuk ke dalam badan baru yang lain.
Teori evolusi dari E. B. Tylor menyatakan evolusi merupakan perkembangan dari tingkat rendah ke tingkat tinggi, terdorong oleh suatu kekuatan dari dalam untuk berevolusi.
Dalam hubungan dengan proses reinkarnasi evolusi yang dimaksud adalah evolusi kesadaran. Menurut ”Bhagawad-gita”, evolusi kesadaran merupakan perkembangan kesadaran berdasarkan karma yaitu:
Kesadaran merupakan tanda utama adanya kehidupan, sehingga satu entitas hidup dapat bergerak dan menghasilkan sesuatu.
Kesadaran sebagai sebuah energi sifat istimewa kesadaran kemampuan yang tetap ada.
Kesadaran memang betul-betul ada karena hanya dimiliki oleh diri sendiri.
Kesadaran bagian dari alam atau bagian dari realita.
Evolusi kesadaran dalam hubungan dengan hukum reinkarnasi, mengatur perjalanan kesadaran sang roh dari satu badan fisik ke badan fisik lainnya. Reinkarnasi berdasarkan pada prinsip tentang adanya kesadaran sang roh yang terpisah dari badan fisik atau badan jasmani dan mengatur perpindahan kehidupan dari satu bentuk badaniah ke bentuk badaniah yang lain berdasarkan karma.
Berdasarkan kesadaran, sang roh dapat mengubah karmanya. Sang roh didalam badan manusia berada dititik pertengahan dalam evolusi. Dari tingkat ini sang roh akan memasuki bentuk kehidupan, merosot atau turun, meningkat atau naik sampai bebas dari reinkarnasi.
Proses Reinkarnasi
Reinkarnasi disebut juga ”punarbhawa” (menjelma kembali), samsara (mengembara) yaitu pengembaraan jiwa dari tubuh yang satu ke tubuh yang lain, dari bentuk kehidupan yang satu ke bentuk kehidupan yang lain. Karma, adalah buah atau hasil dari perbuatan manusia sebagai hukum sebab-akibat.
Reinkarnasi dan karma merupakan satu kesatuan dalam proses reinkarnasi. Dalam perputaran ini atman mengalami keberadaannya di dalam tiga tempat, yang disebut Tri Loka, yaitu (1) Bhur loka, atau alam bawah, yaitu bumi; (2) Bhuah loka, atau alam tengah, yaitu udara; dan (3) Swah loka, atau alam atas, yaitu ruang angkasa, tempat yang ada di luar bumi dan udara.
Lamanya roh berada disetiap alam ini tidak sama, tidak dapat ditentukan lamanya, tergantung dari banyaknya baik-buruk karma yang dibawa oleh Atman. Antara karma dan reinkarnasi merupakan suatu jalinan kesatuan, yang mana karma, adalah perbuatan yang meliputi pikiran, perkataan dan perbuatan jasmaniah, sedangkan reinkarnasi, adalah perwujudan dari keseluruhan tersebut.
Setelah manusia mati, atmanya berada di alam sana dan tidak bisa berbuat apa-apa, kecuali hanya menikmati buah karmanya. Apabila sewaktu hidupnya di dunia karma baiknya lebih banyak, maka setelah mati atmanya akan lebih lama tinggal di sorga untuk menikmati kebahagiaan hingga buah karma yang dibawa habis. Setelah itu karma jeleknya akan menarik atman untuk menjelma kembali ke dunia. Karma sebagai pengalaman hidup manusia pada masa lalu yang membekas pada atma disebut karmawasana, seperti: kesenangan tertentu, pengetahuan tertentu, maka sebelum atma itu menjelma ke dunia, terlebih dahulu mencari dan memilih calon orang tua (suami-istri) yang cocok dengan karma wasananya. Watak dan sifat calon orang tua inilah yang dapat menarik atma akan dilahirkan kembali.
Orang Hindu percaya, bahwa yang menumpuk pada kehidupan sebelumnya pindah ke masa kini dan sangat menentukan wujud kelahiran jiwa kembali. Setiap orang Hindu berusaha menghindarkan diri dari efek karma pada kelahiran kembali berikutnya dengan melakukan perbuatan baik atau dharma. ”Bhagawad Gita” mengajarkan berbuatlah dharma, bahwa itulah satu-satunya cara supaya dapat dilahirkan kembali dengan sedikit karma. Karma yang buruk memastikan, bahwa jiwa manusia akan kembali pada kehidupan yang akan datang dengan tingkat yang lebih rendah, karma yang baik ke tingkat yang lebih tinggi.
Manusia dalam menjalankan kehidupan berbuat atau berkarma sesuai dengan triguna yang terdapat dalam dirinya yang selalu bergerak aktif. Perbuatan yang dilakukan itu, kadang-kadang disadari, kadang-kadang tidak disadari dan perbuatan tersebut ada yang baik, ada yang tidak baik yang semua itu disebut karma yang bersumber pada Tri Kaya Parisudha, yaitu (1) manacikaatau pikiran; (2) wacika atau perkataan dan (3) kayika atau perbuatan.
Perbuatan atau karma yang bersumber pada pikiran, ucapan, perbuatan, akan mendapatkan hasil atau phala, sehingga hukum karma atau hukum alam yang menjelaskan bahwa segala perbuatan akan menimbulkan hasil. Perbuatan baik akan menimbulkan kebaikan dan perbuatan jahat akan menimbulkan penderitaan.
Karmaphala itu ada 3 macam, yaitu sebagai berikut.
Samcita Karmaphala, yaitu karma masa lampau yang baru dapat dinikmati hasilnya dalam kehidupan atau kelahiran sekarang mungkin masih utuh, mungkin pula merupakan sisanya.
Prarabda Karmaphala, yaitu karma yang dilakukan sekarang yang hasilnya dapat diterima sekarang dan biasanya habis dalam kehidupan sekarang juga.
Kriyamana Karmaphala, yaitu karma yang tidak sempat hasilnya dinikmati sekarang, tetapi akan dinikmati hasilnya dalam kelahiran yang akan datang.
Semua bentuk kehidupan yang diperbuat manusia pada masa lalu akan terhimpun dan menjadi dasar hidup dari kelahiran seseorang sekarang maupun kelahiran yang akan datang, sesuai dengan evolusi kesadaran sang roh dapat mengubah karmanya. Sang roh didalam badan manusia berada dititik pertengahan dalam evolusi, bisa merosot atau turun, meningkat atau naik sampai bebas dari reinkarnasi.
Apabila diperhatikan kelahiran manusia didnia ini semakin lama semakin bertambah banyak. Ini bukan berarti bahwa kelahiran itu ditentukan oleh reinkarnasi yang selalu mengalami proses perputaran, melainkan karena kridanya (kasasinya) Brahman yang melahirkan (energi) dan akasa (materi) yang jumlah satuannya tidak terhingga dan dapat berubah-ubah, namun jumlah dalam keseluruhannya itu tetap, dalam arti tidak bertambah maupun berkurang. Hanya bentuk, tempat dan susunannya yang selalu mengalami perubahan.
Atman yang suci adalah atman yang lepas, bebas, tidak terikat oleh karmawasana dan tidak mengalami inkarnasi, sehingga dapat mencapi moksa, yaitu Atman kembali bersatu dengan Brahman. Atman yang mengalami moksa dapat menguasari ruang dan waktu dapat keluar masuk disegala tempat dengan laluasa, dan dapat menjelma di dunia apabila diperlukan. Penjelmaan kembali didunia ini disebut ”awatara”.
Atman yang dapat menjalani ”awatara” telah berubah fungsi sebagai dewa, yaitu wakil Brahman yang dalam tugasnya untuk mengatasi kesulitan atau kesusahan umat manusia yang hidup di muka bumi ini yang tidak dapat diatasi oleh manusia sendiri, maka dewa akan ”awatara”.Makna reinkarnasi, suatu lingkaran kehidupan lahir, hidup, mati secara berulang kali sebagai suatu proses, karena kesadaran sang roh untuk masuk ke bentuk kehidupan baru berdasarkan karma.
Sebelumnya sang roh mengembara di angkasa menikmati karma baik yaitu ”Sorga” dan karma buruk yaitu ”Neraka”. Demikian seterusnya sampai sang roh suci berada pada titik kesempurnaan, kekal abadi yaitu ”Moksa”.
Sang roh sebagai sinar suci Tuhan, percikan Tuhan, diciptakan Tuhan kembali ke sang pencipta, Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan tujuan kehidupan.

Bukti – bukti Reinkarnasi
Terdapat banyak orang, baik yang sekarang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Mereka ingat akan hidupnya yang berkali-kali didunia pada kehidupan yang lalu, seolah-olah seperti mengingat kejadian-kejadian di dalam hidupnya yang sekarang ini. Dalam hal ini yang digunakan adalah ingatan jiwa, yang dapat mengingat masa-masa kehidupan yang lalu. Tuhan maha adil, kelebihan dan kekurangan seseorang adalah karena perjuangan dirinya sendiri yang melekat pada ingatan jiwa dalam reinkarnasi hidup berulang-ulang.
Tentang seseorang yang selalu berbuat jahat, tetapi hidup sekarang selalu beruntung dan sebaliknya seseorang yang selalu berbuat baik, tetapi dalam hidupnya ini ia selalu menderita. Dalam hal ini, mereka yang selalu berbuat jahat tetapi hidupnya beruntung/bahagia karena ia menerima karma baiknya pada masa kehidupan sebelumnya, dan mereka yang selalu berbuat kebaikan tetapi hidupnya menderita/sengsara karena ia menerima karma buruk dari perbuatan tidak baik dari kehidupan pada masa lampau. Inilah reinkarnasi dan hukum karma.
Hukum keturunan, terdapat sifat-sifat khusus yang terdapat pada seseorang dari orang tuanya baik dari pihak ibu maupun bapak atau bentuk kombinasi. Tetapi ada seseorang yang mempunyai kecakapan dan budi pekerti luhur, padahal dari sejarah nenek moyangnya tidak ada bakat-bakat seperti itu, yang bisa bersifat baik atau buruk. Inilah karena reinkarnasi dan hukum karma.
Kemampuan seseorang karena faktor bawaan yang merupakan kemampuan intuisi yaitu ingatan kembali pada suatu kenyataan yang telah diketahuinya pada waktu reinkarnasinya terdahulu.
Manusia sebenarnya tidak mati, yang mati adalah badan fisik sedangkan roh tetap hidup dan akan terua bereinkarnasi tetapi atmanya terus abadi karena merupakan bagian/percikan para Atman/Brahman. Atman-Brahman adalah satu.

Interpretasi Masyarakat Hindu Bali tentang Reinkarnasi
Kehidupan masyarakat Hindu Bali, bersumber pada ajaran kitab suci Veda yaitu ”Panca Sradha”. Masyarakat Hindu Bali percaya dan yakin bahwa reinkarnasi yang diajarkan dalam kitab suci Veda itu benar-bernar ada, selalu terjadi dan di alami oleh hampir semua manusia. Oleh karena itu, dalam pemikiran masyarakat Hindu Bali ajaran tersebut sebagai pedoman yang harus dihormati dan dipatuhi dalam menjalani kehidupan.
Pandangan masyarakat Hindu Bali, pada prinsipnya adalah segala sesuatu yang ada didunia ini berasal dari yang satu, dari keadaan kosong namun berisi, yang mengalirkan dan mengembangkan prana (energi) dan akasa (materi) sehingga terbentuklah alam semesta dengan segala isinya, dengan keadaan dan kejadian yang beraneka macam termasuk bentuk-bentuk kehidupan dan energi kehidupan. Itulah hakikat tertinggi, Yang Maha Kuasa, Yang Maha Agung, yang dalam istilah keagamaan disebut ”Sang Pencipta” dengan proses ”Ciptaannya”. Pandangan tersebut dapat memperjelas pemikiran masyarakat Hindu Bali dalam mengetahui dan memahami reinkarnasi.
Ajaran reinkarnasi memiliki nilai positif sebagai pedoman yang mengandung suatu tuntunan dalam menjalani kehidupan untuk menyadarkan umat manusia agar selalu berpikir, berkata dan berbuat yang baik sesuai dengan ajaran ”Tri Kaya Parisudha”.
Ajaran reinkarnasi memiliki nilai positif sebagai pedoman untuk menuntun umat manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup karena manusia memiliki keinginan dan kenikmatan dunia (kama), yang untuk pemenuhannya membutuhkan materi (artha) dan manusia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan itu. Tetapi manusia pada akhirnya akan mati dan setelah itu tidak ingin menderita (reinkarnasi), ingin lepas, bebas dan hidup damai selamanya (moksa). Oleh karena itu manusia dalam menjalani kehidupan harus melakukan kebaikan (dharma), sesuai dengan ajaran ”Catur Purusa” atau ”Catur Purusartha”.
Ajaran reinkarnasi memiliki nilai positif, yang mengandung suatu tuntunan agar manusia mampu untuk memahami keberadaan dirinya dalam menjalani kehidupan bersama unsur-unsur yang membentuk wataknya. Berdasarkan pemahaman tersebut dengan potensi yang dimiliki terjadi keseimbangan, keharmonisan hubungan antara dirinya dengan sesama, dengna lingkungan dan dengan penciptanya sesuai dengan konsep ”Tri Hita Karana”.

KESIMPULAN
Pemikiran masyarakat Hindu Bali tentang reinkarnasi, bersifat dogmatis yang bersumber pada ajaran agama Hindu yaitu ”Panca Sradha”, dan sudah merupakan suatu keyakinan yang harus ditaati dalam menjalani kehidupan.
Reinkarnasi memang ada dan selalu terjadi, merupakan suatu lingkaran lahir, hidup, mati,, secara berulang kali berdasarkan karma, roh tetap hidup dengan terleburnya badan. Sebelumnya sang roh mengembara diangkasa menikmati karma baik yaitu ”Sorga”, karma buruk ”Neraka” dan akhirnya masuk kebentuk badan baru.
Proses reinkarnasi terjadi karena kesadaran sang roh untuk masuk kebentuk kehidupan baru sesuai karma, dan sang roh dalam kehidupan dapat merubah karma, mau turun atau merosot, naik atau meningkat.
Demikian seterusnya sampai sang roh suci berada pada titik kesempurnaan, kekal abadi yaitu ”moksa”.Reinkarnasi memiliki nilai positif sebagai pedoman untuk menuntun umat manusia dalam menjalani kehidupan untuk melakukan kebaikan sampai tingkat kerohanian kesucian atau kesempurnaan yaitu ”Moksa”.

SUMBER – SUMBER
Sri Srimad.A.C. Bhaktiwedanta Swami Prabhupada. 2002. Kembali Lagi, Ilmu Pengetahuan Reinkarnasi. Bali: Hanuman Sakti. 2008. Kehidupan Berasal Dari Kehidupan. Bali: Hanuman Sakti.
Sudharta Tjok Rai. 2005. Upadesa Tentang Ajaran Agama Hindu. Surabaya:Paramita.
http://repository.uin-suska.ac.id/5817/3/BAB%20II.pdf
https://www.qureta.com/post/apakah-reinkarnasi-memang-ada
http://kb.alitmd.com/punarbhawa-atau-reinkarnasi-menurut-hindu/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar