Adat, Tradisi, Agama, Budaya Hindu Bali

Minggu, 29 Maret 2020

MAKNA TIRTA YATRA PERUBAHAN DIRI

MAKNA TIRTA YATRA PERUBAHAN DIRI


OLEH:
NAMA : NI MADE AYU ARIANTARI
NPM : 1.91.176

STKIP AGAMA HINDU AMLAPURA
2019


PENDAHULUAN.
Weda memberikan banyak cara untuk mengamalkan ajarannya Weda sumber Agama Hindu.Tujuannya untuk mendapatkan kemampuan menrubah prilaku diri dan bersama.Dalam Sarasamuscaya 177: yang menyatakan:
Phalaning Sang Hyang Weda
 inaji kina wruhaning Ayuning Sila muang Acara.
Maksudnya:Pahala belajar Weda untuk mendapatkan pengetahuan memper baiki prilaku dan memperbaikan kebiasaan hidup bersama.
Tirthayatra sebagai salah satu wujud beragama Hindu yang prosesinya diharapkan mendtang perubahan diri kearah yang semakin baik.Tirtha Yatra merupakan bagian dari DharmaYatra sebagai salah satu dari enam methoda pembinaan kehiduoan beragama Hindu yang ditetapkan oleh Parisada Hindu Dharma Pusat melalui Pesamuan Agung th 1988. Enam methoda pembinaan kehidupan beragama Hindu itu adalah:
Dharma Wacana : ceramah/penyuluhan Agama.
Dharma Tuula : diskusi ke Agamaan Hindu.
Dharma Yatra : perjalanan suci termasuk Tirtha Yatra.
Dharma Gita : mengkidungkan kidung Keagamaan.
Dharma Santi;saling kunjung mengunjungi dalam perayaan Agama.
Dharma Sadhana : melakukan Yoga/meditasi.
Enam methoda pembinaan kehidupan beragama Hindu itu bisa dilakukan juga secara terpadu,seperti misalnya Dharma Wacana juga sekali gus mela kukan Dharma Tuuala. Demikian juga Tirtha Yatra dapat dipadukan dengan Dharma Wacana ,Dharma Tuula,Dharma Gita dan juga Dharma Santi dengan mengunjungi umat disekitar tempat tujuan Tirtha Yatra. Bahkan ke enam methoda pembinaan umat dapat dipadukan lewat Tirtha Yatra.Keenam methoda pembinaan umat Hindu di Indonesia untuk menanamkan secara mendalam agar ajaran Agama Hindu itu diserap secara utuh,seimbang dan ' ' berkelanjutan. Dengan demikian tahapdemi tahap kontek beragama Hindu itu konek dengan teks pustaka sucinya.



PEMBAHASAN
Lima Syarat Tritha Yatra Sukses.
Tirtha Yatra tidaklah sekedar berkumpul dari Desa atau rumah terus pergi ke tempat-tempat suci untuk bersembahyang,meditasi dan berdana punia di tempat suci tersebut. Tirtha Yatra harus dilakukan dengan beberapa syarat yang telah ditetapkan dalam pustaka suci sebagai pedoman yanag seyogianya dipahami dan ditaati dalam melakukan Titha Yatra. Adapun syarat tersebut dinyatakan dalam beberapa pustaka suci diantaranya dalam pustaka Sarasamuscaya sbb:
Akrodhanasca rajendra satyacita drdhavratah
Atmaupamasca bhutesu sa .
tirthaphalamasnute (Sarasamuscaya 277)
Maksudnya ; orang yang prilakunya tidak dikuasai oleh nafsu marah,jujur dan patuh pada kebenaran Weda atau Satya,menguasai indrianya.taat dan patuh pada janji dirinya atau pageh ring Brata.selalu menyayangi semua makhluk .Kalau lima hal itu dilakukan Tilrtha Yatra yang dilakukannya akan sukses memberikan pahala mulia.
Tirtha Yatra artinya pergi ketempat-tempat suci.Tirtha Yatra itu adalah salah satu cara mengamalkan ajaran Hindu. Tujuan utamanya adalah adanya Tirtha Yatra dalam diri Artinya adanya perubahan diri kearah yang semakin benar,baik dan wajar.Tirtha Yatra itu dalam Sarasamuscaya 279 dinyatakan cara penyucian diri yang sangat utama lebih utama dari melakukan Upacara Yadnya.Teks Sarasamuscaya tersebut sbb;
Apan mangke kottamaning Tirtha Yatra,
atyanta pawitra Iwih saking kapaawaning yajnya, wenang ulahekena ring daridra.
Maksudnya; Sebab keutamaan Tirtha Yatra itu amat suci,lebih utama dari pada penyucian dengan Upacara Yadnya.Tirtha Yatra itu dapat dilakukan oleh yang miskin sekalipun.
Tentunya Tirtha Yatra ini tidak dipertentangkan dengan Upacara Yadnya Karena saat Tirtha Yatra dapat juga dipadukan dengan Upacara Yadnya.
Bahkan selesai Upacara Yadnya seperti selesai Upacara Ngelinggihang Dewa Pitara dapat dilakukan Tirtha Yatra. Atau pada saat hari raya keagamaan Hindu pun dapat dilakukan sambil Tirtha Yatra.
Seperti halnya - Upacara Yadnya menurut Bhagawad Gita XVII.11 hanya • Upacara Yadnya yang Satvikalah yang akan memberikan pahala mulia.Sedangkan Upacara Yadnya yang Rajasika dan Tamasika akan memberikan pahala yang sebaliknya Demikian jugalah halnya dengan Tirtha Yatra.Tidak sembarang Tirtha Yatra memberikan pahala mulia.Tirtha Yatra yang dapat memberikan pahala mulia menurut Sarasamuscaya 277 adalah Tirtha Yatra yang diselengarakan dengan lima syarat yaitu:
Tan katamaning krodha artinya orang yang tidak dikuasai oleh nafsu marah. Marah adalah kondisi dimana kesadaran budhi dan kecerdasan intelektual berada dibawah nafsu marah.Keadaan itulah yang menutup sinar suci Brahman menyinari hidup manusia.Kalau nafsu marah itu berada dibawah dominasi kesadaran budhidan kecerdasan intelektal.maka nafsu marah itu bisa diredam sehingga tereduksi tidak menghalangi karunia Tuhan yang senantias melimpah.Ekpresi marah itu menimbul kan vibrasi buruk pada diri sendiri dan pada lingkungan.Kalau masih swering dikuasai oleh nafsu marah,maka Tirtha Yatra yang dilakukan tidak akan berpaha mulia.Bahkan justru sebaliknya membawa manusia semakin jauh dari karunia Tuhan.
Kasatyaan artinya patuh pada kebenaran Weda dan juga berarti kejujuran.Benar menurut Weda itu adalah dinamika hidup yang senantiasa berada di jalan Tuhan. Pikiran,perkataan dan prilaku selalu berada di jallan Tuhan. Itulah kebenaran.Kalau dalam kehidupan sehari -hari lebih banyak berbuat yang tidak benar,seperti berniat, berkata dan berbuat jahat, memfitnah.ber bohong dan sejenisnya,maka Tirtha Yatra yang dilakukan tidak memberi pahala mulia,Berbuat benar baik dan tepat memerlukan ketahanan mental yang tangguh.Apa lagi Jaman Kali ini sungguh banyak tantangan dan hambatan nya.namun sangat mulia pahalanya,termasuk Tirtha Yatra yang kita lakukan akan ber pahala mulia.Sangat dibutuhkan konsistensi pikiran dan keyakinan yang kuat sehing ga untuk berpegang pada yang benar,baik dan tepat.Punya keyakinan bahwa pikiran yang benar diwujudkan dengan ucapan yang benar dan tindakan yang bensar.Kalau pikiran,ucapan dan perbuatan senantiasa berada di jalan Satya maka Tirtha Yatra yang dilakukan akan .memberi pahala mulia.
Rajendra. Maksudnya menguasai Indria.Pikiran juga disebut Rajendria artinya Rajanya Indria. Karena dalam Manawa Dharma Sastra,pikiran itu disebut Eka Dasendria atau indria yang kesebelas.Lima indria disebut Panca. Budhindria dan lima indria lagi disebut Panca Karmen dria dan yang kesebelas adalah pikiran.Idialnya pikiran itulah yang seyogianaya menguasai gerak langkah sepuluh indria tersebut. Denagn kecerdasan pikiran indria dipelihara agar sehat sempurna dan dengan pikiran pula indria itu dikendallikan dinamikanya agar selalu berada di jalan Dharma. .Kalau hal tersebut sudah dilakukan dengan baik barulah Tirtha Yatra itu memberikan pahala mulia.
Pageh ring Brata artinya teguh mentaati janji diri. Brata artinya janji diri.Dalam implementasinya Brata itu menjadi disiplin hidup untuk memajukan kehidupan baik kehidupan mental spiritual maupun kehidupan fisik materiall. Banyak orang gagal dalam menjalankan disipilin hidup ini karena tidak kuat mentalnya menghadapi ber bagai godaan hidup.Ayurveda XX.25 menyatakan bahwa Brata itulah dasar mencapai Diksa atau hidup yang cerah secara rokhani. Diksa itu dasar mencapai Daksina atau hidup terhormat.Hidup terhormat itulah hidup yang kuat dan mantap Sraddha atau keyakinannya pada Tuhan dengan sabdanya.Dengan Sraddha itulah hidup dijalan kan dijalan Satya atau kebenaran Veda. Itulah hasilnya kalau kita Pageh pada Brata. Ini juga syarat yang diajarkan oleh Sarasamuscaya untuk mencapai pahala mulia melakukkan Tirtha Yatra.
Masih ring sarwa Bhuta artinya hidup ini harus untuk menyayangi dan melindungi lingkungan alam agar alam selalu eksis dengan kemurnian alaminya.Karena kalau lingkungan alam itu rusak tercemar manusiapun tidak bisa mendapatkan hidup yang selayaknya.Dalam berbagai sumber sastra suci Hindu menyatakan bahwa hidup ini baru bisa terselenggara dengan baik apabila yang pertama-tama dilakukan adalah upaya untuk mensejahtrakan alam lingkungan atau Bhuta Hita agar alam selalu terjaga kwantitas dan kwalitas kemurnian alaminya. Bentuk upaya pelestaraian lingkungan itu dalam ritualnya disebut Bhuta Yadnya.Hakekat Bhuta Yadnya adalah bukan pembataian lingkungan tetapi pelestarian lingkungan alam agar benar- benar Bhuta Hita atau alam itu sejahtra dan tak terganggu eksistensi a;laminya menumt hukum Rta..
Pustaka Sarasamuscaya 277 ini sebagai arahan yanc sangat mulia bagi kita umat Hindu pada umumnya terutama bagi umat pengamalan ajaran Hindu yang sangat - mulia menurut pusta ka suci. Tuntunan pustaka Sarasamuscaya ini-sangat mulia untuk diperhatikan oleh umat yang akan melakukan Tirtha Yatra. Ini artinya Tirtha Yatra itu bukan sekedar datang ke Pura atau tempat-tempat suci tanpa memperhatiikan konsepnya.Hal ini perlu dikemukakan lebih serius untuk mencegah adanya Tirtha Yatra hanya untuk ber wisata belaka. Yang lebih utama dari itu adalah adanya perubahan diri bagi umat yang melakukan Tirtha Yatra menjadi diri yang semakin baik hidup di jalan Dharma.

DAFTAR PUSTAKA
Bhagawad Gita (Panca Veda) oleh G. Pudja MA, SH. Penerbit Paramita Surabaya
Sarasamuscaya Smerti Nusantara. Penerbit Paramita Surabaya
Https://googleweblight.com-2020/10.Pengertian-Tirta-Yatra


Tidak ada komentar:

Posting Komentar